Hal yang Tak Terduga 🎉

18 3 0
                                        

Masih dengan suasana di hari spesial yang bahagia.

Waktu perlahan-lahan berganti. Mereka semua masih berada di cafe, dengan balutan canda tawa dan bahagia pada hari lahirnya Tiva sekarang. Entah ada apa dan entah apa yang ingin Kak Naher sampaikan ketika acara makan-makan ini. Dia pun berdiri diatas podium.

" Mohon perhatiannya sebentar untuk semua tamu undangan yang ada disini. Ada beberapa hal yang ingin gua sampaikan ke kalian semua. Semoga, apa yang gua sampaikan ini bisa menghibur kalian semua. Aamiin", ujar Kak Naher saat sudah berada di podium.

Ternyata, Kak Naher menyampaikannya lewat sebuah lirik lagu yang sengaja dia buatkan untuk adik tersayangnya. Ia menampilkannya bersama anggota bandnya itu. Ternyata dia hebat juga ya. Kakak yang paliiinggg aku sayang, ujar Tiva dalam hati sambil tersenyum.

" Lagu ini, kalimat ini. Sengaja gua buat untuk seseorang yang emang bener-bener gua sayangi. Walaupun dia jutek, cuek, susah di atur, gampang marah, emosian. Tapi gua tetep sayang sama dia, apa pun itu, dialah adik tercinta gua. Lativa Putri Fatimah", ucap Kak Naher setelah menyanyikan sebuah lagunya tadi.

Ketika Kak Naher mengucapkan beberapa kalimat tadi, semua orang disini melirik ke arah Tiva. Mungkin mereka ingin tahu lanjutan ucapan dari Kak Naher.

" Selamat hari lahir ya adikku tersayang. Semoga bisa lebih baik dari sebelumnya dan bisa lulus dengan nilai yang cukup terbilang memuaskan. Daaan satu lagi, mudah-mudahan impian lo pengen kuliah di Belanda tercapai. Aamiin Allahumma Aamiin" , lanjut Kak Naher dengan diikuti yang lain mengucapkan kata 'Aamiin'.

Tiva sangat beruntung sekali mempunyai kakak yang perasaannya melebihi rasa pacar. Tiva dan Kak Naher tidak mempunyai kekasih, sebab mereka cukup merasakan kasih sayang seorang kakak dengan adiknya yang juga melebihi rasa kasih sayangnya seseorang yang mempunyai kekasih.

" Uuuh so sweet. Gue gak nyangka loh, Va. Kakak lo ganteng buanget, pinter merangkai kalimat yang khusus cuma buat lo, adiknya sendiri. Apalagi sama pacarnya kali ya? Gue jadi suka. Ehh---", sahut Zahra yang sedari tadi diam dan akhirnya bicara juga.

" Tapi Va, lo beneran mau kuliah di Belanda? Kenapa? ", tanya Bry.

" Hahaha makasih ya, Ra. Cieee, lo suka sama kakak aku ya? Hahaha. Kebeneran banget sih dia gak punya pacar, gimana dong?", jawab Tiva dengan nada meledek.

" Va, jawab pertanyaan gua", ketus bry.

" Hmm... ".

" Hallo", sahut Kak Naher yang tiba-tiba menghampiri mereka.
" Boleh gabung?", lanjutnya dengan senyuman.

"Syukurlah, untung Kak Naher dateng" , batin Tiva dalam hati.

" Ohh, silahkan kak silahkan", jawab Zahra spontan.

" Ngapain kak kesini?", tanya Tiva kepada Kak Naher.

" Pengen gabung aja. Pengen kenalan sama temen-temen lo juga, masa gak boleh sih".

" Yaa boleh aja sih. Tapi gak ada yang ditaksir kan?" (Senggol Zahra).

" Gak ada mungkin, hahaha. Oh iya, yang anaknya pemilik cafe ini, yang mana?", lanjut Kak Naher.

" Saya kak. Ada apa ya?", jawab Clara.

" Oh gapapa, makasih ya udah mau nyewain tempatnya buat adik tersayang gue ini" (cubit hidung Tiva).

" Oh iya, sama-sama kak. Ini emang udah rencana kita kok, makanya kita ngirim surat ke rumah kalian", lanjut Clara sambil melirik ke arah Kak Naher dan juga Tiva.

" Makasih ya, Cla", sahut Tiva.

" Yaudah gua pulang duluan ya, Va. Jangan malem-malem ya pulangnya", ujar Kak Naher yang sekaligus pamit kepada mereka berenam.

" Iya iya kak tenang aja".

" Ayo, Rai kita pulang ", lanjut Kak Naher kepada Rai yang berada tak jauh dari tempatnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, dimana cafe sudah terasa sepi. Orang-orang pun sudah banyak yang meninggalkan tempat ini, mereka pun bergegas pulang ke rumah masing-masing.

Clara yang pulang bersama Ayahnya. Rian yang pulang bersama Zahra. Tiva yang pulang dengan Bayu, serta Bry yang pulang sendirian.

#bahagia itu sederhana.

Yuk di swipe up 🔝😅

Jalan Cahaya {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang