-21-

303 29 0
                                    


Sana sedang menunggu untuk dipersilahkan menaiki lantai teratas gedung ini. Tapi sudah 5 menit tak kunjung ada panggilan bahwa dia boleh tidaknya masuk.

"Bagaimana? Apa aku bisa bertemu dengannya?" Tanya Sana lagi pada sang receptionist tadi yang melakukan panggilan tersebut.

"Maaf Nona, tapi Presdir bilang anda disuruh untuk menunggu"

Sana berdecak sebal. "Berapa lama lagi aku harus menunggu? Anak-anak ku ada padanya" kesalnya.

Wanita berlipstik merah darah itu tersenyum. "Maaf Nona. Kami hanya melakukan titahnya Presdir. Maaf sekali lagi Nona" ujarnya menundukkan kepalanya sedikit.

"Ck. Jadi, bagaimana? Aku harus memastikan anak-anak ku dan mengambil mereka" ujarnya sebal. Sana semakin gusar dan tak karuan.

"Maaf Nona. Sepertinya anda harus menunggu sedikit lagi"

Sana mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Menahan kesal dan marah yang telah menggebu. "Astaga! Kau tidak mengerti ya? Anak-anak ku sedang ada di tangan orang yang tak ku kenal. Aku mohon padamu hubungi dia lagi untuk--"

"MOMMY!"

Teriakan itu berhasil membuat Sana membalikan badannya menoleh pada sumber suara dan menghela lega.

Berjongkok dan merentangkan kedua tangannya membuat anak kecil yang berlari padanya kini menghambur kedalam pelukan Sana.

"Kalian ini! Mommy mengkhawatirkan kalian. Bagaimana bisa anak Mommy hilang, huh? Kalian tak apa kan? Ada yang luka?" Cecar Sana dengan merenggangkan pelukannya.

Seunghoon dan Seunghoon menggeleng. "Tidak, Mom. Rileks. Oke?" Seunghoon menenangkan.

Sana kembali memeluk mereka dan melepaskan nya lagi. "Mommy khawatir. Sangat. Jangan di ulangi lagi ya sayang?"

Anggukan Sana dapatkan dari kedua anaknya ini.

Tak jauh dari tempat Sana ada Seungcheol yang memperhatikan dengan raut wajah yang sulit dibaca. Bahkan Jun sangat sulit percaya bahwa hari ini mereka dipertemukan kembali.

Seungcheol memejamkan matanya dan menumpu badannya dengan berpegangan pada dinding sebelahnya.

"Seungcheol, kau tak apa?" Tanya Jun khawatir saat melihat Seungcheol.

"Apa sekarang aku sudah gila?" Gumamnya dengan menggelengkan kepalanya seolah mengusir rasa pening yang tiba-tiba saja melanda kepalanya.

"Apa maksudmu?" Tanya Jun tak mengerti.

"Aku melihatnya, Jun..." Jeda, Seungcheol membuka matanya dan menatap kedua bocah yang sedang bersama Sana tadi masih dalam posisinya. "Anak-anak itu... Apa itu benar Sana?"

Jun menelan ludahnya susah-susah. Dengan susah-susah Jun mengangguk.

"Ya. Itu Sana, Seung. Dan..." Seungcheol menoleh pada Jun dan menunggu nya melanjutkan bicaranya. "Dan kemungkinan besar itu adalah... Anaknya..."

Seungcheol mengerjap.

"Yang berarti adalah anakmu juga" lanjutnya dan membuat Seungcheol menolehkan kepalanya memandang Sana.

Tepat sasaran.

Pandangannya kini menuju kepada mata Sana yang kini terlihat membola melihat Seungcheol.

Sana yang melihat Seungcheol cepat-cepat berdiri dan menggenggam kedua tangan anaknya erat-erat.

"Hoon... Hyun... Mari kita pulang ya" ujar Sana pada kedua anaknya dengan lembut agar menurut pada sang Ibu.

The CEO And Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang