5 : 2/2

3.6K 396 7
                                    

Peluh mulai berjatuhan dari kening Jennie maupun Jongin. Sudah hampir satu jam mereka berlatih dance, dari gerakan satu ke gerakan yang seterusnya.

Peluh yang menetes bukan hanya semerta merta si yang punya tubuh terkuras energinya, melainkan si yang punya tubuh juga terkuras emosionalnya. Terlebih Jennie. Dia memang memiliki banyak teman lelaki, namun itu hanya benar-benar sebatas teman say hi biasa. Kontak tubuh yang mereka lakukan jarang, paling hanya high hive belaka.

Namun kali ini...

Jennie harus menggenggam tangan Jongin yang lebih besar dari tangannya, dan Jennie harus membiarkan pinggulnya di sentuh oleh Jongin dibeberapa bagian dance. Namun setidaknya gerakan yang Jennie dan Jongin lakukan sudah tidak separah saat Lia dan Bongyoung menunjukan versi tarian yang original. Berkat Haneun yang protes keras, maka Lia dan Bongyoung mengubah beberapa bagian dance dalam hitungan menit.

"Ini minumlah. Sengaja ku berikan Jus buah agar tubuh mu tetap mendapatkan nutrisi yang baik," ucap Haneun dengan penuh kasih sayang sembari menyodorkan segelas botol berisi Jus. Dengan senyuman Jennie menerima jus itu dan menengguk isinya.

Jennie bahkan sampai lupa kalau perutnya belum di isi makanan sama sekali.

Melihat Jennie yang memegang perutnya, dahi Haneun berkerut. "Kau belum sarapan?" tanya Haneun.
"Tidak sempat," jawab Jennie pasrah. Dengan segera Haneun menjitak kecil dahi Jennie yang basah karena keringat. "Ya! Kau ini... Sarapan dulu sebelum beraktifitas..." gerutu Haneun.

Haneun kemudian berdiri. "Kau istirahat dulu disini, biar aku keluar mencarikan makanan untuk mu." sambung Haneun yang membuat Jennie tersenyum manis.

"Terima kasih Eonni," kata Jennie.

Haneun mengangguk singkat.

"Woojin-ah, ku titip Jennie sebentar ya." pamit Haneun sebelum menghilang dari balik pintu ruangan.

Sementara Jongin sendiri kini sedang mengatur nafasnya yang tersenggal sembari terduduk di lantai dan bersender di dinding. Matanya melihat kedua pelatihnya yang tengah mencoba merevisi gerakan yang tadi di protes oleh pihak Jennie.

Saat sedang menundukkan pandangan, pipi Jongin merasakan hawa dingin yang membuat Jongin langsung mengangkat pandangannya.

"Ini Oppa, tubuh Oppa mengeluarkan banyak cairan. Jadi Oppa harus banyak minum," ucap Jennie dengan lembut. Jongin menerima sebotol air dingin yang Jennie suguhkan.

Jennie kemudian mendudukan dirinya di samping Jongin.

"Tadi aku masih terasa kaku ya? Maaf ya..." kata Jennie yang membuat Jongin menoleh sebentar ke arah gadis itu. "Tak apa, wajar. Aku juga minta maaf kalau tadi terlalu kencang saat menarik mu di gerakan pertama." balas Jongin. Jennie tersenyum tipis.

"Aku juga mau meminta maaf, karena aku meminta revisi gerakan... Jadi latihan kita sedikit terhambat," tutur Jennie dengan senyuman masam.

"Kau ini hobi sekali meminta maaf ya? Kau tak perlu meminta maaf. Kau berhak meminta perubahan gerakan jikalau kau merasa tidak nyaman. Itu hak mu," kata Jongin dengan dingin.

Entah kenapa, baik Jongin dan Jennie tetap merasa kegerahan walaupun pendingin ruangan bekerja dengan maksimal.

Jennie bahkan mengkuncir cepol rambutnya agar lehernya tidak merasa kegerahan. Jongin sempat terpana saat melihat bahu Jennie yang terekspose dengan jelas saat wanita itu mengkuncir rambutnya, terlebih saat ini Jennie menggunakan kaus dengan bolongan leher yang cukup lebar.

Ini bukan pertama kali Jongin melihat bahu Jennie yang terbuka. Jongin sering melihat bahu Jennie yang terbuka jika Jennie tampil di acara-acara musik yang mengharuskannya memakai pakaian minim. Namun melihat bahu Jennie dalam jarak dekat memberikan kesan yang berbeda bagi Jongin.

There's No Way ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang