29.di culik

15 2 0
                                    

dr. Vian dan ayu segera mendapat pertolongan.
Dr. Mizan dan dr. Randy yg menemukan mereka ber-2 tengah tergeletak lemah di pinggir empang.
Setelah pingsan hampir 2jam kini ke-2nya telah sadar.
Dan kini mereka berdua tengah bercerita akan nasib yg menimpa mereka ber-2.
Dan kini ruang tamu itu berasa seperti ruang pengadilan.

"Terus ini masalahnya dr. Fisa dimana??kok bisa hilang sih??" Tanya dr. Mizan frustasi akan masalah ini.
"Aku gak tau terakhir aku liat fisa pas dia dorong aku ke vian terus aku gk tau dia kemana" jawab ayu menangis di pelukan dr. Riska.
"Polisi?? Udah di hubungi??" Tanya dr. Randy.
Dr. Vian dan dr. Mizan hanya mengangguk.

"Kalau pimpinan RS. tau bisa di marahin habis habis an kita... lagian ngapain sih pake acara keluar keluar segala gk izin lagi sama ketua" kata dr. Mauren kesal.
"Ren ini bukan waktu yg tepat buat bahas masalah itu" sahut dr. Clara.
"Ya kamu gk mikir sih gimana nantinya kalau kita kena getah nya masalah ini" jawab dr. Mauren sengit.
"Cukup disini kita itu bareng bareng berangkat bareng pulang juga harus bareng. Satu kena masalah yg lain juga kena.
Jadi gk usah egois" tegas dr. Mizan yg selaku ketua di sukarelawan ini.

Semua diam memikirkan bagaimana cara menemukan fisa.

"Emang laki laki itu siapa sih kok jahat banget pake nyulik dr. Fisa segala??" Tanya dr. Riska.
"Dia adnan. Dan dia mantan fisa" jawab ayu masih terisak.

Semua hanya diam saat ayu menceritakan getah getir kisah cinta fisa & adnan yg sempat kandas.
Setelah mendengar cerita ayu mereka semua hanya diam dan membayangkan betapa menyakitkannya kisah pilu itu.

Selang beberapa menit kemudian datanglah erga dg nafas tersenggal.
"Erga??" Kaget ayu.
"Kak sasa mana?? Tanya erga cemas. Erga memang sudah terbiasa memanggil fisa dg nama sasa.
"Fisa hi...hilang" jawab dr. Vian gagap.
"Apa??!" Pekik erga kaget.
"Kamu siapa??" Tanya dr. Mauren agak tersenyum manis.
"Aku calon adek ipar kak sasa" jawab erga datar.

Erga langsung keluar dan secepatnya menelfon ednes. Belum sempat erga menelfon ednes tapi ednes sudah menelfon erga duluan.

"Halo kak??"  Sapa erga mengawali pembicaraan.

"Ga... kakak minta tolong dong jenguk in kak sasa buat mastiin aja dia baik baik aja/ enggak soalnya dari tadi malem perasaan kakak gk enak ga... . Tolong ya ga soalnya kakak bener bener gk boleh izin" pinta ednes terdengar dari suaranya ednes benar benar khawatir.

"Maaf kak... masalahnya (agak menahan rasa sedih) kak sasa hilang kak... kak sasa di culik" jawab erga pelan karna takut kakaknya marah.

'Tut' sambungan telfon terputus.
Erga bejongkok lalu mengacak frustasi rambutnya.
Lalu pelan pelan erga mulai kembali masuk.

"Kak ay emang kak sasa di culik siapa sih??" Tanya erga ke ayu.
"Di culik sama adnan,, adnan itu mantannya" jawab ayu yg sudah mulai tenang.
"Oh ya yu kamu tau sesuatu gk tentang si adnan adnan itu?? Kyk rumah kek apa kek??" Tanya dr. Vian.
Ayu hanya menggeleng pelan.

"Sekarang satu satu nya orang yg bisa nemuin kak sasa itu kak ednes sama papa... soalnya mereka ber-2punya gps kecil yg di pasang di cincin tunangan kak sasa" kata erga lemah.
"Ya kenapa kita gk minta bantuan aja ke papa mu / kakak mu buat nemuin dr. Fisa" tanya dr. Mauren seraya mendekatkan diri ke erga.
"Ya masalahnya kak ednes itu tugas gak mungkin lah dia bisa izin. Sedangkan papa dia lagi dinas kepolisian surabaya dan gk bisa di hubungi" jelas erga lemah.
Semua hanya menghembuskan nafas gusar. Lalu kembali merenung memikirkan cara lain.
______

Pov ednes
______________
Aku benar benar khawatir sekali saat mendengar kabar fisa di culik. Aku terus berfikir bagaimana caranya supaya aku mendapat izin dari komandan soalnya aku juga tau latihan kali ini tidak main main.
Aku mondar mandir kesana kemari tak tentu arah hingga aku tak sengaja menabrak komandan.
Jendral subianto.
"Maaf komandan" ucapku bingung menatap ekspresi komandan.
"Saya lihat dari tadi kamu mondar mandir. Latihan tadi juga banyak hukuman ada apa kenapa sampai gak fokus?? Ada masalah??" Tanya komandan.
"Lapor sebenarnya saya sedang khawatir karna kekasih saya hilang di culik. Kalau komandan mengizinkan saya ingin pergi sebentar mencarinya. Saya janji tidak akan menyalahi/ melanggar aturan" aku berusaha merayu agar komandan berbaik hati mengizinkan ku pergi.
Belum sempat komandan menjawab gps yg telah ku pasang di laptop kecilku itu berbunyi nyaring bewarna merah.  Dan itu tandanya fisa dalam bahaya.

Aku segera melacak keberadaan fisa. Komandan juga ikut melihat ke arah laptop ku.

"Ini kan hutan terpencil di yogya??" Ucap komandan.
Saat ini aku benar benar bingung harus bagaimana.
Fisa benar benar dalam bahaya.
Aku menatap kembali ke arah komandan dan berharap komandan akan memberiku izin.
Komandan berdiri tegak menghembuskan nafas panjang.
"Berjanjilah jika kamu akan menepati waktu" ucap komandan tiba tiba.
"Siap" jawabku semangat.
"Baiklah aku beri izin selama 3jam dan setelah 3jam kamu sudah harus ada disini.
Jika tidak maka kamu harus siap menerima resikonya" tegasnya.
"Siap!!" Lantangku.
Setelahnya aku dipersilahkan untuk pergi.

Kali ini aku memakai motor dinas yg sudah di izinkan untuk ku pakai.
Sebelum berangkat aku share loc di group tempat fisa di culik.
Setelahnya aku segera bergegas keluar dari lapangan dinas ini.

'Fisa tunggu aku. Aku pasti dateng kamu harus kuat ya"
Setidak nya itulah runtukan ku dalam hati.

Selesai

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang