- Empat

2.7K 238 24
                                    

"Malam yang kunantikan tak kunjung datang"

VOTE+KOMENT DONG

tinggalkan jejak.

Keana dan Dara sudah berada di kantin. Dara akan menepati janji nya tak kala nilai Keana di atas KKM 2 angka. Baginya tak masalah mentraktir Keana, toh Keana mau berusaha.

"Yess..akhirnya gue ditraktir lagi," sorak Keana, Dara hanya geleng-geleng kepala saja asalkan Keana tertawa lepas, itu sudah cukup baginya.

"Lo tunggu disini ya, gue yang pesen kali ini." Keana mengangguk, tiba tiba dikejutkan oleh kedatangan Gafa. "Hai dedek gemessh," sapa Gafa enteng duduk di depan Keana.

"Ngapain lo disini?! Cari tempat lain sonoo!" usir Keana.

Gafa tak mempedulikan ucapan Keana. Dia tetep duduk dengan santainya.

"Wihh ada Gafa, Revan nya mana?" sahut Dara meletakan baksonya di meja.

"Dia lagi mesen, kenapa? Kangen Revan?" goda Gafa, Dara menggeleng cepat. "Ya heran aja si, bisanya kan kalian dua sejoli kemana-mana selalu berdua," jelas Dara. Gafa tertawa miring. "Kek lo berdua kan?" sahut Gafa.

Dara cengengesan berbeda dengan Keanai yang kini menahan kesal.

"LOO--" tunjuk Keana dengan garpu ke arah Gafa. Belum sempat melanjutkan ucapannya tiba-tiba Revan datang. "Udah nih makan, bentar lagi mau masuk!" celetuk Revan.

Keana mendelik kesal lalu menurun kan garpunya. Sedangkan Gafa tengah mengejek dengan senyum devil membuat Keana sangat dongkol melihatnya.

Kini duduk Gafa tepat di depan Keana yang tak peduli akan kehadirannya, bagi Keana kehadiran Gafa di depannya adalah debu. Halus. Tak terlihat.

Gafa tersenyum lebar.

Keana menautkan alisnya bingung. "Ngapa lo senyam senyum?" tanya Keana.

"Serah gue dong."

Tanpa sepengetahuan Dara dan Revan. Gafa sudah membuatnya jengkel hari ini. Kakinya dimainkan di bawah meja.

Keana tahu siapa dalangnya, sudah pasti ulah Gafa. Keana menatap Gafa tajam tapi yang ditatap hanya memakan makanan nya dengan santai seolah-olah tak terjadi sesuatu.

Gafa menendang-nendang kembali kaki Keana sehingga meja yang mereka gunakan berbunyi membuat Dara dan Revan menatap Keana aneh, karena gadis itu menyengir lebar. "Lo kenapa Na?" tanya Dara heran melihat keanehan Keana.

Sontak Keana gelagapan. "Eh... gak pa-pa kok. Gue lagi olah raga kaki aja, soalnya kaki gue kesemutan... Hehe iya kesemutan." jelasnya membuat Dara dan Revan semakin bingung.

Sedangkan Gafa sudah menahan tawanya, hal yang paling menyenangkan bagi Gafa membuat Keana marah.

"Awass lo Gafa! Tunggu pembalasan gue! " ucap Keana dalam hati.

🍁

"Gafa..."

Panggilan itu membuat Gafa menoleh saat ada suara cempreng yang memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan Tia, alias ratu suara cempreng.

"KEANA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang