-11-

339 35 0
                                    


Ini sudah seminggu semenjak Seungcheol menemui Sana. Dan Seungcheol benar-benar seperti orang kehilangan arah selama seminggu ini. Seungcheol benar-benar merutuki dirinya sendiri. Kenapa ia tak bisa menyadari bahwa Sana mengandung anaknya? Sial.

Seungcheol memang selalu masuk kerja. Tapi kerjaan nya ia biarkan menumpuk tanpa dikerjakan olehnya. Jun sampai kewalahan menanganinya.

Dan lagi-lagi Seungcheol hanya menatap kejendela besar bening itu yang menampilkan kota Seoul. Dengan gelas ditangannya yang berisi wine.

Jas kantornya yang sudah ia gantung, dasinya yang sudah berantakan. Kancing kemeja yang teratas ia biarkan terbuka dan lengan kemeja yang ia gulung hingga sikut. Tanpa mengurangi kadar ketampanannya.

Selalu seperti itu.

"Seungcheol?"

Seungcheol membalikkan badannya.

"Kau pulang? Tumben sekali kesini, ada apa?" Tanya Seungcheol sebagai salam pembukanya.

Lelaki itu mendesah pelan. "Ini masih pagi, kenapa kau minum? Dan, ada apa dengan penampilanmu?" Lelaki itu mengabaikan pertanyaan Seungcheol dan malah menyerang kembali dengan deretan pertanyaannya.

Seungcheol tersenyum remeh. "Hanya ingin saja. Dan, kapan kau pulang?". Seungcheol mengalihkan topik dengan sang Kakak. Choi Sehun.

Sehun menduduki sofa yang ada diruangan itu, "Sekitar 2 jam lalu. Aku dengar dari Daddy bahwa kau sedang gila, jadi aku mengunjungimu" ujar Sehun.

Seungcheol mengikuti Sehun yang duduk disofa yang bersebrangan. "Gila ya?" Gumamnya.

"Katakan padaku. Ada apa sebenarnya?" Tanya Sehun.

Seungcheol mendesah pelan lalu menggeleng. Melihat Seungcheol begitu rasanya ia ingin membongkar kepala Seungcheol sekarang. Sebenarnya ada apa dengan adiknya ini?

"Aku bisa membantu selagi kau bicara padaku. Katakan". Desak Sehun pada Seungcheol dengan mencondongkan badannya pada Seungcheol.

Seungcheol menundukkan kepalanya dalam, menahan isakan yang siap keluar.

"Jika kau tidak bisa memberitahuku apa masalahmu. Setidaknya datangi Daddy. Dia benar-benar frustasi. Dia bahkan sampai tak napsu makan. Kau tahukan bagaimana perasaannya?" Ujar Sehun panjang lebar membuat Seungcheol menatapnya dengan mata memerah.

Seungcheol berdiri mengambil jasnya dan mengambil kunci mobil yang tergeletak diatas meja kebesarannya.

"Aku akan menemui Daddy. Terimakasih sarannya, hyung" ujarnya dan berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Sehun.

Sehun hanya menggelengkan kepalanya melihat kepergian Seungcheol sang adik. Setelah mengunjungi Seungcheol kini waktunya ia mengunjungi Seulgi. Si Dokter cantik kandungan yang menawan.

*****

Sana sedang berjalan menyusuri trotoar jalan Seoul seorang diri. Ia baru saja selesai dari jam kerjanya. Ini baru jam 4 sore. Jadi ia memutuskan untuk berjalan-jalan sekalian berolahraga. Kkk.

Tapi sepertinya semesta tidak mengijinkannya. Melihat langit yang berubah mendung ia mengurungkan niatnya dan memilih diam dihalte menunggu kedatangan bus selanjutnya.

Sudah lewat 10 menit bus belum juga menampakkan tanda-tanda kedatangannya. Baru saja hendak memanggil taksi sebuah mobil sedan hitam berhenti didepannya.

Sana mengernyit, siapa yang ada didalamnya. Kaca mobilnya ia turunkan dan Sana sedikit menunduk melihat siapa yang ada didalamnya.

"Ayo aku antar" ujarnya saat Sana tahu siapa yang ada dibalik kemudi mobil tersebut.

Sana masih enggan untuk bergerak. Ia malu. Kejadian dipesta Wonwoo. Dan juga kejadian di Mall waktu itu.

Lelaki itu keluar. "Jangan sungkan. Ayo naik. Kau bisa kelelahan jika terus menunggu bus. Ada kecelakaan disana, jadi bus susah untuk lewat" ujarnya membuat Sana mendesah pelan.

Lelaki itu membukakan pintu mobil nya. "Ayo masuk, nona Park" ujarnya tersenyum. Senyuman paling indah yang pernah Sana lihat.

"Apa tak apa, Joshua? Aku takut merepotkan" cicit Sana.

Joshua terkekeh. "It's okay. Let's go"

Sana mengangguk dan memasuki mobil Joshua diikuti olehnya yang mengitari mobil dan duduk dibalik kemudi.

"Kau baik-baik saja Sana? Wajahmu pucat" ujar Joshua sesekali melirik ke arah Sana dan jalanan yang ada didepannya.

Sana menangkup kedua pipi nya sebentar. "Benarkah? Mungkin karena makeup" ujarnya terkekeh.

Joshua menganggukkan kepalanya. "Jangan sakit. Kasihan baby nya. Oh iya, kau sudah makan?"

Sana menggeleng. Perutnya memang sudah lapar mangkanya ia ingin cepat pulang.

"Ayo kita makan dulu. Ingin makan apa?" Tanya Joshua menginjak rem saat melihat lampu lalu lintas berwarna merah.

"Tak perlu, aku makan dirumah saja" ujar Sana.

Joshua menolehkan kepalanya. "Yaaa. Padahal aku juga lapar" ujarnya dibuat sesedih mungkin. Menggemaskan.

Sana terkekeh. "Jika kau mau, kau bisa makan dirumahku" tawar Sana yang membuat Joshua berbinar seketika.

"Benarkah?". Sana mengangguk.

Joshua bersorak gembira dan menjalankan mobilnya lagi kerumah Sana.

*****

Siwon masih setia membaca berita yang ada di tab miliknya. Tidak sepenuhnya pikirannya benar-benar terfokus pada benda persegi empat itu.

Baru saja menaruh Siwon menaruh benda itu diatas meja dan berniat keruang kerjanya ia dikagetkan oleh kedatangan Seungcheol yang sudah amburadul.

"Dad..." Panggilnya lirih. Siwon yang mendengar itupun memejamkan matanya erat-erat. Ia tahu anaknya sedang amat terluka. Terdengar dari suaranya yang menyayat.

Seungcheol menghampiri Siwon yang masih duduk disofa itu. "Dad..." Lagi. Lirihnya dengan dibarengi oleh air matanya.

"Yes, i'm here son. What happen, son?" Siwon berusaha tenang walau hatinya terasa tercabik melihat anaknya seperti ini.

"Maaf..." Seungcheol menangis bersimpuh dihadapan Siwon.

Siwon hanya mengangguk dan menepuk punggung sang anak. "Aku memaafkan mu" ujarnya.

Seungcheol semakin terisak. Entah harus dari mana ia membicarakan ini. Dadanya sudah sesak. Ia bingung harus berkeluh kesah kesiapa selain sang Ayah.

"Aku..." Seungcheol mengadahkan kepalanya menatap Siwon. Siwon mengangguk seolah memberi jawaban 'katakan saja, aku mendengarnya'

Seungcheol menangis. "Aku..." Ia menunduk lagi. Tak kuat menatap Siwon. Ia benar-benar malu. Bagaimana bisa dia sebejad ini? Oh sial.

"Sana hamil anakku, Dad..."

⬜⬜⬜

Tbc

-jangan lupa vote ya.

The CEO And Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang