-07-

417 45 4
                                        


"Ayah dari anak itu adalah Seungcheol?"

Sana menggeleng cepat. Menghapus air matanya dengan cepat. Masa bodoh dengan make up. Kenapa Minhyun tau segalanya? Segalanya tentang Sana tanpa terkecuali? Bagaimana dia bisa tahu bahkan orang-orang terdekatnya saja tak tahu.

"Jika bukan Seungcheol, lalu siapa? SIAPA AYAH DARI ANAK YANG KAU KANDUNG SEKARANG? SIAPA PARK SANA?"

Minhyun berteriak kencang dengan wajahnya yang mulai merah padam menandakan ia marah.

"Ini anakku. Bukan anak Seungcheol, Hyun. Ini anakku" ujar Sana berusaha tak terbawa emosi.

Seungcheol semakin membulatkan matanya. Ia memutar memori ingatannya lima bulan lalu. Dimana saat Sana berkunjung ke apartemennya untuk memberi beberapa makanan yang ia masak di flat kecil nya.

"Kau datang?" Seungcheol membuka pintu dan mencium Sana sekilas.

Sana hanya tersenyum dan mengangguk lalu mengangkat kedua tangannya yang menandakan bahwa ia membawa sesuatu.

Seungcheol mempersilahkan Sana masuk dan melangkahkan kakinya kedapur.

"Kau makan ramen lagi?" Tanya Sana saat melihat tong sampah Seungcheol.

"Aku terlalu lapar saat kemari. Jadi ya-"

Sana menggelengkan kepalanya sambil mengeluarkan beberapa kotak makanan kedalam kulkas.

"Aku sudah memberimu beberapa makanan yang bisa kau hangatkan jika kau lapar. Tak baik memakan ramen terus" ocehan Sana selalu terdengar indah ditelinga Seungcheol.

Seungcheol tersenyum dan mengangguk memperhatikan Sana dari meja pantry.

"Jika sempat ke apartemen itu juga. Lagi pula, kau harus sering pulang..." Sana menjeda dan menatap Seungcheol. "Kau harus perhatikan Ayahmu dan juga Sena adikmu..." Tambahnya.

Seungcheol sekali lagi mengangguk. Sana membersihkan tangannya diwastafel dan menoleh pada Seungcheol.

"Dan yang paling penting, kau harus memperhatikan dirimu sendiri agar kau bisa memperhatikan dan menjaga mereka. Mengerti?" Ujar Sana yang mengelap tangannya dengan lap bersih yang tergantung dekat sisi rak.

"Dan menjaga dirimu?" Goda Seungcheol dengan tersenyum jahil.

Sana terkekeh, "Aku bisa menjaga diriku sendiri. Kau tidak perlu khawatir" ujarnya dan menghampiri Seungcheol yang kini berdiri dari duduknya.

Seungcheol terlihat mengerucutkan bibirnya lucu. "Kau selalu seperti itu. Kau juga salah satu tanggung jawab ku tahu" ujarnya. "Aku merindukanmu" ujarnya dengan merentangkan kedua tangannya meminta Sana untuk datang memeluknya.

Sana dengan senang hati memeluk Seungcheol dan menanamkan wajahnya dibahu Seungcheol.

"Aku disini. Jadi jangan merindukanku lagi" ujarnya menepuk punggung Seungcheol sayang.

Seungcheol mengendus di ceruk leher Sana dan beberapa kali mencium leher Sana. Sana sempat melenguh dan menggigit bibirnya untuk menahan erangan yang lolos.

"Menginap ya malam ini, aku ingin kau" Seungcheol menatap Sana dengan sayu. Gairah Seungcheol sudah tak tertahan dan Sana bisa lihat itu dari matanya.

Sana tersenyum lembut dan beralih mengalungkan tangannya keleher Seungcheol.

"Oke" ujar Sana lantang. Seungcheol terkekeh dan mencium dahi Sana dengan sayang.

The CEO And Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang