"Kalo udah nyaman, sulit untuk melepaskan."
Siapa yang nunggu
KEANA UP?Heii... Klik Bintang dibawah ya:) jangan lupa koment juga
Terimakasih❤"Eughh... " gadis itu melenguh saat mencoba mengerjapkan matanya. Rasa pusing dikepalanya kian menjadi.
"Udah bangun?" suara itu sontak membuat Keana menoleh ke samping. Dilihatnya Gafa yang menatapnya datar dengan alis terangkat, membuat Keana memejamkan matanya sejenak.
"Menurut lo?" ketus Keana memegang kepalanya.
Gafa meringis pelan. "Baru aja bangun tidur udah kek singa. Gimana kalau serumah." gumam Gafa membayangkan jika dirinya dan Keana satu rumah. Gafa tertawa pelan, itu tak akan pernah terjadi. Dengan cepat Gafa menghilangkan pikiran aneh itu.
"Ngomong apa lo?" sungut Keana.
Gafa menggeleng cepat.
Sangat terlihat jelas wajah dan bibir Keana pucat. Gafa berpikir keras. Apakah Keana sakit atau belum sarapan? Lalu kenapa gadis itu meringis kesakitan saat bangun tidur?
Krukk... Krukk
Mampus nih gue! Pasti si Gafa ketawain gue nih! -batin Keana.
Keana mencoba memalingkan wajahnya saat suara perutnya terdengar lagi. Seolah tidak terjadi sesuatu.
"Nih, lo belum makan kan." Keana menoleh cepat mendapati Gafa menyodorkan beberapa roti dan susu coklat padanya.
Matanya tertuju pada susu coklat itu. Namun, logikanya berkata tidak untuk menerima.
Susu coklat-batin Keana.Keana menggeleng pelan pertanda tidak mau menerima. Rasa malu itu menyelimuti dirinya jika ia harus menerima pemberian Gafa. Keana menghela napas, menatap kakinya ke bawah. "Gue lapar, tapi gue malu."-batinnya lagi.
Lamunan Keana buyar saat Gafa mengambil tangannya lalu memberikan roti dan susu coklat itu. "Ambil, gak usah malu dari pada lo mati karena laper, kan lucu kalo masuk koran." ujar Gafa santai.
Puk!
"Kenapa lo pukul gue sih?!" ringis Gafa mengelus pahanya. Pukulan Keana memang tidak keras namun cukup terasa bagi Gafa.
"Lo do'ain gue mati ya?!"
"Enggak! Udah sana makan, gue mau tidur lagi." elak Gafa mencoba menutup matanya kembali.
Keana mengedarkan pandangannya. Menatap jalanan dengan sekila. "Belum sampai emang?"
"Menurut lo?" ujar Gafa disela-sela tidurnya.
Gadis itu memutar bola matanya malas. "Kalo gue tau, gue juga gak mau nanya sama lo gembel!" desis Keana.
Gafa mengedikan bahunya acuh mencoba kembali menutup mata.
Keana masih memandang roti dan susu coklat kesukaannya. Ia tersenyum tipis, setidaknya ia berselera makan karena ada moodboster nya.
Gafa membuka matanya sedikit melihat Keana sudah memakan roti dan susu coklat itu, perasaan Gafa lega. Sebenarnya Gafa tidak tertidur, ia hanya mencoba menutup mata agar Keana mau makan, gadis itu pasti malu jika musuhnya sedang baik. Maka dari itu, Gafa mencoba berpura-pura tidur walau sebenarnya rasa kantuknya sudah hilang.
***
Mereka sudah sampai di Bogor. Pemandangan Indah cukup membuat Keana kagum. Ini kali pertamanya Keana datang. Keana berdiri tepat di bawah pohon, mencoba merenggangkan badannya yang terasa sakit. "Keren juga." gumam Keana mengangguk menatap sekelilingnya. Ada banyak pepohon yang meneduhi perkarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
"KEANA"
Teen FictionDefinisi rumah itu seperti apa sih? Rasanya rumah bukan lagi tempat tinggal yang nyaman untuk Keana. Rumah adalah tempat yang menyeramkan, hampa, tidak ada lagi kebahagian di sana. Lalu, seperti apa tempat yang nyaman bagi Keana? Hidup dalam kepedih...