19. kenyataan

20 3 0
                                    

Pov fisa.
________
Aku mulai bingung akan aku sendiri. Kata orang orang namaku fisa. Tapi aku tak ingat apa apa. Bahkan saat aku mencoba untuk mengingat kepala ku sakit seperti mau copot dari tempat nya.
Bahkan aku sempat marah pada diriku sendiri. Kenapa di saat aku ingin mengingat selalu saja nihil.

Kini aku hanya berdua di ruangan ini. Ya berdua dg sosok lelaki yg menagku diri nya adalah tunangan ku.
Padahal aku gk ingat apa apa.

Huft tuhan gk adil kenapa tuhan mengirim ku jika aku tak tahu apa apa.
Mataku melihat ke arah sofa yg di atas nya ada lelaki itu. Ya lelaki yg mengakui diri nya sbg tunanganku.
Aku lupa namanya. Panggil saja 'pengaku' untuk sementara.
Detik jam membuat ku merasa risih. Ruangan ini sungguh sepi. Aku bosan dg ini.

  Jam menunjuk kan pukul 23:21.
Ya ini tengah malam. Tapi kenapa aku gk bisa tidur??.
Aku memaksakan mata ku untuk terpejam. Hingga akhir nya aku tenggelam di alam mimpi.

Pov berhenti
____________

Pagi harinya sekitar pukul 07:30.
Fisa sudah terbangun bahkan sudah di periksa oleh dr. Khususnya yaitu dk. Mizan. Ya dr. bedah syaraf. Dan kelihatannya juga masih muda. Sayang saja dia sudah menikah dan belum punya anak. Istilah nya menunda dulu.

Ednes menggeliat di atas sofa. Lalu terbangun dg wajah lesu. Matanya kini menatap fisa yg juga menatap dirinya. Ednes mencoba untuk tersenyum walau pun dirinya tau bahwa senyum nya tak akan di balas oleh fisa.
Ednes mulai mendekati fisa.
"Pagiiii gimana keadaan nya??" Sapa ednes ceria.
"Baik. Oh ya aku cuma mau tanya emang iya ya kamu ini calon suami aku??" Tanya fisa serius.
"Iya dong" jawab ednes dg wajah sumringah.
"Tapi kok bisa ya padahal aku tuh gk punya RASA sama kamu" ucap fisa serius.
'Deg!!!!' Bagai disambar petir rasanya hati ednes. Bagai mana mungkin fisa bicara seperti itu padanya.
Tapi ednes sadar fisa seperti ini gara gara dia. Dan apapun yg terjadi nanti dia harus siap menerimanya dan ednes juga berjanji pada dirinya sendiri kalau dia akan selalu berusaha untuk menjaga dan merawat fisa hingga pulih.
Ednes mengembangkan senyumnya.

"Kalau gitu... anggap saja aku sahabat mu" kata ednes tersenyum.
"Baiklah"jawab fisa seraya mengancungkan tangan nya ke ednes untuk salaman.
"Deal" jawab ednes menjabat tangan fisa.
"Apa segampang itu fis lupain aku??"batin ednes yg menatap mata fisa.
"Kenapa??"tanya fisa heran.
Ednes menggelengkan pelan kepalanya.
"Eh dr. Mizan udah kesini??" Tanya ednes.
"He.em udah kok tadi pagi" jawab fisa.
"Oh... jadi aku kesiangan bangunnya" kata ednes menggaruk kepalanya yg gk gatel.
"Heh dasar kebo" balas fisa melengos.
Ednes hanya meringis.

'Gpp lah yg penting komunikasi yg lancar mungkin pelan pelan bisa membantu' batin ednes.

'Ceklek' pintu ruangan di buka.
Ternyata anggun yg datang dg seorang wanita cantik berambut ikal.
"Pagi" sapa anggun dan wanita rambut ikal itu.
"Pagi juga" jawab fisa dan ednes bareng.
Anggun dan wanita itu mendekat.
"Fis... kenal aku kan??"tanya anggun.
Fisa menatap lekat mata anggun namun hasilnya nihil kepalanya kini malah sakit.
"Gk usah di paksa fis... aku anggun fis istrinya samin dan ini awid sahabat kita dulu. Dan kamu tau gk kalo awid ini istrinya dr. Yg ngerawat kamu. Dr. Mizan" salam kenal anggun.
"Fis ini aku awid inget kan?? Temen lu yg dulu suka jahillin lu,bikin lu kesel,bahkan marah" sapa wanita rambut itu yg ternyata sahabat fisa sendiri. Istri dari dr. Mizan. Namanya awid.
Fisa hanya menggeleng pelan. Lalu menatap ednes penuh tanda tanya. Ednes yg merasa di tatap hanya mampu untuk tersenyum lalu menggeleng. Maksud ednes biar fisa gk terlalu mikirin hal itu.

'Ceklek' pintu di buka. Muncul lah dr. Mizan dg membawa jarum jarum suntik di tangan nya.
"Loh sayang kok ada di sini??" Tanya dr. Mizan heran melihat awid yg statusnya emang istrinya.

"Kamu kok gk bilang sih sama aku kalo fisa masuk RS??"tanya awid tajam.
"Ya mana aku tau sayang kalo sahabat kamu yg namanya fisa itu ternyata dok. Fisa rekan kerja ku di RS ini" jawab dr. mizan lembut.
"Kan ada anggun.... masak kamu lupa sih sama anggun??" Tanya awid gk mau kalah.
"Loh kata bunda anggun gk dateng pas nikahan kita 6bln lalu. Ya mana aku tau sayang"jawab dr. mizan yg tetap lembut.
"Duh... stop!! Nih maksud nya apa sih kok ribut ribut gini... ini kita niat nya jenguk bukan liat kalian berantem" omel anggun menatap dr. mizan dan awid secara bergantian.

Awid hanya melengos sebal dan dr. mizan langsung melanjut kan tugas nya yaitu mengambil darah fisa untuk mengetahui ada kemajuan/ tidak kesehatan fisa.
Selesai mengambil darah fisa dr. Mizan langsung pamit keluar.

"Fis gimana sakit??" Tanya ednes.
Fisa hanya menggeleng pelan tanpa menoleh ke adnes.
Ednes hanya bernafas kecewa karna merasa dirinya telah terlupakan bahkan pertanyaannya pun tak di gubris oleh sang pujaan hati.

"Fis nes... aku mau pamit pulang ya. Lain kali kalo ada waktu aku kesini lagi. Soalnya aku lagi sibuk banyak kerjaan di butik" pamit awid seraya memegang tangan fisa.
"Aku juga fis soalnya aku lagi banyak kerjaan di resto"pamit anggun.
"Cepet sembuh ya" do'a awid.

Setelah nya ke dua wanita cantik itu pergi dari ruangan fisa untuk melanjutkan pekerjaan mereka yg bisa di katakan banyak sibuk nya.

'Aneh kenapa banyak yg kenal aku padahal aku gk kenal sama mereka' batin fisa heran.

Tamu masih terus berdatangan mulai dari kel. Fisa, ayu ,adit , b.erna ,solfi.
Mereka masih terus berjuang untuk berusaha mengembalikan ingatan fisa. Entah itu berwujud do'a / pun usaha. Yg penting niat mereka sama yaitu membantu fisa untuk kembali ke ingatannya.
Hari ini fisa sedikit demi sedikit fisa mulai bisa tersenyum bahkan tertawa kecil saat sang ayah dan kakaknya menceritakan pengalaman masa kecil fisa yg gemesin. Bahkan yg lainnya juga ikut bercerita tentang pengalaman fisa di masa remaja.

Ednes hanya diam duduk di sofa dalam ruangan inap fisa .manik matanya menatap sg pujaan hati sudah mulai bisa tersenyum kembali walau pun harus melupakan kenangan tentang dirinya.
Ingin rasanya ikut bercerita tentang pengalaman nya dan fisa. Tapi ednes mengurungkan niat nya karna takut merusak suasana hari ini.

'Kenyataan memang gk selalu indah. Kadang kenyataan pahit datang dalam hidup mengisahkan kenangan pahit dan sakit. Tapi ini hidup scenario masih terus berlanjut dan akan berhenti saat tuhan menyatakan tamat dalam hidup kita.
Fis... bahagia ku saat aku bisa melihat kamu tertawa bahagia. Bahkan aku rela pergi jika itu yg membuat kamu bahagia. Karna kamu adalah bukti dari betapa baiknya tuhan padaku
I love you even more fisa. Cepatlah sembuh agar kita bisa menulis cerita lembaran baru bersama dalam hidup ini'
batin ednes tersenyum seraya terus memandang fisa yg masih saja tertawa bahagia atas cerita masa kecilnya.

----------selesai----------
♡♥

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang