- Sebelas

2K 140 17
                                    

"Karna apapun hal baik yang kamu lakukan, akan tampak salah dimata mereka yang membencimu."

Keana menelungkupkan kepalanya di atas lipatan kedua tangannya. Duduk di bawah pohon sembari menikmati angin sejuk yang menerpa kulitnya. Setelah mengikuti semua permainan tadi semua peserta diperbolehkan istirahat. Tentu saja, Keana langsung ngacir mencari tempat yang nyaman untuk istirahatnya.

Keana tersentak kaget saat ada seseuatu yang dingin menempel dilengannya. Matanya berbinar menatap sebuah minuman yang di pegang oleh seseorang. "Aaa makasih," pekik Keana girang merebut air minum yang berada di genggaman Gafa lalu meneguknya cepat. Melepas dehaganya yang kehausan.

Gafa melongo menyaksikan Keana minum terburu-buru, lalu memilih duduk di samping gadis itu. Sekilas Gafa menoleh pada Keana sebelum menjatuhkan bokongnya ke tanah. "Huhh... Lega banget." ujar Keana seraya menatap botol mineral yang sudah habis di tangannya.

Gafa yang menyaksikan itu hanya geleng-geleng kepala seraya tersenyum geli. "Gaf, tadi air minumnya kok setengah aja ya? Biasanya yang gue beli tuh penuh loh airnya." heran Keana menatap botol kosong itu di hadapannya.

Memang saat istirahat tadi semua peserta diberi air minuman. Tentu saja Keana tidak dapat karena gadis itu sudah ngacir duluan. Awalnya Gafa mengambil dua minuman, tetapi ada sepasang peserta yang belum mendapatkan minerel tersebut lantas Gafa memberikan pada orang itu karena tidak tega.

"Udah gue minum duluan," jawab Gafa santai.

Keana mengangguk singkat sebelum menyadari apa yang diucapkan Gafa. "WHAT THE-- Lo udah minum duluan?" kaget Keana melebarkan matanya. Bagaimana tidak, itu sama saja mereka--Indirect kiss.

Gafa mengangguk, "Lola lo!"

Lantas Keana memukul lengan Gafa bertubi-tubi dengan botol tersebut membuat Gafa mengaduh kesakitan. "Aduh Ken, lo ngapain sih pukul-pukul gue, ini tuh kdrt loh, Ken." ringis Gafa menghindari amukan Keana. Pasalnya pukulan Keana keras.

"Pala lo kdrt! Ga usah manggil-manggil gue Ken! Dasar nyebelin!!" bentak Keana beranjak meninggalkan Gafa sendirian.

Gafa terkekeh geli menatap Keana yang sudah menjauh dengan langkah cepat. "Yah sayang jangan marah dong." teriak Gafa seraya tersenyum geli.

***

Tata berjalan sambil melompat kecil menuju kamar mereka. Gadis berkacamata itu bersenandung kecil dengan senyum yang merekah. "Aduhaii... Aku terlena padamu..."

Bruk...

"Tata!! Lo kalau jalan liat-liat napa!" ringis Keana seraya mengusap tangannya yang memerah akibat menahan bobot badannya.

Sontak Tata melebarkan matanya. Lalu bergegas membantu Keana berdiri. "Aduh Ken, lo kalau jalan tuh hati-hati. Kan sekarang lo jatuh." Ujar Tata polos.

"Gue jatuh karena lo kali." dengus Keana.

Tata terkekeh. "Lo kemana aja sih pas istirahat tadi?" tanya Keana.

"Gue pergi bareng babang Niko," ujar Tata tersenyum lebar tak lupa tangannya menangkup kedua pipinya dengan manja.

"Alay lo!"

"Gapa-pa yang penting bahagia."

Keana memutar bola matanya malas. "Capek-capek gue nunggin lo di bawah pohon, eh lo-nya malah pacaran." Keana mendelik kesal. Betapa lelahnya dirinya menunggu gadis berkacamata di sana.

"KEANA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang