Tempat yang terbilang cukup luas untuk diisi dua orang. Lumayan nyaman dan sejuk. Ditemani oleh kicauan burung serta tidak terdapatnya kebisingan yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor. Sungguh nyaman tempat ini.
"Ayo masuk!", ajak Trika kepada mereka semua.
Langsung masuklah mereka dan melihat keadaannya kesana kemari.
"Lumayan", sahut Zahra.
"Apanya?", tanya Bayu.
"Rumahnya lah. Ukuran gini buat diisi dua orang doang mah lumayan gede".
"Ada bapaknya kan".
"Iye, Pak Ahmad kan ada di Jakarta dodol".
"Udah-udah. Malah pada ribut, yaudah duduk", perintah kembali Trika. "Disini kamarnya ada tiga, di depan buat laki-laki aja ya. Itu kamarnya Raden. Kalau yang perempuan kamarnya dekat ruang makan, itu kamar aku. Yaudah kalian langsung istirahat aja", lanjut Trika menjelaskan tempat untuk mereka beristirahat.
"Kamu?", tanya Clara.
"Aku dikamar belakang. Itu kamar Bapak".
"Oh, oke deh".
"Kak Tiv, lu kenapa dah? Ngantuk? Yaudah sana tidur", tanya Rai kepada kakak perempuannya itu dan menyuruhnya untuk beristirahat. Sepertinya kelelahan.
"Eumm... Yaudah, aku tidur duluan ya", sahut Tiva.
"Yaudah deh gue juga", lanjut Zahra.
"Ziska, ayo", sahut Ranti mengajak Ziska untuk beristirahat bersamanya. Tidak dengan Clara yang belum mau langsung ke kamar.
"Gua juga dah, cape banget", ujar Bry.
"Gua ikut", lanjut Bayu diikuti Rian.
"Abdi?", tanya Zul sambil menunjuk dirinya.
"Yaudah ayo tidur", ucap Bayu sambil menarik tangan Zul.
"Idih, lu berdua masih normal? Hahaha", tanya Bry.
"Eh, Astaghfirullahal'adzim. Gua masih normal. Naudzubillah", timpal Bayu sambil bergedik dan melepas tangannya dengan tangan Zul.
"Hmm, kalau gitu. Aku juga mau ke kamar, kalau ada apa-apa panggil aku aja ya", timpal Trika.
Dibalas senyum oleh Kak Naher, Rai, dan juga Clara yang masih berada diruang tamu.
"Kak Clara gak ke kamar?", tanya Rai.
"Gue mau ngasih tahu sesuatu ke kalian sebentar", sahut Clara yang sedang memikirkan sesuatu. "Jadi gini, waktu gue diem aja dan Zahra ikut-ikutan diem itu karena kita sengaja mau rencanain sesuatu buat Bry. Besok dia ulang tahun. Dan Tiva juga udah tahu kok. Ya kita rayain kecil-kecilan aja tapi berkesan buat dia", lanjutnya sambil melirik kesana kemari memastikan Bry tidak sedang disana atau bahkan menguping pembicaraannya.
"Oh, Bry yang tadi dirumah sakit berantem sama kamu?", tanya Kak Naher.
"Iya, Kak. Jadi gue mohon, kalian berdua bisa ikut berpartisipasi dalam rencana ini ya. Untuk Trika sama Ziska, nanti kita bakal kasih tahu mereka".
"Zul?".
"Kayanya bakal dijelasin besok sebelum beraksi atau pas Bry udah tidur. Lihat reaksi sahabat-sahabat gue aja kak, hehehe".
"Oke dah, in syaa' Allah kita bakal ikut ngerayain. Urusan gampang itu mah, hahaha", ucap Rai.
"Makasih ya. Yaudah gue mau ke kamar dulu".
![](https://img.wattpad.com/cover/177164676-288-k16060.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Cahaya {SUDAH TERBIT}
General Fiction📌 Seorang gadis yang mengalami masa kebimbangan selama hidupnya. Baik senang-sedih, senang-kecewa, atau senang-sedih-kecewa Ketika dirinya bertemu dengan seseorang yang tak pernah ia duga sebelumnya. Ia pun berniat untuk memperbaiki penampilannya...