-27-

362 32 2
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

Seungcheol menarik dasinya yang membuatnya sedikit sesak selama rapat berjalan. Ini dan itu dibahas secara menyeluruh membuat kepalanya pening tak main.

Setelah kejadian tadi pagi, dimana ia kepergok oleh Seunghyun sedang berciuman dengan Sana, Siwon langsung memaksanya berangkat kerja saat itu juga. Sial sekali tua bangka itu, padahal Seungcheol masih ingin berlama-lama dengan sang kasih.

Lalu, saat rapat tadi ia benar-benar dibuat marah bukan main. Harusnya membahas masalah ini, tapi yang terjadi semuanya dibahas, sampai yang tak penting sekalipun dibahas bukan main. Sialan.

Jika sedang tidak bahagia Seungcheol sudah memarahi seluruh bawahan nya yang senang berceloteh dengan mulut sampahnya itu. Sebal sekali dia. Panas telinganya.

Masih dengan mengerjakan berkas-berkas yang sedang ia cek dan harus ditandatangani kepalanya terus memikirkan Sana dan anak-anaknya.

Anak-anaknya, ya?

Bibirnya tertarik keatas membentuk garis lengkung, memikirkan bahwa ia mempunyai anak, sangat luar biasa sekali. Tapi, lebih luar biasa lagi karena anaknya itu terlahir dari rahim wanita yang sangat ia cintai.

Ya Tuhan, Park Sana itu sebenarnya apa? Kenapa aku cinta sekali?!

Hatinya menjerit tak tahan. Senyuman nya semakin mengembang dengan tangan kanannya yang reflek mengeratkan genggamannya pada bolpoin itu.

Rasanya Seungcheol seperti orang gila saja, sumpah.

"Berhenti tersenyum seperti orang gila dan bereskan berkas mu yang menumpuk, sialan!"

Seungcheol mengerjap dan menoleh mendapati Jun berdiri didepan mejanya dengan satu tangan yang ia masukkan kedalam saku celananya dan satunya lagi sedang memegang benda tipis berbentuk persegi panjang—Tab.

"Kenapa tidak ketuk pintu dulu?!" Ujar Seungcheol memekik tak terima Jun mengacaukan pikiran indahnya. Cina satu ini sialan sekali!

Jun memutar bola matanya malas, "Kukira hanya otakmu yang tak berfungsi, ternyata telingamu juga tak berfungsi, ya?" Sindir nya dengan mendengus sebal.

The CEO And Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang