"Karna senja kapan saja bisa membuat kita bahagia. Sama seperti kamu."
Holla Keana kembali lagi...
Siapa nih yang nunggu Keana?
Sebelum baca VOTE +KOMENTAR DULU YA...
HAPPY READING...
Keana berdiri di samping Vila. Gadis itu mengikat rambutnya tinggi dengan jedai sehingga lehernya yang mulus tampak terlihat. Sesekali gadis itu merapikan rambutnya yang berantakan diterpa angin.
Tampak seorang pemuda berdiri tak jauh dari gadis itu. Ia mengamati dengan tatapan sulit diartikan. Mulutnya berdecak sebal kala melihat leher mulus yang terpampang jelas. Terlihat sangat cantik.
Keana berkacak pinggang, mulutnya tak henti mendumel tak kala Tata belum juga selesai dari kegiatannya. Padahal pagi ini mereka harus berkumpul di lapangan untuk latihan bersama pasangan.
"Si Tata ngapain didalem, sih. Lama banget Make up nya." dumel Keana melirik jam tangannya.
"Dikira pergi ke pesta apa, pake dandan-dandanan segala!"
Keana tersentak kaget saat sepasang tangan melepas ikatan jedai dirambutnya, hingga rambutnya kembali berantakan diterpa angin. Ia memutar bola matanya malas saat mengetahui bahwa Gafa lah yang mengambil jedainya. "Bisa dikembaliin gak?" pinta Keana ketus.
Gafa berdiri dihadapan Keana dengan tatapan datar. Pemuda itu sedikit terpesona dengan gadis didepannya itu. "Cantik," puji Gafa polos.
Keana mengernyit heran. Gadis itu tidak merasa baper, hanya saja Keana berpikir cepat mungkin saja... Gafa dirasukin setan mana. Sehingga sifat Gafa selalu berubah-rubah padanya, seperti tadi malam.
Arghh... Membayangkan nya saja membuat Keana bergidik ngeri dengan ucapan Gafa.
Keana mencoba merebut jedainya tanpa menggubris ucapan Gafa barusan. Tetapi cowok itu malah menjauhkan tangannya sehingga decakan sebal keluar dari mulut gadis itu. "Balikin sini!" titah Keana.
"Lo ngikat rambut asal-asalan." bantah Gafa.
"Suka-suka gue! Rambut-rambut gue, bukan rambut lo." protes Keana.
"Lo mau lihatin ke orang-orang leher lo gitu, Biar apa? Biar orang muji lo? Biar orang tertarik sama lo? Mau pamer lo?pungkas Gafa.
"Kok lo yang repot sih!"
Gafa diam menatap Keana tanpa menjawab. Ia tidak suka Keana terlihat cantik.
"Gue kepanasan Gafa!"
"Panas? Dasar Kulit badak lo!"
Keana melotot. "Enak aja gue kulit badak!" protes Keana.
"Jelas-jelas disini dingin dan lo malah bilang panas? Aneh lo!"
"Yaudah sih balikin sini!" pinta Keana kembali merebut jedainya. Lagi-lagi Gafa menjauhkannya.
"Lo bisa gak, sehari... aja gak usil?"
"Gak bisa kalo sama lo."
Keana menggeram kesal. "Lo--" tunjuknya.
Gafa menaikan alisnya sebelah. "Apa?"
"Yok Ken, kita pergi. Udah telat nih." cerocos Tata merapikan rambutnya.
Keana memutar bola matanya malas. Padahal ulah Tata tapi gadis itu merasa seolah-olah ia yang membuat telat. "Lo yang lama!" ketus Keana beranjak pergi meninggalkan Tata yang melongo. Tata beralih menatap Gafa. "Dia kenapa?" tanya Tata polos. Gafa hanya mengangkat bahunya acuh berjalan meninggalkan Tata sendirian kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
"KEANA"
Teen FictionDefinisi rumah itu seperti apa sih? Rasanya rumah bukan lagi tempat tinggal yang nyaman untuk Keana. Rumah adalah tempat yang menyeramkan, hampa, tidak ada lagi kebahagian di sana. Lalu, seperti apa tempat yang nyaman bagi Keana? Hidup dalam kepedih...