28

94 5 0
                                    

DUA PULUH DELAPAN

Samawa Bersamamu

"Ujian itu Allah berikan untuk menguji tingakt keimanan dan keaabaran hambanya. Jadi, yakinlah bahwa semua akan baik-baik saja"

******

"Gimana, Bik? Diana udah pulang?" Tanya Maryam pada Bi Mimin.
"Belum, Buk. Sejak tadi saya belum melihat mobil Non Diana masuk pekarangan rumah" jawabnya.

Maryam nampak khawatir, sebab ponselnya juga ketika dihubungi selalu tidak aktif. Padahal, Diana mengaku akan segera pulang ke rumah.

"Semoga Diana baik-baik saja ya, Bik"
"Iya, Bu, semoga non Diana tidak kenapa napa di jalan,"

Hampir jam 11 malam, Maryam dan Bik Mimin masih belum juga meninggalkan ruang makan. Bik Mimin sudah beberapa kali menyuruh majikannya untuk istirahat duluan, namun Maryam selalu menolak. Ia ingin memastikan kalau Diana pulang dengan baik-baik saja.

"Bu, apa tidak sebaiknya ibu tidur saja? Ini sudah mau jam sebelas. Nanti ibu bisa sakit,"

"Nggak, Bik. Saya masih mau disini. Saya mau nungguin anak saya"

"Besok 'kan ibu mau ke rumah sakit jenguk neng Aisyah, jadi lebih baik ibu istirahat ya, Bu. Saya ndak mau liat ibu sakit" Bik Mimin terus membujuk majikannya.

Maryam juga sebenarnya sudah sangat terkantuk kantuk. Beberapa kali ia tertunduk lemas menahan kantuk yang menerpa "Kita ke kamar ya, Bu" bik Mimin memapah Maryam ke kamarnya.
"Bik, nanti kalau Diana pulang tolong kasih tau saya, ya. Kalau nggak suruh Diana masuk ke kamar saya langsung"

Bik mimin tersenyum "Baik, Bu. Nanti akan saya sampaikan pesan ibu ke Non Diana," ucapnya sambil menyelimuti tubuh Maryam.
"Kalau gitu saya keluar ya, Bu,"
Maryam mengangguk, lalu Bik Mimin keluar dan tak lupa menutup pintunya.

****

"Ini kenapa lagi mobil gue?!" Diana menghentikan mobilnya, lalu turun dan menengok ban mobilnya. "Sialan!" Ia menendang kesal "Kenapa lu mesti kempes sih? udah tau lagi buru-buru! emang mobil ngga ada akhlak lu ya!!" kesalnya.

"Mana hp gue lowbet!"

"Maaf mbak, ada yang bisa saya bantu?"
Diana terkejut, tiba-tiba saja seorang bapak menghampirinya "Eh, ini pak ban mobil saya kempes, kira-kira tukang tambal ban deket sini ada nggak ya?"

"Kalau tambal ban masih agak jauh mbak, tapi untuk sekedar ganti ban mobil yang kempes saya bisa bantu kok, mbak"

"Ngga usah pak, ga papa makasih banyak, kayaknya kalau nungguin ganti ban lama, saya harus buru2 soalnya," tolaknya halus "Tapi apa boleh saya pinjem hp bapak buat pesen ojek online? hp saya lowbet dan saya lupa bawa cargeran,"

"Oh boleh, silahkan mbak," bapak itu meminjamkan ponselnya.

"Sebelumnya makasih ya, Pak" setelah memesan ojek online Diana kembali menyerahkan ponsel itu "Ini pak, makasih banyak sekali lagi,"

"Sama-sama mbak. Ohiya, beneran mbak nya ngga mau saya bantu ganti ban mobilnya?"

"Iya ngga usah pak, nanti besok pagi saya suruh tukang bengkel kesini ambil mobil saya,"

Tak lama, tukang ojek yang di pesan datang.
"Dengan bapak samsul?"

"Ohiya mas, itu saya. Tapi yang pesen mbak ini, kebetulan ponselnya mati, jadi pesan lewat ponsel saya,"

"Oh, oke. Mari mbak, ini helmnya" driver ojek online memberikan helm nya.
"Iya mas, makasih," ia meraih helm itu dan segera memakainya "Makasih banyak juga ya, Pak" ucapnya pada bapak tadi.

Samawa Bersamamu (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang