LIMA BELAS
Samawa Bersamamu
****
Sudah hampir jam sembilan malam, tapi Aisyah masih saja berdiam diri di meja makan "Ayok, gak bosen apa duduk terus?" Kata Wildan sambil menarik tangannya.
"Bapak duluan aja ke kamar, Aisyah gak ngantuk!" Katanya.
"Saya gak bisa biarin kamu disini sendirian, nanti kalo tiba-tiba kamu ke dapur terus bunuh diri gimana?"Aisyah mencebik "Aisyah juga gak senekat itu kali, Pak!" Ucapnya.
"Yaudah ayok, ini udah malam. Abi dan Umi saja sudah tidur, Bi Mimin dan Mang Dadang juga sudah, tinggal kita saja yang masih melek jam segini" bujuk Wildan."Aisyah kan udah bilang sama bapak kalo Aisyah gak ngantuk! Kalo bapak mau tidur ya duluan aja. Tinggalin Aisyah sendiri" katanya sedikit mengusir.
"Oke, saya naik duluan. Jangan salahin saya kalo kamu ketemu sama arwah almarhum tetangga sebelah" Wildan meninggalkannya. Saat itu Aisyah sempat merinding, lalu mengedarkan pandangannya kesetiap sudut rumah.
"Konyol juga sih kalo gue ketemu pocong terus pingsan disini" batinnya sambil begidik. Ia melihat ke arah tangga, Wildan sudah naik dengan cepat ke kamar.
"Ck! Mana beneran ditinggalin lagi!" Dumelnya lalu bangkit dan mengambil air putih dulu ke dapur. Setelah itu barulah ia ikut naik ke kamar.Wildan duduk di atas ranjang sambil memainkan ponselnya seraya menunggu Aisyah masuk. Tak lama gagang pintu bergerak ke bawah, tanda ada orang yang akan masuk. Dan benar saja, Aisyah masuk dengan membawa segelas air putih di tangannya. Ia melihat Wildan sudah mengganti pakaiannya dengan kaos lengan pendek "Lho, bapak ngapain ganti baju?" Tanya Aisyah curiga.
"Kamar ini terlalu gerah, AC nya tidak berfungsi sebagaimana mestinya"
"Jangan-jangan dia mau-" Batinnya was-was "Jangan mikir yang macem-macem. Saya gak akan ngapa-ngapain kamu kok!" Kata Wildan yang sudah membaca gimik wajah isterinya.
"Apa iya omongannya bisa di pegang? Ah, gak yakin seratus persen gue!" Batinya lalu mengambil bantal guling dan selimutnya"Aisyah tidur di kamar depan aja ya, Pak"
Wildan mengerutkan dahinya "Kenapa? Bukankah sudah saya bilang kalo saya tidak akan melakukan apa-apa padamu"
"Aisyah gak percaya! Bapak kan cowok!"
"Memang siapa yang bilang kalau saya perempuan?" Tanya Wildan."Nah, itu. Cowok kan kalo liat cewek cantik langsung ngiler, apalagi kalo ceweknya kayak Aisyah" ucapnya kepedean.
"Saya juga bisa nahan kali, Syah. Lagi pula saya tahu kamu sedang menstruasi, kan?"
Aisyah melotot "Kok bisa tau sih?! Apa jangan-jangan bapak-"
"Kamu kan tidak sholat maghrib dan Isya, jadi saya bisa menyimpulkan hal itu dengan mudah" kata Wildan.
Aisyah membuang nafas lega "Kirain dia ngintipin gue pake baju di kamar mandi" batinnya.
"Ah, pokoknya Aisyah mau tidur di kamar depan aja!" Katanya.
"Yasudah, tapi kalau tiba-tiba ada pemadaman listrik lagi kayak kemarin jangan harap saya datang membantu kamu!"Aisyah langsung terdiam "I-iya juga sih," katanya "Nah, makanya, masih mau tidur di kamar depan?" Tanya Wildan.
Wajah Aisyah berubah, ia memonyongkan bibirnya "Tapi bapak janji kan gak bakal pegang-pegang Aisyah?!" Katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samawa Bersamamu (Completed)
SpiritualTentang bagaimana mengikhlaskan segala hal yang tidak ditakdirkan-Nya