SEBELAS
Samawa Bersamamu
*****
"Saya terima nikah dan kawinnya Aisyah Aqilah Rahman binti Sofyan Ar-Rahman dengan mas kawin lima gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"
"Sah!"
"Alhamdulillah"
Dilanjutkan dengan membaca doa doa. Tidak ada tanda tanda kebahagiaan baik di wajah Aisyah maupun Wildan. Keduanya nampak begitu pasrah akan hal ini. Kebahagiaan hanya terukir di wajah orang tua mereka dan kerabat yang datang.
Pesta pernikahan digelar sederhana. Tamu undangan hanya kerabat dekat keluarga dan para tetangga terdekat saja.
Prosesi pemasangan cingcin terlihat sangat kaku, dingin dan jauh dari kata romantis.
Padahal, semua orang memandang mereka sebagai pasangan yang sangat serasi. Bahkan ketika mengetahui perbedaan umur mereka yang terpaut tujuh tahun."Mas sama Mbak nya siap siap ya, kita akan foto foto" ucap seseorang yang lehernya tergantung kamera.
Dengan sinis Aisyah menadang Wildan "Bapak sengaja nyewa orang tadi buat ngambil gambar pernikahan kita?"
"Saya tidak tahu"
"Bohong!"
"Saya tidak tahu, Aisyah"Tak lama, keluarga mereka disuruh berkumpul untuk pengambilan gambar. Beberapa jepretan terlihat sangat bahagia. Padahal, Wildan dan Aisyah sangat berat mengangkat bibirnya untuk tersenyum.
"Oke, sekarang giliran pengantinnya saja"
Wildan di suruh berpose ala-ala memeluk Aisyah dari belakang. Membuat keduanya menggeleng tidak setuju dengan kompak.
"Nggak mau ah!"
"Gak ada pose lain gitu?"Sontak membuat tukang fotografernya merasa heran. Maryam dan Fatimah langsung mengampiri mereka.
"Ayolah sayang, menurut saja. Nanti hasilnya akan jelek kalau kalian ogah ogahan kayak gini""Iya, Syah. Ikutin aja arahan tukang fotonya. Nanti juga kalian kalo udah saling cinta bakal mengenang foto-foto pernikahan"
Aisyah memutar bola matanya jengah "Apa harus ya peluk-pelukan kayak gitu, Mi?"
"Ya, iya dong, kalian ini kan sekarang sudah sah menjadi suami isteri" ujar Fatimah.
"Ayo Mas, dipeluk isterinya" si tukang foto mulai memerintah lagi.
"Dasar, kurang ajar loe!" Batin Aisyah jengkel.
Dengan ragu Wildan melingkarkan tangannya di pinggang kecil Aisyah. Sedangkan Aisyah sangat merasa risih dengan hal tersebut.
"Jangan lama-lama ya!" Ucapnya pada tukang foto.
"Senyum Mbak, Mas nya juga agak rapetan dikit" arahan itu membuat Aisyah jadi berontak.
"Tinggal foto aja apa susahnya sih, gak usah banyak ngatur. Gaya ini gaya itu, males tau gak!"
Maryam langsung memberikan kode agar si Mas fotografernya segera memfoto pengantin dengan cepat. Karena ia tahu, Aisyah akan lebih berontak jika begini terus menerus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samawa Bersamamu (Completed)
SpiritualTentang bagaimana mengikhlaskan segala hal yang tidak ditakdirkan-Nya