XVIII

4.8K 831 73
                                    

Copyright : Moonlight-1222

Terima kasih untuk semua dukungannya. Seperti chapter kemarin, update setelah minimal 200 votes. Jangan males vote ya :)
Komentar kalian juga selalu ditunggu :)
Silahkan follow Moon dan baca cerita yang lain juga. Makasih :)

.
.
.

"Aaaah!!!" Jeritan itu menarikku dari mimpi buruk. Aku terjaga dalam ketakutan dan pelukan Edmund.

"Ada apa?" Dia menyentuh wajahku panik meski matanya terlihat masih mengantuk. "Kau... bermimpi lagi?"

Aku memeluknya erat sebelum mulai terisak di dadanya. "Maafkan aku," bibirku mulai meracau. Aku tidak bermimpi pria asing itu lagi. Tapi Edmund dan Ethan hadir hanya untuk mengucapkan selamat tinggal. Rasanya sesak sekali.

Aku tidak ingin kehilangan mereka.

"Scarlett?"

"Maafkan aku!" Aku menjadi histeris dan mencengkram punggungnya. "Aku ingin kembali!" Terisak-isak penuh ketakutan. "Aku akan berubah! Aku janji! Kumohon maafkan aku!"

"Scarlett, apa yang kau bicarakan?"

Aku hanya menjadi semakin meraung dan meracau. Tak perduli bila semua penghuni kastel ini mendengar rintihanku. "Maafkan aku! Dulu aku sangat buruk! Tapi aku akan berubah! Aku sungguh-sungguh akan berubah! Edmund, kumohon!"

"Hei, sadarlah!" Aku tidak melihat ekspresinya, tapi dia terdengar panik. "Ini bukan mimpimu lagi!"

"Aku tidak bermimpi! Aku sudah tahu semuanya!"

"Apa maksudmu?" Suaranya bergetar.

Aku memberanikan diri untuk menatapnya. "Aku tahu kalau Ethan adalah anakku," kalimatku tersendat-sendat seiring air mata derasku. Mataku bahkan perih sekali. "Aku tahu tindakan burukku yang sudah meninggalkan kalian demi pria lain. Tapi aku akan berubah, Edmund. Aku sungguh-sungguh ingin menjadi ibu dan isteri yang baik. Aku akan menebus semua kesalahanku. Aku akan berubah."

Edmund melepaskan diri, bahkan... seperti mendorongku. Dia bangun dan duduk dengan wajah tertunduk, membuatku ketakutan dengan reaksi anehnya.

"Edmund..." lirihku.

Jemarinya terulur untuk mengusap air mataku. "Jangan menangis. Apa yang kau bicarakan? Kau mengagetkanku." Dia tersenyum hangat seperti biasa, tapi tidak bisa melegakanku. Sebaliknya sosoknya menjadi menyeramkan karena matanya tidak mendampingi bibirnya.

"Scarlett?"

Aku meremas selimut. Menunduk dan tiba-tiba gemetaran. "Aku minta maaf untuk semua kesalahanku, Edmund." Suaraku seperti terjepit dalam ketakutan. Bergetar dan lirih. "Jadi kumohon berikan aku tempat di hatimu lagi. Aku tahu kesalahanku bukan hal mudah untuk dilupakan. Bahkan aku sendiri tidak ingin mengingatnya lagi. Tapi aku sadar itu salah dan ingin berubah."

Jemari Edmund yang sedang membersihkan air mataku berhenti. Membuatku semakin tidak ingin melihat ekspresinya.

"Jadi sebenarnya ingatan itu belum kembali,” ujarnya setelah tiga puluh detik yang mengkhawatirkan. “Kau hanya mendengarnya dari orang lain. Sepertinya aku tahu siapa yang memberitahumu."

Nadanya yang datar menarik atensiku. Aku tidak percaya bahwa dia bisa menatapku sedingin itu, padahal jemarinya kini tengah mengusap rambutku. Tubuhku sempat berjengit karena berpikir dia akan menjambakku.

"Pernikahan ini murni demi Ethan. Orangtuaku memintaku untuk membawamu kembali setelah mendengar keadaanmu. Mereka berpikir tidak ada salahnya menyatukan kalian saat kau sudah melupakan semuanya. Lalu ketika aku melihat hasil lukisan Ethan, aku tahu dia sudah menemukan potretmu di ruang bawah tanah. Tidak ada jalan kembali selain mempertemukan kalian."

Scarlett & Lord Etton [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang