Cafe Clarissa ☕

20 5 0
                                    

Di perjalanan, Tiva hanya diam sambil melihat suasana diluar. Karena ia belum pernah keluar rumah lagi untuk jalan-jalan bersama orang tuanya, Kak Naher, dan juga Rai ketika baru saja pindah rumah.

Sesampainya disana, mereka langsung turun dari mobil dan mencari tempat yang kapasitasnya cukup untuk mereka semua.

Dipanggillah pelayan cafe oleh Zahra dengan di bawakannya daftar menu yang telah dipersiapkan.

" Saya Cappuccino Coklat ya mba. Lo apa, Va? ", tanya Zahra.

" Milk Shake Vanila aja ", jawabnya cepat.

" Oke. Kalian langsung pesen aja deh, udah tahu ini kan kesukaan lo-lo pada ", sahut Zahra kepada para sahabatnya itu.

Entah ini canggung atau bukan, tapi rasa jantung yang Tiva rasakan sekarang sangat berbeda. Bukan sakit jantung namanya kalau dalam keadaan canggung gini. Menurutnya, ini benar-benar berbedaaaa banget.

" Oh ya all, gue mau kenalin ke lo semua nih. Ini Tiva, pasti kalian udah pada tahu semua lah ya. Secarakan dia anak baru, hehe. Tapi gue mau nanya satu hal ke lo semua ", ujar Zahra dengan wajahnya yang serius melebihi seriusnya ketika bertemu soal kimia dan matematika yang tidak disukainya.
" Gimana kalau Tiva jadi sahabat kita? Kalian terima dia kan? ", lanjutnya.

" Yeuh, kirain apaan. Ya boleh lah. Apa sih yang enggak buat dia, hahaha ", jawab salah satu sahabatnya yang katanya dia dijuluki tukang gombal dikelas, disertai anggukan dan senyuman dari sahabat yang lainnya.

"Alhamdulillah. Oh ya, Va. Ini nih namanya Bayu, si tukang gombal. Biasanya sih dikelas dijuluki raja gombal. Tapi tenang aja, dia lucu kok orangnya, seru lagi. Denger-denger sih dia suka sama yang itu tuh, namanya Clara. Tapi sayangnya, si Clara gak suka sama dia tuh. Hahaha (semua ikut tertawa) ".

" Diiih, apaan sih lo? Rese! ", ketus Bayu.

" Hahaha iya maaf. Nah ini Clara, pemilik cafe ini, lebih tepatnya sih Ayahnya. Namanya sih Clarissa, tapi kita biasa panggilnya Clara ", ujar Zahra kepada seorang gadis yang sedang membaca buku, ternyata dia juga mempunyai hobby yang sama dengan Tiva dan juga Zahra.

" Kalau yang ini Rian, dia banyak penggemarnya. Udah badannya yang tinggi, putih, ketua OSIS pula. Siapa sih yang gak tertarik sama dia, hahaha. Ya tapi dia itu rada malu-malu juga sih kadang, seterusnya mah rusuh, malu-maluin malah kalo udah akrab banget sama dia. Nah yang ini nih, ini orang yang melebihi Rian kalau udah rusuh. Namanya Bry, kepanjangannya susah. Makanya kita manggilnya Bry aja, lebih singkat, jelas, dan padat ", lanjut Zahra panjang memperkenalkan sahabat-sahabatnya itu.

"Padat. Dikira nama gua tanah liat apa ya? Kan isinya padat", sahut Bry kepada Zahra yang tadi sempat diperkenalkan olehnya kepada Tiva. Dan direspon ketawa oleh mereka yang seolah-olah bisa menyelimuti kesedihan Tiva hari ini.

#Jangan bosan-bosan untuk mampir ke cerita "fine" nya ya.
Syukran 💕

swipe up yuk 😉🔝

Jalan Cahaya {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang