28 : It's Over

2.4K 234 0
                                    

Sinar matahari pagi ini bersinar sangat cerah. Langit pun menampakkan warna biru yang cerah. Namun hati seorang gadis yang duduk di kursi penumpang dalam sebuah mobil yang bergerak di jalan kota Seoul tidak secerah cuaca di luar sana. Sedari tadi dia hanya terdiam, melihat kearah luar dengan fikirannya yang melayang entah kemana. 

"Jennie-ya, mau mampir terlebih dahulu ke cafe?". Tawar Haneun yang matanya masih menatap kearah jalanan. Jennie menoleh sekilas kearah managernya itu, "Aku tidak napsu untuk makan Unnie".

Dahi Haneun berkerut. 

"Kenapa? Kau sakit?", Haneun menoleh sekilas kearah Jennie yang kini sudah kembali menatap awan di langit. "Tidak". Jawab gadis itu singkat. 

"Kau sudah meminum vitamin mu?" Tanya Haneun lagi. 

"Belum".

"YAH.. Setidaknya kalau tidak mau makan, tetap kau harus mengkonsumsi vitamin mu itu".

Haneun kemudian memutar kemudinya, membelokkan sedikit rute perjalanan mereka. Jennie yang sadar soal rute perjalanan yang sedikit berubah lantas melihat kearah Haneun dengan wajah bingung. 

"Unnie, ini bukan jalur untuk ke Kiss The Radio". Protes Jennie.

"Mau tidak mau kita harus mampir untuk membeli sarapan. Dan napsu tidak napsu kau harus sarapan". Tegas Haneun yang sedang dalam mode 'eomma'-nya. 

Keuntungan dari memiliki manager seorang wanita ialah, mereka tidak hanya bertindak sebagai manager. Tapi mereka juga terkadang bisa bertindak sebagai seorang ibu yang selalu memperhatikan dan mengkhawatirkan anaknya. 

Jika sudah seperti ini maka Jennie hanya bisa menurut. 

Tak lama kemudian, mobil yang Haneun kendarai terparkir di depan sebuah cafe. Wanita itu langsung melepas sabuk pengamannya. "Kau tetap disini, kalau ada apa-apa langsung hubungi aku". Jennie memgangguk kecil sebagai respon. 

Setelah Haneun pergi keluar mobil untuk membeli sarapan, Jennie mulai merasa bosan. Dia sesekali melirik kearah luar yang lumayan ramai dengan orang berlalu lalang. Beruntung kaca mobil yang ia gunakan saat ini di lapisi kaca penggelap. Jadi orang luar tidak bisa langsung melihat kedalam mobil.

Sehingga keberadaan Jennie saat ini tidak di ketahui oleh orang lain. Bosan melihat orang berlalu lalang, dia memutuskan untuk memutar lagu dari ponselnya. 

Lagu yang ia putar ialah lagi duetnya dengan Jongin. Senyuman tipis terukir di bibir gadis itu. Ini hari terakhir masa promosi. Fikirannya lalu melayang ke saat-saat dimana mereka baru mempersiapkan lagu duet ini. Rasanya seperti baru kemarin dia memulai untuk rekaman. Rasanya seperti baru kemarin dia mempelajari koreografi dengan Jongin. 

Semuanya terasa seperti baru kemarin. 

Jika kalian bertanya-tanya soal bagaimana perasaan Jennie untuk rekan duetnya itu saat ini... Jennie sudah memutuskan untuk berhenti. Dia merasa tidak ada gunanya jika ia terus menerus menyimpan rasa ini. Jadi dia memutuskan untuk berhenti dan akan mencoba untuk menjadi teman yang baik bagi Jongin. 

Suara pintu yang tertutup, disusul dengan Haneun yang menyodorkan roti isi kepada Jennie membuat lamunan Jennie menjadi buyar. 

"Makan. Jangan menolak". Titah Haneun dengan datar. Jennie hanya bisa mengerucutkan bibirnya dan mulai memakan roti isi serta menyuruput kopi yang Haneun belikan. 

Hari ini pasti Jennie akan mengeluarkan banyak tenaga. Dan juga emosi. 

•••

Mobil yang Jennie tumpangi datang bersamaan dengan mobil yang Jongin tumpangi. Jennie dengan kaki pendeknya melangkah keluar dari mobil, menghampiri Jongin yang tersenyum kearahnya. 

There's No Way ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang