Sudah 1 jam lewat 10 menit Sana masih bergulat didapur mewah resort ini. Taeyong tiba-tiba saja menyeretnya dan meminta bantuan karena kekurangan tenaga kerja. Dia menjanjikan akan membayar Sana dua kali lipat bersama dengan pesanan kue nya. Tentu saja itu menggiurkan. Hitung-hitung untuk jajan anaknya.Ah, soal anaknya Sana jadi khawatir. Bagaimana mereka bermain tanpa pengawasan nya? Sana terus merapalkan doa demi doa agar anaknya baik-baik saja. Dan semoga saja ini cepat berakhir.
Kalaupun ada sesuatu yang membahayakan anak-anaknya, Taeyong yang pertama akan Sana caci maki. Si tampan dari anime ini harus diberi pelajaran sekali-kali karena seenaknya terus dengan Sana.
Huh. Tenangkan dirimu Sana. Mereka baik-baik saja.
Sana menganggukan kepalanya yakin.
Ya, mereka anakku. Pasti mereka baik-baik saja ditinggal 2 jam.
*****
Ini sudah 1 jam lewat Seungcheol menemani dua bocah laki-laki ini. Tidak ada tanda-tanda bahwa mereka akan dijemput oleh orangtuanya. Apa mereka benar dibuang ya?
Drrtt...
Seungcheol mengambil ponselnya yang bergetar dari saku jas kantornya.
"Kenapa?"
"Kau dimana? Sebentar lagi rapatnya akan dimulai Seungcheol. Jangan bermain-main. Cepat kembali ke resort!"
Seungcheol berdecak malas. Padahal dalam hati ia masih ingin bersama dengan anak-anak ini.
"Ya. Aku akan kesana. Tunggu sebentar". Ujarnya dan mematikan sambungan teleponnya.
Melirik dua bocah yang sedang asik menjilati eskrim yang dibeli Seungcheol tadi. Gemas sekali astaga. Sisi bibir mereka penuh dengan eskrim.
"Mommy kalian kapan datang?" Tanya Seungcheol sambil memasukkan kembali ponselnya kedalam saku jasnya.
Seunghyun menggeleng tak tahu. Seunghoon mengangkat bahunya acuh.
"Kalian tak kenal takut ya? Ck.." Seungcheol menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua anaknya itu. Dan kalimatnya hanya dianggurkan begitu saja oleh keduanya.
"Seunghyun... Seunghoon..." Mereka menoleh dan menatap Seungcheol. "Apa kalian ingin tetap disini atau ikut aku?"
Seunghoon mengerutkan keningnya. "Memang Seungcheol mau kemana?"
Seungcheol melotot terkejut. Hey, Seunghoon benar-benar tidak punya sopan santun sama sekali. Apa baik memanggil yang lebih tua darinya dengan sebutan nama? Hell! Ingin sekali rasanya menggetok kepala bocah satu ini.
Seunghoon keterlaluan. "Hey! Panggil aku Paman! Aku ini lebih tua darimu tahu!"
Seunghoon memutar matanya malas. "Kau kan bukan pamanku". Setelah memanggil nama dan sekarang menjadi 'kau'? Benar-benar luar biasa tak ada sopan santun nya astaga. Bagaimana bisa dia-
"Paman tidak berniat menculik kami kan?" Tanya Seunghyun yang membuat Seungcheol melupakan kekesalannya sesaat pada Seunghoon.
"Tentu tidak. Aku bukan penculik"
"Lalu kau akan membawa kami kemana?" Tanya Seunghoon yang menjilati eskrim nya yang hampir habis. Sepertinya Seungchoel harus banyak bersabar. Menghadapi si kembar dengan watak berbeda. Seungcheol jadi ragu, apa mereka benar-benar anak kembar dari rahim yang sama?
"Kedalam resortku. Jika kalian ingin aku akan mengajaknya. Tapi, jika tidak mau it's okay, no problem. Kalian bisa menunggu disini" Ujar Seungcheol dengan nada yang terdengar tak peduli.
Tapi, jauh di lubuk hatinya ia benar-benar khawatir setengah mati dengan kedua bocah ini. Sebenarnya kemana orang tuanya sampai berani menelantarkan mereka-mereka yang sudah menunggu lama diluar? Bahkan, udara sedikit mendung.
"Ah, begitu. Kami akan menunggu Mommy sa-"
"Seunghoon.." Seunghyun melirik memanggil Seunghoon dengan memegang perutnya.
Seunghoon menoleh dan mengernyit. "Kenapa Hyun?" Tanyanya.
"P-perut ku..."
"Kenapa?" Tanya Seunghoon yang langsung terlihat khawatir.
Seunghyun terlihat merintih dengan memegang perutnya. Seungcheol cepat-cepat berjongkok di depannya.
"Hey, perutmu sakit? Perlu kerumah sakit?"
Seunghyun terlihat menggeleng. "Lalu kau kenapa?! Jangan buat aku khawatir Seunghyun!" Seunghoon menaikkan suaranya.
"Hey, jangan seperti itu. Tenanglah". Ujar Seungcheol menatap lembut pada Seunghoon. "Aku akan membantunya. Jadi jangan khawatir," lanjutnya.
Seunghoon terlihat ragu, tapi akhirnya ia mengangguk kecil menatap penuh pada Seungchoel.
"Bilang padaku, apa perutmu kram?" Tanya Seungcheol beralih pada Seunghyun.
"Aku..."
Seungcheol terlihat untuk tidak khawatir. Tapi, jelas saja. Entah kenapa ia khawatir sekali didalam hatinya melihat Seunghyun yang kesakitan.
"Aku ingin buang air besar... HUWAAAAAAA"
Dan saat itu juga Seunghyun menangis dengan Seungcheol yang menggendong nya berlari dengan menggandeng tangan Seunghoon masuk kedalam resort.
*****
"Sana, sungguh aku berterimakasih banyak padamu. Karena berkat bantuan mu pekerjaanku selesai tepat waktu. Aku akan mengirim uangnya kerekeningmu, oke?" Taeyong berseri dengan memberikan segelas es kopi.
Sana mengambil es kopi tersebut dan tersenyum. "Ya, aku juga berterimakasih kepadamu. Tapi, aku harus pamit sekarang. Tak apa kan?"
"Tentu. Sekali lagi terimakasih Sana"
Sana terkekeh. "Simpan terimakasih mu dan kirimkan saja uangnya, Lee"
Taeyong tergelak sedikit keras lalu mengangguk. "Akan ku kirim uangnya. Kau tenang saja". Ujarnya lalu sedikit mendekatkan wajahnya ke telinga Sana dan berbisik. "Dengan bonus untuk Seunghoon dan Seunghyun". Lanjutnya berbisik.
Sana berbinar, "Benar? Kau serius?" Dan Taeyong mengangguk. "Tentu. Jadi, pergilah cari mereka. Aku akan menyajikan ini keruang rapat" ujar Taeyong.
Sana mengacungkan jempol nya pada Taeyong. "Oke. Kalau begitu aku pamit. Sampai jumpa"
"Sampai jumpa"
Dan hari itu, Sana bekerja kurang lebih 2 jam lamanya bersama Taeyong didapur resort terbesar dan termewah di Jeju. Sedikit menambah pengalaman dan sedikit membuatnya kewalahan mencari anak-anaknya.
⬜⬜⬜
Tbc
JANGAN LUPA VOTE DULU YA.

KAMU SEDANG MEMBACA
The CEO And Me✓
Fanfiction-Me Series- [ Book Series #01 ] Tentang Choi Seungcheol yang melepaskan cintanya yang berujung membuatnya kehilangan separuh hidupnya. "Maafkan aku" "Menikahlah denganku" "Aku mencintaimu" "Aku mempercayai mu dengan seluruh yang kupunya" Apa yang a...