Copyright : Moonlight-1222
Terima kasih untuk semua dukungannya. Seperti chapter kemarin, update setelah minimal 200 votes. Jangan males vote ya :)
Komentar kalian juga selalu ditunggu :)
Silahkan follow Moon dan baca cerita yang lain juga. Makasih :)*Maaf updatenya lama.
Notes di bawah dibaca ya bila bingung. Terima kasih :).
.
."Mama, Papa selalu membagi bahan makanan ke seluruh penghuni estate dan warga sekitar yang kekurangan di setiap akhir bulan. Mr. Phillips yang melakukan semuanya."
Ayunan kuasku menggantung di udara sebelum melirik Ethan yang tampak fokus pada lukisannya. Mungkin terdengar biasa, seperti dia ingin menceritakan hal baik yang sudah dilakukan sang ayah. Tapi aku merasa curiga karena ini terlalu kebetulan. Tiba-tiba saja. Apa... dia mencuri dengar percakapan kami?
"Ayahmu adalah pria yang baik."
"Seperti yang Mama bilang," timpalnya pelan, kemudian hening. Hanya desau angin pagi dan tarian kuas di atas kanvas. Melihatnya yang seperti ini semakin membuatku curiga. Besar kemungkinan dia sudah mengetahui kesalahanku.
"Papa bilang Ethan kembali ke kamar, tapi pagi ini Ethan ada di samping Mama. Kapan kembali?" Apa dia bertemu Edmund saat masuk? Atau... dia menunggu di luar---dan mencuri dengar lagi?
"Ethan datang pukul lima." Dia berbohong dan aku tidak bisa berhenti khawatir. Apa yang sedang direncanakan anak ini? Jujur... aku mulai takut dengannya? Bagaimana bila perhatiannya sama palsunya dengan Edmund?
"Tapi... menghabiskan waktu berdua saja seperti ini tidak berbeda dengan hidup tanpa Papa. Apa Mama sudah meminta maaf dengan benar?"
Aku mulai merasa kesal. Kenapa dia seperti sedang menggali rahasiaku? Ingin membuatku mengakuinya?
"Memangnya kesalahan apa itu sampai Papa menyimpan kemarahan seperti itu? Padahal sebelum kembali ke Langham, kita memiliki hari yang menyenangkan. Seharusnya Bibi tidak mengganggu Mama. Lihat apa yang sudah diperbuatnya."
"Tidak," lirihku. "Ini bukan salah bibimu." Ini memang sudah salah dari awal. Seandainya saja tidak ada yang menutupi tentang sakitku. Tidak ada yang menutupi tentang Ethan dan Edmund. Seandainya tidak ada kebohongan dari awal, semua ini tidak akan berakhir seperti ini. Aku tetap bisa menjadi ibu Ethan tanpa harus menikah lagi dengan Edmund.
"Sudah." Kuusap pipinya. Aku harus menghentikannya sebelum amarahku mengusik pagi yang tenang ini. "Jangan membahas hal ini lagi. Lanjutkan saja lukisannya."
Dia menatapku sekilas sebelum melambai ke atas, tapi hanya ada tirai yang tertutup saat aku menoleh.
"Ada siapa?"
"Papa."
"Papa?" Genggamanku pada kuas mengencang. Apa... Edmund mengawasiku? Mengawasiku agar tidak mengulangi perbuatanku yang membuat Ethan khawatir? Sebenarnya seburuk apa penilaiannya padaku!
"Mama." Dia menyentuh tanganku. "Ethan akan membantu Mama berbaikan dengan Papa. Ethan akan terus memohon pada Papa untuk menyapa Mama."
"Jangan lakukan itu," sergahku datar sebelum kembali fokus pada lukisan mawarku. Bisa kulihat Ethan sedikit menunduk, tapi... "Kenapa tidak melukis?" ...dia harus mengerti bahwa aku tidak menyukai campur tangannya. Lagipula aku tidak ingin Edmund berpikir aku memanfaatkan Ethan untuk mencari perhatiannya.
Atau... bagaimana bila ini ini hanya rencana Ethan untuk memperburuk reputasiku di mata Edmund?
OOOOO
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlett & Lord Etton [On Going]
Historical Fiction[Historical Fiction - Mystery] The Secret in His Eyes Scarlett Selina Green baru saja berusia tujuh belas tahun saat seorang anak laki-laki bernama Ethan---yang berusia hampir setengah dari umurnya---memanggilnya mama. Ia shock sekali, terlebih lagi...