-09-

356 41 0
                                    


Seungcheol tidak tahu apa yang ia lakukan pagi-pagi buta ini. Lengkap dengan pakaian kantornya ia sudah berada di depan rumah Sana. Gila? Tentu.

Ini masih pukul 05:40, dan Seungchoel berdiri tepat didepan flat Sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini masih pukul 05:40, dan Seungchoel berdiri tepat didepan flat Sana. Semalaman tidurnya tak nyenyak karena memikirkan Sana. Entah apa yang terjadi, tapi kali ini Seungchoel akan mengungkapkan nya sendiri.

Anak yang Sana kandung adalah anaknya atau...

Bukan?

*****

"Bukankan?" Tanya Sana menebak. Tidak mungkin kan Seungcheol ada disekitar sini pagi-pagi pula hanya untuk menemuinya?

Seungcheol kini sedang menghalangi jalan Sana yang ingin keluar dari perkarangan mini market itu.

"Minggirlah. Aku sedang lelah" ujar Sana masih berusaha tidak marah.

Sana kira Seungcheol sudah pergi karena saat tadi di kasir ia langsung pergi keluar mini market itu tanpa mengucapkan terimakasih. Dasar bebal!

Dan lihat, Seungcheol malah menghalangi jalannya tanpa membuka suara apapun. Dengan kedua tangannya yang ia masukkan kedalam saku celananya.

Benar-benar!

Srek.

Seungcheol mengambil kantong plastik belanjaan Sana dan langsung membawanya kearah rumah Sana.

"Yak!"

Seungcheol tetap berjalan tanpa menoleh.

"YAK!"

Tetap. Ia melanjutkan langkahnya. Dan Sana mau tak mau mengikuti Seungcheol yang berjalan kearah rumahnya.

"YAK. BERHENTI DISITU"

Seungcheol berhenti.

Assa!

Sana tersenyum. Ia merasa menang. Dengan langkah hati-hati ia berjalan kearah Seungcheol.

Belum genap dua langkah.

Seungcheol kembali berjalan tanpa menoleh.

Sana mendesis sebal. Dengan cepat ia menyusul Seungchoel yang kini sudah berada tepat didepan pintu flat kumuhnya.

"Kenapa berdiri disitu? Cepat buka" Titah Seungcheol ketus.

Sana memutar bola matanya malas. "Taruh saja disitu. Aku bisa memasukkannya kedalam sendiri" jawab Sana tak kalah ketus.

Seungcheol memutar matanya malas. "Aku dobrak saja ya. Aku bisa ganti, kok" ujarnya enteng.

Sana membelalak. Gila! Sana tahu Seungcheol kaya raya. Dia menjadi sombong dan angkuh entah sejak kapan. Tapi, melihat dia yang sekarang kenapa rasa nya ia ingin memeluknya bukan mengutuknya sejadi-jadinya.

The CEO And Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang