6 : Change

3.6K 415 29
                                    

Pagi ini Jennie sudah berada di dalam ruangan latihan dance. Dia bertekad untuk giat latihan agar dirinya tidak kaku untuk mengimbangi Jongin. Pagi ini pula tidak ada yang menemani Jennie di gedung SM.

Haneun hanya mengantarkannya tadi dan langsung kembali ke kantor karena dia bilang bahwa ada rapat di kantor pagi ini. Alhasil kini hanya seorang Jennie Kim yang berada di dalam ruangan dance.

Dirinya terus bergerak mengikuti alunan musik yang nantinya akan menjadi lagu duetnya. Tak bisa di pungkiri. Lama-kelamaan Jennie jadi suka terbawa perasaan sendiri jika mendengarkan lagunya, dia bahkan suka lupa kalau lagu itu adalah lagu duetnya nanti.

Saat tengah menari, pintu ruangan latihan terbuka. Jennie langsung menengok ke arah pintu. Rupanya yang datang adalah Jongin dengan tas sportnya.

"Halo Oppa, selamat pagi." sapa Jennie dengan hangat. Jongin lalu menujut sudut ruangan untuk menaruh tasnya.

"Tumben kau datang pagi-pagi. Kita kan baru akan latihan nanti siang," ucap Jongin sambil mengencangkan ikatan tali sepatunya.

Jennie terdiam sejenak, lalu memalingkan pandangannya. "Aku merasa masih kurang, jadi aku berniat untuk berlatih lebih ekstra." kata Jennie.

"Sudah makan?" tanya Jongin tanpa basa basi. Itu membuat Jennie sedikit terkejut. Namun detik berikutnya Jennie menjawab. "Belum."

Jongin menyeritkan dahi. "Apa kau selalu melewatkan waktu sarapan?" tanya Jongin.

"Tidak... Hanya saja tadi aku sedang tidak berniat membuat sarapan. Dan aku lupa mampir di cafe karena Haneun Eonni mengantar ku ke sini juga sambil terburu-buru." jawab Jennie dengan jujur.

Jongin kemudian menggengam tangan Jennie. "Ayo ke cafe bawah, kita sarapan dulu." kata Jongin yang langsung menarik Jennie tanpa menunggu persetujuan dari Jennie.

Dan jangan lupa. Jongin masih tetap menggenggam tangan Jennie sampai mereka sampai di caffe yang terletak di kantin SM.

"Kau mau pesan apa?" tanya Jongin dengan nada yang ramah. Jennie lantas kikuk karena dia grogi tangannya di genggam oleh Jongin.

"Pancake saja, dan segelas Americano Latte." jawab Jennie dengan nada yang kecil. Jongin lalu memesankan makanan yang Jennie mau, dan membayar pula tagihan makanan tersebut.

Jongin dan Jennie kemudian duduk di bangku yang tersedia dekat dengan tembok. Baru saat mereka duduk, Jongin melepaskan genggaman tangannya.

"Aku tidak mau kau sampai lupa sarapan seperti kemarin. Sarapan itu penting, terlebih kita sedang latihan dance seperti ini. Kalau tidak sarapan, apa yang akan di ubah menjadi energi?" tutur Jongin layaknya seorang ayah yang tengah menasihati anaknya yang susah makan.

Jennie hanya terdiam dan tersenyum tipis. "Ya.. Lain kali aku tidak akan lupa sarapan," balas Jennie yang berusaha mengalihkan pandangannya. Berkat tadi Jongin yang langsung menariknya pergi, Jennie jadi tidak membawa apapun. Ponsel saja dia tidak bawa. Alhasil, Jennie mati gaya kali ini.

Jongin sendiri juga tidak membawa ponselnya, dia hanya membawa dompet yang senantiasa ada di saku celananya.

Saat pesanan makanan datang, Jennie tersenyum simpul kepada pelayan.

"Kau mau?" tawar Jennie kepada Jongin, hanya untuk sekedar basa-basi. "Tidak, aku sudah makan di dorm." balas Jongin.

"Nanti aku akan menganti uang mu," ucap Jennie sambil menyesap kopinya.

Jongin menggeleng pelan. "Tidak usah. Anggap saja ini traktiran pertemanan," kata Jongin dengan ramah.

Jennie hanya mengangguk kecil. Jennie lalu menikmati pancakenya dengan nikmat. Hingga adegan di drama drama mulai menimpanya.

There's No Way ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang