SEPULUH
Samawa Bersamamu
****
"Assalamu'alaikum" ucap Aisyah lesu saat masuk ke ruangan Wildan.
Wildan juga menjawabnya dengan nada yang tak kalah lesu."Duduk, Syah. Obrolan kita kali ini akan sedikit panjang lebar. Kamu gak mungkin kuat kalo kita ngobrol sambil berdiri"
Aisyah duduk di kursi tepat di hadapan Wildan. Aisyah sama sekali tak mau melihat wajah laki-kali dihadapannya itu.
"Kayaknya kamu udah tau teka teki dari pembicaraan orang tua kita kemarin"
"Hm," gumam Aisyah.
"Lantas bagaimana? Apakah kamu akan menerima perjodohan kita?"
"Kalau saya bisa menolak kenapa tidak saya lakukan sejak awal? Bapak tau kan kalau apapun yang saya usahakan untuk menolak perjodohan ini akan berakhir dengan kesia-siaan dan rasa kecewa yang berkepanjangan"
Wildan hanya diam, "Mau gak mau, suka atau tidak suka, perjodohan ini pasti akan berlangsung. Kita akan segera menikah Pak, dan saya rasa Bapak juga sudah tau hal itu" tambahnya.
"Ya, apa yang kamu bilang semuanya benar. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita pasti akan menikah. Dan saya juga sudah berjanji akan mebahagiakan kamu meski pernikahan ini sama sekali tidak kita inginkan"
"Apa bapak sedang berusaha merayu saya?" Tanya Aisyah.
"Tidak, saya hanya ingin membuatmu tidak terlalu memikirkan hal ini. Saya yakin, kita berdua pasti bisa menjalani keputusan ini dengan baik kedepannya"
"Apa bapak sudah selesai? Kalau sudah, Aisyah mau pulang. Ini udah sore, Aisyah gak mau ketinggalan bus" Aisyah berdiri dan bergegas ke luar ruangan.
Namun Wildan mencegahnya "Saya anter kamu pulang""Maaf, Aisyah bisa pulang sendiri"
"Nggak, Aisyah. Kamu pulang bareng saya. Kamu pulang sore kan karena harus bicara dulu dengan saya, jadi saya akan mengantarkan kamu pulang kerumah"Aisyah terdiam, mencerna semua kata-kata yang Wildan ucapkan "Bapak merencanakan semua ini ya?" Ucap Aisyah curiga "Apa bapak sengaja membuat alur seperti ini agar bisa mengajak saya pulang bersama? Apa sebenarnya motif bapak ini?" Dengan kesal Aisyah menggebrak meja.
"Aisyah! Saya sama sekali tidak merencanakan hal apapun. Kamu terlalu salah paham dengan maksud saya yang sebenarnya"
"Udahlah, Pak. Aisyah bisa pulang sendiri!" Aisyah keluar dengan cepat lalu segera mencari bus untuk pulang.
*****
"Kamu kenapa sih, sayang? Kok Mama perhatikan dari pulang sekolah cemberut terus? Ada masalah disekolah?" Tanya Maya, ibunya Lala.
"Gak kenapa-napa kok, Ma. Lala baik-baik aja, cuma sedikit kecapean aja, banyak tugas banget soalnya tadi disekolah"
"Oh, syukurlah kalo kamu gak papa. Mama kira kamu ada masalah lain, yaudah kalo gitu nanti setelah Mama selesaikan chek beberapa file, kamu tolong bantuin Mama buat nyiapin makan malam ya"
Lala memaksakan senyum "Oke, Ma"
Maya kembali berkutat dengan laptopnya, membuat Lala makin gabut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samawa Bersamamu (Completed)
SpiritualTentang bagaimana mengikhlaskan segala hal yang tidak ditakdirkan-Nya