Part 27

1K 57 3
                                    

Menyenangkan. Yah itulah yang akhir-akhir ini Aisyah rasakan. Disaat bersama dengannya. Jika kalian bertanya dengan siapa? Maka jawabannya adalah dengan Ari. Aisyah memang sangat sulit untuk memulai semuanya lagi, ia hanya berharap bahwa ini hanyalah rasa sebagai sahabat saja. Ia tidak ingin terlalu berlebihan. Dan jika kenyataannya nanti berbeda, ia hanya menginginkan satu hal, rasa yang ia rasakan bisa segera terhapus atau anggap saja itu hanya mimpi buruk yang baru saja ia alami layaknya seseorang yang baru saja bangun dari tidurnya.

Yang kadang mengalami mimpi buruk atau mungkin mimpi terindah yang akan menghiasi paginya.

"Syah ayo cepetan jalannya gue udah laper tau gak" Omel Rasyifa disaat sedang dalam perjalanan menuju kantin.

"Nyebelin banget sih lo! Bisa gak sih belajar buat sabar dikit. Apa-apa selalu mau cepet."

"Kan namanya juga lapar syah. Gue udah lapar tingkat tinggi syah. Jadi maklumin aja napasih."

Yah! Membalas perkataan Rasyifa memang tidak ada gunanya. Untuk itu Aisyah memilih diam dan berjalan meninggalkan Rasyifa yang entah beribu kata apa yang telah ia keluarkan dari mulutnya. Aisyah tidak dapat memahaminya.

**

"Aisyah." Aisyah menoleh kebelakang ketika mendengar ada yang menyebut namanya.

'Ari'

"Sama siapa?" Tanyanya singkat.

"Sendiri. Kenapa?"

"Gak sama Rasyifa?" Ari memang sudah mengenal Rasyifa meski bisa dibilang Rasyifa belum terlalu lama bersekolah disana.

"Nyari gue ri?"Ucap seseorang dari belakang.
"Tau gak ri? Gue ditinggalin sama Aisyah. Jahat banget kan dia? Padahal gue yang ngajak. Dasar emang."Adu Rasyifa kesal.

"Apaan!? Harusnya gue yang kesal. Lo yang nyuruh gue cepat tadi, pas gue cepat lo marah. Lo nyuruh gue naik helikopter gitu biar lo gak nyalah-nyalahin gue." Protes Aisyah yang seolah tidak setuju akan pernyataan Rasyifa.

"Katanya sendiri?" Tanya Ari yang kini kembali fokus dengan Aisyah. Seolah tidak mempedulikan pertengkaran Aisyah dan Rasyifa. Lebih tepatnya perdebatan.

"Emang tadinya sendiri. Karena Rasyifanya dateng, jadinya gak sendiri lagi. Kenapa emang?" Ucap Aisyah yang seakan tidak mengerti dengan ucapan Ari.

"Niatnya mau ngajak lo makan bareng. Makanya gue nanya itu ke lo. Tapi karena udah ada Rasyifa, jadi kayaknya gue makan di kelas aja." Jelas Ari yang tiba-tiba membuat Aisyah salah tingkah. Dalam hati Aisyah terus saja menyalahkan dirinya karena kurang memahami perkataan Ari. Bahasa gaulnya sih, gak PEKA.

"Emang Azka dimana ri? Tumben sendiri." kini Rasyifa angkat bicara.

"Gak tau. Sekarang dia lagi hobi buat gangguin Salsa. Dari dulu emang udah gitu." Jelas Ari.

"Emang Salsa dimana?"Tanya Rasifa.

"Perpustakaan. Mau nyusul lo? "Tanya Ari.

"Iya. Gue harus dapat kepastian." Ucapnya lalu segera berlari kecil keluar kantin.

Aisyah dibuat bingung dengan Rasyifa barusan. Beberapa waktu tadi, ia mengatakan bahwa sangat lapar. Lapar tingkat tinggi. Namun sungguh diluar dugaan, laparnya kini berada dilevel paling rendah saat sudah mendengar nama Azka.

Kepastian? Yah! Kepastian. Jika kalian ingin tau, semenjak ia bertemu dengan Azka, Rasyifa sepertinya sudah menaruh hati dengan Azka. Ia bahkan selalu menanyakan Azka lewat pesan line yang selau ia kirimkan pada Ari. Azka sendiri tidak pernah tau bahwa Rasyifa menyukainya. Karena Azka sepertinya belakangan ini mempunyai aktifitas lain. Apalagi jika bukan mengikuti Salsa. Dan alasannya sederhana saja, hanya sekedar untuk mengganggunya. Cukup gila bukan?

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang