Pemberangkatan ✈

9 0 0
                                    

Hari ini, tepat hari dimana Tiva harus berangkat untuk melanjutkan sekolahnya di Belanda. Pasti sangat sedih bagi Tiva untuk meninggalkan orang-orang yang ia cintai dengan begitu cepat.

"Va, udah siap belum? Nanti ketinggalan pesawat loh", sahut Kak Naher dari bawah.

"Iya-iya, udah siap nih. Yuk berangkat!", ucap Tiva saat tiba dibawah dan ternyata sudah ada orang tuanya, Kak Naher, dan juga Rai yang sudah siap untuk mengantarkannya ke bandara.

Dalam perjalannya menuju bandara, Tiva masih membayangkan soal Rian kemarin. Kata ada apa dengannya? Menghantuinya terus-menerus semalaman. Ada apa pula dengan dirinya yang terus membayangkan sahabatnya itu.

Setibanya dibandara, ada beberapa orang spesial yang sudah menunggunya sedari tadi. Entah mereka tahu dari siapa kalau dirinya akan berangkat hari ini. Kak Naher mungkin, dia memang orang yang super updet.

"Tivaaaaa", panggil seseorang dari kejauhan.

"Zahraaaa", sahut kembali Tiva sambil memeluk sahabatnya itu.

"Tiva, gue bener-bener gak mau ditinggalin sama lo".

"Aku gak akan lama kok, Ra. Kan aku udah bilang ke Rian, kalo dia harus jagain kamu", tiba-tiba Tiva melepaskan pelukannya dari Zahra.
"Rian mana? Kok gak ikut sama kalian?", lanjutnya kembali menanyakan soal keberadaan Rian.

"Katanya dia ada urusan".

"Oh gitu. Eh iya, kalian tahu darimana kalo aku berangkat hari ini?".

"Dari Kak Naher, hehehe", timpal Clara.

"Bener dugaan ku. Hahaha, emang ya tuh kakak satu embernya kebangetan. By the way, kamu tahu nomor Kak Naher darimana?".

"Loh kenapa? Ya, kakak lo sendiri lah yang tiba-tiba ngechat gue. Hehehe, sorry ya Tiv".

"Hahaha enggak kok, gapapa. Yaudah, kita kesana yuk", ajak Tiva kepada mereka berempat untuk mendekati Ayah Jodi, Ibu Risa, Rai, dan juga Kak Naher.
"Kak, tahu nomor Clara darimana?", tanya Tiva kepada kakaknya itu.

"Semalem, gua diem-diem masuk ke kamar lo. Teruz cari nomor salah satu temen lo lah. Nah, kebetulan paling atas itu ada nomornya Clara. Yaudah, gua chat aja".

"Hmm... dasar modus".

"Siapa juga yang modus? Seudzon".

Suara pemberitahuan bahwa pemberangkatan menuju Belanda sekitar 10 menit lagi, maka bagi penumpang yang sudah berada di bandara harap bersiap-siap.

Hati Tiva sangat sedih dan sakit untuk meninggalkan orang-orang yang ia sayangi. Merasa berat Tiva untuk meninggalkannya. Tapi apa boleh buat, ini untuk kebaikan dirinya dan juga orang-orang yang ia sayangi nantinya.

"Sayang, jaga diri kamu baik-baik ya. In syaa' Allah Ayah, Ibu, Rai, dan Kak Naher bakal kesana ngejenguk kamu kalo tidak ada halangan ya", pesan sang Ayah kepada anak gadis satu-satunya itu.

"Jaga kesehatan ya, sayang", lanjut sang Ibu.

"Iya Bu, Ayah. Tiva bakal jaga diri baik-baik kok dan yang terpenting adalah kesehatan. Ayah sama Ibu juga ya. Kak Naher, tolong jagain Ayah, Ibu, dan juga Rai ya. Kalian harus saling menyayangi, oke", ucap Tiva.

"Pasti. Kalo gua sih mau-mau aja ya jagain nih curut. Tapi tau deh nih anak", sahut Kak Naher sambil melirik ledek ke arah Rai.

"Weh...weh....weh... sembarangan kalo ngomong. Demi kakak gua yang tercantik ini apa sih yang enggak", ujar Rai sambil menggoda Tiva.

"Hahaha, basi!".

Dari situ, Tiva langsung menghadap ke arah sahabat-sahabatnya.

"Bay, tolong sampein apa yang udah aku kasih ke kamu ya", lanjut Tiva kepada Bayu.

"SIAP!!! In syaa' Allah gua bakal jalanin amanah dari lu", jawab Bayu cepat.

"Yaudah sana, nanti ditinggal terbang loh", timpal Kak Naher.

"See you", ujar Tiva sambil melambaikan tangannya kepada mereka.

Hilang sudah langkah Tiva dari hadapan mereka. Tiva yang sempat berpelukan dengan Ibu serta Ayahnya. Sangat tersentuh hati Tiva saat merasakan Ibunya menangis di dekapannya tadi. Tapi, ada sang Ayah yang berusaha menenangkannya dan menjelaskan bahwa biarkan lah Tiva mencari ilmu sejauh mungkin.

Sahabat-sahabat Tiva, sangat menyayanginya. Apalagi Zahra, ia salah satu teman yang selalu heboh bagi Tiva. Jadi, sulit sekali bagi Tiva untuk meninggalkan Zahra. Apapun itu bentuknya, keadaan, atau dalam posisi bagaimana pun. Pasti akan dipertemukan kembali oleh orang-orang yang kita sayangi. In syaa' Allah.

# Pasti akan dipertemukan kembali oleh orang-orang yang kita sayangi. Sesuai hati, tapi jangan sampai tersakiti lagi. Jika itu berjodoh 🎯

Mau dilanjut gak nih?? 😅

Jalan Cahaya {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang