Copyright : Moonlight-1222
Vote sebelum baca atau baca dulu baru vote. Jangan lupa :)
Silahkan follow Moon dan mungkin baca cerita yang lain juga. Makasih :).
.
.Grenville Hills, Cornwall
10 Juli 1794Seminggu sudah berlalu setelah peristiwa mengejutkan itu. Ethan dan Lord Etton langsung kembali ke London pada sore harinya. Bocah itu menahan tangis setelah mendapati kalau aku tidak ikut naik ke kereta. Aku merasa bersalah pada mendung di wajahnya, tapi sayangnya aku hanya bisa menatap wajahnya---yang terus menoleh ke belakang sampai kereta menghilang---dengan statis.
Ini tidak menyenangkan sama sekali. Sekarang penduduk Grenville Hills sudah mengetahui nasibku yang akan berakhir menjadi isteri seorang duda beranak satu. Kini telingaku seolah hanya bisa mendengar suara-suara mereka, dalam kasus ini, tentu saja para perempuan yang terus menggodaku...
"Scarlett memang penuh kejutan. Dia bahkan menyembunyikan anak dan suaminya yang tampan."
"Sepertinya saya harus menjadi Miss Scarlett dahulu agar bisa memiliki putera selucu Lord Ethan."
"Saya sangat bersedia menggantikan posisi Scarlett menjadi isteri dan ibu bagi ayah dan anak itu."
"Miss, selamat atas pernikahannya." Kalimat ini yang paling membuatku frustasi. Aku belum menikah! Lagipula bukankah mereka terlalu blak-blakan? Membuat anak gadis orang malu saja.
...dan juga tentunya bersama suara Ethan yang terus memanggilku mama tanpa henti. Tentu saja. Apa yang kuharapkan? Ayah dan anak itu tidak pergi untuk selamanya. Mereka hanya membebaskanku selama satu minggu sebelum kembali dengan beberapa koper. Keduanya baru saja sampai tadi malam dan bocah itu langsung ingin tidur denganku. Dia bahkan mengajak ayahnya juga kalau saja pria itu tidak menjadikan pekerjaannya sebagai alasan untuk kabur.
Aku sangat berterima kasih pada inisiatif brilian Lord Etton---karena sudah menghindarkan kami dari situasi awkward.
Malunya. Ah, berbicara tentang pertemuan pertama kami. Setelah memperlihatkan lukisanku, Ethan merengek ingin jalan-jalan di pabrik. Bocah itu terus menggenggam tanganku dan bertanya ini-itu. Dia sangat aktif dan penuh pertanyaan, bahkan melebihi kecerewetan Harry. Meski aku sedikit keheranan karena ekspresi Ethan tidak seantuasis suaranya. Seolah dia hanya sedang melakukan basa-basi saja.
Awalnya aku berpikir tidak masalah membawa ayah dan anak itu ke kantin saat semua pekerja sedang menikmati makan siang mereka. Padahal disanalah sumber masalah yang sukses membuatku menjadi lelucon seluruh desa sampai hari ini---setelah Ethan menyapa semua orang dan memperkenalkan diri sebagai puteraku---setelah pintu dibuka.
"Halo paman dan bibi semuanya. Saya Ethan Calliodora Northfield. Ini Mama dan Papa Ethan."
Aku bahkan masih mengingat dengan jelas dua ekspresi yang mendiami wajah mereka: kekagetan dan kebingungan. Ibarat layar satire, semua sendok yang sudah bersiap akan meluncur ke mulut mereka berhenti di udara---meski hanya dalam beberapa detik karena mereka sudah dipenuhi pertanyaan demi pertanyaan. Kala itu wajahku pucat sekali.
"Miss, kapan kamu menikah?" Ada puluhan yang menyuarakan hal ini secara bersamaan. "Kenapa kami tidak mengetahuinya?"
"Woah..." Desas-desus pun mulai berdatangan.
"Miss, kami tidak tahu kalau kamu sudah memiliki anak sebesar... anak saya." Mrs. Harries memang cukup dekat denganku dan dia memiliki putera sebaya Ethan, Jhon. Dia berdiri dari duduknya sambil menghampiriku. Wajah semua orang memperlihatkan persamaan dengan wajahnya. Aku memahaminya. Mereka pasti shock sekali karena aku yang belum menikah ini sudah memiliki putera sebesar Jhon.
Kenapa tidak ada yang bertanya tentang perasaanku? Aku bahkan jauh lebih kaget dari mereka saat Ethan mengakuiku sebagai mama. Terlebih lagi pada fakta bahwa aku akan menikah dengan ayahnya. Serta lukisan... wajahku.
"Semuanya. Ini adalah Earl of Etton dan puteranya." Aku sangat menyakini kalau senyumku terlihat konyol sekali saat itu. "Kami... akan bertunangan."
"Menikah." Aku tertawa hambar atas tindakan pria itu yang meralat ucapanku sebelum mengangguk pasrah. Sepertinya pernikahanku akan berlangsung dalam hitungan hari.
Keheningan itu berlalu hanya sesaat karena mereka kini sudah memahami titik terang dari hubunganku dan Ethan. Aku akan menikah dengan duda satu anak!
"Miss Scarlett, kamu sangat beruntung karena anak dari calon suamimu sudah menerimamu sebagai ibunya."
"Ethan dan Papa memang baru mengunjungi Mama!" Tiba-tiba Ethan berteriak dan mendorong Mrs. Harries. "Tapi Ethan adalah anak Mama." Dia lalu memeluk pahaku posesif. "Ini Mama Ethan!"
Woah. Aku tidak menduga kalau bocah ini akan se-defensif ini. Lalu aku pun tersadar. Bukankah pola pikir bocah ini terdengar lebih dewasa dari usianya? Tidak seharusnya dia sudah memahami inti dari percakapan kami, bukan? Jemarinya yang gemuk dan kemerahan itu meremas gaunku, tapi aku menjadi tertegun saat dia mengangkat wajah untuk menatapku...
"Ethan anak Mama..."
...karena dia menangis.
"Mama!"
Akh! Jeritan itu melemparku keluar dari lamunanku. Aku terbengong saat mendapati Ethan duduk di pangkuanku dengan wajah cemberut, membuat pipinya yang gembul itu semakin bulat. Gemasnya. Eh? Tapi sejak kapan dia naik ke pahaku? Aku melihat ke jendela kamarku, dimana peralatan melukis bocah itu berdiri. Lukisannya ternyata sudah jadi dan... sempurna.
Selesai sarapan, aku memutuskan membaca buku dengan Ethan menggambar pemandangan Grenville Hils dari kamarku. Sementara Lord Etton pergi ke pabrik bersama Papa. Padahal belum ada percakapan lanjut tentang kapan tepatnya tanggal pernikahan, tapi aku merasa sudah tidak lajang lagi.
"Mama, Ethan bertanya siapa pria itu?"
Pria? Alisku saling bertaut sebelum mengikuti arah mata Ethan yang menunjuk seseorang di ambang pintu kamarku.
"Halo, Scarlett." Wajahku lantas berkedut kesal pada pria yang kini sudah melangkahkan kaki masuk ke kamarku. Sigh! Mimpi burukku bertambah. Kenapa si menyebalkan ini bisa ada disini?
OOOOO
Moon tahu ini pendek, tapi memang konsepnya seperti itu. Tidak panjang, tidak ribet, dan maybe ringan, haha. Okay, selamat membaca semuanya.
Jangan lupa votes dan juga komennya. Love You All.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlett & Lord Etton [On Going]
Historical Fiction[Historical Fiction - Mystery] The Secret in His Eyes Scarlett Selina Green baru saja berusia tujuh belas tahun saat seorang anak laki-laki bernama Ethan---yang berusia hampir setengah dari umurnya---memanggilnya mama. Ia shock sekali, terlebih lagi...