-12-

382 37 1
                                        

"Sana hamil anakku, Dad..."

Siwon terkejut? Jangan ditanya. Bahu nya menegang tapi sedetik kemudian bahunya lemas mendengar isakan pilu yang keluar dari mulut Seungcheol.

Seungcheol mendongak pada Siwon yang tak mengeluarkan suara apapun. Ia melihat Siwon sedang tersenyum tulus membuat Seungcheol malu bukan kepalang.

"Dad..."

"It's okay. No problem, son. Kau hanya perlu menikahinya dan aku akan mempunyai cucu" ujarnya enteng yang membuat Seungcheol berhenti dari isakannya. "Duduklah" ujarnya.

Seungcheol menurut dan duduk dipinggir sofa yang berada disebelah Siwon.

"Kau tahu, tadinya aku akan menikahimu dengan anak temanku yang bernama Yoora-"

Seungcheol merengut. "Dad!" Serunya tak terima.

Siwon terkekeh. "Tapi itu tak akan terjadi. Kau harus bertanggung jawab untuk Sana" ujar Siwon.

Seungcheol mengangguk. "Pasti. Tapi..."

"Kenapa?"

"Sana sepertinya tidak akan mau dinikahi olehku, Dad" lirihnya.

Siwon tertawa keras membuat Seungcheol menautkan alisnya bingung. "Apa sekarang anak-anakku suka merendah?" Siwon menggerakan kepalanya kekanan dan kekiri tak percaya jika sifat anak-anaknya itu bisa bersamaan seperti itu.

"Tadi Sehun juga berkeluh kesah hingga merendah. Lalu Sena juga. Belum saja Seulgi datang padaku dan merendah serendah-rendahnya. Kalian kenapa,huh?"

"Benarkah?" Tanya Seungcheol. Suasana hatinya kembali menghangat. Siwon adalah obat paling ampuh ternyata.

Siwon mengangguk. "Jangan lepaskan Sana apapun yang terjadi. Akan aku hapus namamu jika kau tidak berhasil mendapatkannya. Kau membuatku malu" ujar Siwon sebal.

Seungcheol menarik kedua sudut bibir nya keatas. Senyumannya kini tak hilang.

"Aku akan berjuang. Jadi, tolong ya Dad jangan hapus namaku. Aku mencintai Sana. Sangat-sangat mencintainya." ujar Seungcheol dengan nada merengek. Ia terkekeh sendiri.

"Bawa menantuku dan cucuku kesini dengan selamat. Jangan membuat Sana lecet sedikitpun atau akan ku tendang kau hingga ujung samudra"

Siwon dan Seungcheol tergelak bersama. Kesedihannya menguar hilang begitu saja.

Dad, thanks for everything. I love you.

*****

"Sana?!"

Sana yang baru saja sampai didepan flat kecilnya dikejutkan oleh Seungcheol yang berada tepat didepan pintu flatnya.

"Siapa?" Tanya Joshua membuka mulut melihat Seungchoel berseru dengan rahang yang terlihat mengeras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa?" Tanya Joshua membuka mulut melihat Seungchoel berseru dengan rahang yang terlihat mengeras.

Seungcheol berusaha mati-matian agar tidak emosi. "Ada yang ingin aku bicarakan, bisa memberikan waktumu sedikit?" Tanya Seungcheol lembut. Sangat lembut hingga membuat Sana heran bukan kepalang.

"Kau mengenalnya Sana?" Joshua bertanya seraya menoleh pada Sana.

Sana tersentak dan menoleh pada Joshua. "Ti-"

"Ya. Aku suaminya"

Hampir saja Sana melempar Seungcheol dengan sepatu flatshoes nya yang ia pakai. Sana mendesis melihat Seungcheol yang tersenyum miring. Penuh kemenangan.

Sana bisa melihat Joshua membelalakkan matanya. Mendesah pelan ia maju selangkah untuk membuka pintunya. Bayi yang ada didalam perutnya sudah meronta ingin diberi asupan.

"Sana, kumohon. Ayo bi-"

"Masuklah. Aku sedang lapar. Kita akan bicara setelah makan". Potong Sana cepat membuka pintunya lebar-lebar. "Josh, ayo masuk. Kenapa diam saja?"

Joshua tersadar dari keterkejutannya lalu dengan canggung ia masuk kedalam flat kecil milik Sana.

Sana menyiapkan minuman diatas meja yang berhadapan dengan sofa. "Minumlah dulu. Aku akan memasak" ujarnya berlalu pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban atau reaksi dari keduanya.

Sedangkan Seungcheol dan Joshua berusaha mati-matian agar tidak saling ikut campur soal hubungan antara keduanya dengan Sana.

"Ada hubungan apa kau dengan Sana?". Sialan! Mulut Seungcheol tak bisa ditolerir lagi. Ia benar-benar penasaran. Dan ia tidak mau membuat Sana jatuh kepelukan laki-laki lain selain dirinya.

Egois? Tentu. Bukan manusia namanya jika tidak egois.

Joshua menoleh dan tersenyum pada Seungcheol. "Seperti yang kau lihat" ujarnya enteng.

Seungcheol berdecih pelan. "Seperti yang kulihat? Tak jelas sekali" gumamnya.

"Tepat sekali. Bagaimana ya? Hubunganku memang tak jelas"

Seungcheol menoleh dan menatap Joshua tajam. Sialan! Bagaimana bisa hubungan nya dengan Sana dianggap tak jelas? Itu berarti dia akan memperjelas hubungannya dengan Sana? Begitu? Ah, bermimpi saja sana Josh.

"Jadi... Maksudmu?"

Joshua terkekeh. "Doakan saja. Mungkin akan jelas setelah acara makan malam ini". Joshua menggerling jahil pada Seungcheol yang menatapnya tajam.

Seungcheol mendengus. Ah, emosinya selalu tak tertahan. Kenapa Siwon mempunyai sisi tempramen yang kuat sih? Lihatkan? Dampaknya berimbas pada Seungcheol dan juga Sehun tentu saja.

"Dan omong-omong, kau yang menghamili Sana lalu meninggalkannya? Ck. Luar biasa sekali tingkahmu" Joshua meneguk sedikit minumannya tanpa menatap Seungcheol.

"Jaga bicaramu. Kau tidak tahu asal muasal nya". Desis Seungcheol berapi-api. Ah sialan. Harusnya tadi ia mengusir Joshua habis-habisan. Sialan.

Joshua tertawa hambar. "Orang tolol juga bisa melihat bagaimana cerita kau dan Sana tanpa harus diceritakan"

Seungcheol menatapnya tajam. Oke. Joshua keterlaluan. Dia pikir dia siapa? Sok tahu sekali!

"Kau tahu?". Joshua menoleh lagi pada Seungcheol sebelum meneruskan bicaranya. "Kau tidak ada bedanya dengan sibrengsek yang menyakiti Sana"

Seungcheol mengeryit bingung.

"Hwang Minhyun. Kau pikir siapa lagi? Kau bahkan lebih dari kata brengsek dari pada Minhyun!"

Nafasnya sudah tersengal. Tercekat. Bahkan rasanya ia merasa tenggorokannya mengalami kemarau yang berkepanjangan. Sial. Joshua pandai mencari informasi.

"Kau membuatnya hancur melebur tanpa sisa. Kau membuatnya jatuh sejatuh-jatuhnya tanpa sisa. Dan, kau..."

Seungcheol masih diam tak berontak. Membiarkan Joshua berbicara dengan apa yang ada di otaknya.

"Kau membuatnya merasa kalau dia begitu kotor dan seperti sampah, Choi Seungcheol!"

Dan, Seungcheol hanya bisa meringis pelan. Perkataan Joshua menusuknya. Terasa nyeri dan tak terbantahkan.

Seungcheol kalah telak.

⬜⬜⬜

Makin gaje ya.

-jangan lupa vote ya.

The CEO And Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang