23. Raka

19.1K 977 13
                                    

Raka pov.

Hari ini hari kesekian gue di negara kelahiran.
Kenapa gue sebut negara kelahiran?  Karena memang indonesia negara kelahiran gue dan tempat tinggal gue belasan tahun lalu.
Gue memang jarang ke indonesia, karena itu akan membuka luka lama gue.

Singkat cerita.
Gue punya orang tua kandung asal indonesia. Pada saat kecil gue dididik ilmu agama disini.  Tapi itu belasan tahun lalu saat semuanya telah berubah.

Flasback.

Raka kecil saat menginjak usia 3 tahun berinisiatif  mendatangi rumah sakit untuk menjenguk sang umi dan calon adik kandungnya.
Ketika raka kecil masih berada di jalan tiba-tiba ia dibekap dan semua gelap.

Saat ia terbangun sudah berada didalam gudang dan didepan matanya sudah terdapat beberapa penculik dan polisi.
Tiba-tiba ada 2 orang yang menghampiri raka yang ia duga pasangan suami dan istri yang masih muda.

Dan kedua pasutri menanyai siraka kecil, akhirnya raka diadopsi oleh kedua orang yang berbaik hati kepadanya untuk merawat raka kecil. Dan akhirnya raka kecil dibawa kedua orang baik ke singapura yaitu kelahiran sepasang suami istri.

Flasback off..

Gue sedang berada diparkiran restoran atau cafe. Cafe hare menurut gue itu cafe yang sangat nyaman. Ketika gue berada disini   gue teringat dengan keluarga kandung.

Gue mempunyai adik kandung tapi gue gak tau cowok atau cewek.

Guepun melangkah menuju kebelakang sepasang kekasih mungkin dan akan menjadi mantan.
Gue sedikit mendengar percakapan seraya menyeruput mocacino.
Ketika gue menatap manik wanita itu pandangan kita bertemu

Deg

Entah mengapa hati ini berdebar.
Apa gue jatuh cinta pada pandangan pertama.
Dan entah mengapa gue seperti memiliki ikatan.

Dan siwanita berjilbab merah maron itu keluar dari restoran dengan berlinang air mata.

Lalu gue menyusulnya. Gue juga gak tau kenapa kaki ini ingin melangkah.
Si wanita itu terduduk di pinggir jalan yang terduduk seraya menelungkupkan kepalanya diantara kedua kaki.
Gue pun menghampirinya.

"Jadi cewek tuh jangan cengeng" kata itu yang keluar dari mulut gue.

Lalu cewek itu mendongak dan entah mengapa hati ini berdebar tak karuan.

Deg

Deg

Deg

Ia berdiri lalu pergi tanpa menengok kebelakang. Akhirnya gue mengikuti.
Hati ini tak tega jika melihatnya berjalan seorang diri.
Setelah sekian lama mengikuti dengan melangkahkan kaki,  sekarang telah sampai di sebuah bangunan megah dan bertingkat-tingkat.

Ini kan apartemen rayhan batin gue.

Setelah mengamati dan memastikan ia selamat lalu gue pergi tapi

Bruuuk

"maaf buk maaf" kata ku meminta maaf.  Gue menabrak seorang wanita paruhbaya dengan membawa beberapa sayur dan buah.

"ia gak papa den" ucap ibu itu seraya bediri.  Ibu itu mendongak

"Bi sari" ucap gue kaget setengah mati. Gimana enggak, bi sari adalah pembatu gue saat gue masih kecil.  Dan kemungkinan besar gue akan menemukan keluarga gue.

"maaf aden siapa ya?  Kok tau nama saya? " bi sari masih bingung dengan perkataanku.

"saya raka bi saya raka.  Bibi masih ingat? " gue sebisa mungkin meyakinkan.

"Den raka???  Ini beneran aden Yang hilang diculik itu? "Bi sari menanyai gue

"iya bi ini saya raka bii" bi sari langsung memeluk gue erat sekali. Seraya meneteskan air mata rindu.

"bibi kangen aden,  aden kemana saja bibi selalu khawatir" gue ikut terharu,  mungkin terkesan cengen atau alay,  nyatanya emang gue alay :v

" bi abi umi sama adik raka dimana bi,  raka ingin ketemu" sebenarnya gue sangat rindu sama keluarga tapi ada kendala penculikan beberapa belas tahun lalu.

Wajah bibi langsung berubah seketika, gue jadi curiga.

"kenapa bi, dimana keluarga kecil raka? " aelah gue nangis lagi.  Jadi gak tampan lagi gue. Ah bodo amatlah apa kata mereka yang berlalu lalang di depan apartemen.

"ibu bapak dan adik aden----" kalimat bibi terpotong ketika telpon masuk dihandphone gue,  ganggu amat sih.

"maaf bi tunggu sebentar ya" guepun bergegas mengangkat telpon dan sedikit menjauh.  Seperti pacaran terus eh selingkuhan telpon agar tetap terjadi kenyamanan guepun menjauh sedikit.

"......"

" waalaikumsalam, oh iya rey gue lupa,  gue akan kesana sekarang"

"....."

"iya waalaikumsalam" setelah itu gue pun kembali ketempat semula

"maaf bi, barusan raka ditelpon teman raka, raka ada jadwal operasi dan raka lupa" jelas gue biar gak salah paham gaes

"selamat ya den,  cita cita aden terwujud bibi jadi bangga" entah mengapa gue ikut terharu,  emang dokter adalah cita-cita gue sedari kecil dan bibi pun tau karena gue bilang. Kan gak mungkin gue gak bilang tapi bibi tau kan horor.

"bi ini kartu nama saya, jika bibi ada waktu luang kita bicara. Raka ingin mengetahui semuanya" setelah bibi menyetujuinya gue langsung kembali ke rumah sakit gue dan rayhan.

.......

Hai bagaimana?
Masih mau lanjut?

Kira kira akan terjadi apa ya selanjutnya?

Jangan lupa vote dan coment jika mau lanjut.  😄

HIJRAH CINTA ( SEGERA TERBIT) 	Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang