Sana baru saja kembali dari toilet. Ini aneh, kenapa morning sickness nya baru terasa sekarang-sekarang? Memang, awal-awal memasuki kehamilan ia tidak terlalu merasakan ini. Mungkin wajar saja jika merasakannya sekarang, kan?
"Yak! Sana, kenapa kau muntah terus, kau baik-baik saja? Ingin ku pesankan yang lain?". Baru saja Sana mendaratkan bokongnya di atas kursi, Wonwoo sudah berteriak padanya dengan salah satu tangan yang menggenggam ponselnya.Iya. Dia sedang bersama Wonwoo. Saat ingin meninggalkan pusat perbelanjaan itu ia tidak sengaja menabrak orang yang tak lain dan tak bukan adalah Wonwoo. Maka, berakhirlah mereka dengan duduk berhadapan di restoran Jepang yang ada disitu.
Sana hanya mengangguk dan menarik tissue dari tempat kotak itu untuk mengelap permukaan bibirnya.
"Aku tutup dulu Seung. Aku sedang bersama Sana, dia mual-mual terus. Sampai nanti malam". Wonwoo meletakkan ponselnya diatas meja samping hidangan yang Wonwoo pesan tadi.
"Sana, kau benar-benar tak apa?" Wonwoo masih menunjukkan raut khawatir nya pada Sana.
Sana mengangguk lesu dan meminum air putih yang terhidang kan disitu. "Aku baik. Kau tak perlu khawatir" ujar Sana meyakinkan. "Ah, dan omong-omong, selamat ulang tahun Wonwoo-ya" katanya dengan tersenyum sangat manis.
Wonwoo tak bisa menyembunyikan senyum diwajahnya. "Gomawo. Tapi aku akan sangat berterimakasih lagi jika kau bisa datang kepestaku"
Sana tersenyum.
"Tapi, tenang saja. Keponakanku lebih penting, jadi kau bisa beristirahat dirumah dengan tenang" ujar Wonwoo dengan senyumnya yang tak lepas dari wajah tampan bak dingin ingin.
Sana lagi-lagi tersenyum. Ah! Wonwoo mengakui kekalahannya. Tidak ada lelaki yang tidak terpesona melihat Sana. Apalagi jika Sana sedang tersenyum seperti ini.
Wonwoo pernah menyukai Sana. Jika saja Seungcheol tak bicara soal kedekatannya dengan Sana, sudah dipastikan Wonwoo akan mengejar Sana hingga menjadikannya milik Wonwoo seutuhnya.
Bukan hanya Wonwoo. Mingyu juga sempat menyukai Sana. Bahkan Mingyu dengan gamblang bicara didepan Sana yang saat itu Seungcheol dan Sana masih menjalin hubungan.
"Akan aku pastikan mengejar mu Sana, jika Seungcheol hyung melepasmu. Terlalu lemah untuk menolak pesonamu. Kau benar-benar lebih dari mempesona"
Gila? Jangan tanya. Mingyu itu biang dari segala biangnya masalah.
"Tenang saja. Aku akan datang. Ini sudah biasa, kau tak perlu khawatir" ujar Sana menenangkan.
Wonwoo semakin tersenyum mendengar penuturan Sana, tapi sedetik kemudian senyumnya menghilang. Lalu ia menggeleng seraya menatap Sana.
"Tidak. Tidak. Jika kau tak bisa datang, jangan paksakan. Mengerti?" Wonwoo menunjuk Sana dengan sumpit yang ia pegang.
Sana terkekeh dan mengangguk. "Aku mengerti. Terimakasih atas perhatiannya Tuan Jeon" goda Sana dan melahap makanannya.
Wonwoo hanya tersenyum mendengar godaan Sana. Aku rasa, sekarang aku benar-benar setuju dengan ucapan Mingyu. Terlalu lemah untuk menolak pesona seorang Park Sana.
*****
Suara gaduh pertanyaan seorang reporter dengan cahaya blitz yang bersamaan dengan suara kamera yang mengambil gambar menyapa mereka para tamu yang datang ke Ball Room Hotel Choi's Company.
Pesta Ulang Tahun Jeon Wonwoo.
Disana sudah terlihat banyak orang yang berkumpul. Dari mulai kolega, teman lama, teman baru, saudara, bahkan para sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The CEO And Me✓
Fiksi Penggemar-Me Series- [ Book Series #01 ] Tentang Choi Seungcheol yang melepaskan cintanya yang berujung membuatnya kehilangan separuh hidupnya. "Maafkan aku" "Menikahlah denganku" "Aku mencintaimu" "Aku mempercayai mu dengan seluruh yang kupunya" Apa yang a...