"Hey, baby... do you miss me?" sebuah suara familiar yang cukup dirindukan oleh Irene membuat cewek itu berlari meninggalkan mesin kasir dan segera menghampiri si pemilik suara.
"LEEOOONNNN...," Irene segera memeluk sosok tampan yang sudah lama tidak dilihatnya itu. "Akhirnya balik juga elo ke Jakarta... kangen banget ih sama elo!"
Leon mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Irene hingga membuat Irene sedikit terangkat. Dikecupnya puncak kepala Irene. "Sama... gue juga kangen banget sama elo. Bahkan gue lebih kangen sama elo daripada Leora,"
Plak! Sebuah pukulan mendarat sempurna di belakang kepala Leon. Pelakunya jelas Leora. "Emang kembaran laknat yah elo...,"
Leon melepaskan pelukannya dari Irene. Cowok itu mengusap bagian belakang kepalanya. "Elo makin nggak sopan yah sama kakaknya,"
"Kakak yang lebih tua lima menit doang," sahut Leora.
"Tetep aja gue lebih tua dari elo dan nggak seharusnya elo mukul kepala gue. Gue aduin Mami loh...,"
Kalau sudah seperti ini Irene harus segera bertindak memisahkan si kembar. "Jadi kapan elo sampe Jakarta?" tanya Irene mengalihkan perhatian Leon.
"Baru banget jam 3 tadi,"
"Baru berapa hari yang lalu gue sama Leora ngebahas elo, eh tau-tau elo udah di sini aja...,"
"Kayaknya karena semesta nyampein kangennya elo ke gua apa yah, gue jadi terpanggil langsung balik Jakarta gini,"
Irene tertawa mendengar penuturan Leon. "Gimana? Udah puas hunting aurora?"
"Lumayanlah gue berhasil menyaksikan langsung penampakan alam paling megah yang ada di langit,"
"Berarti udah siap dong buat fokus kuliah lagi?"
Leon mengusap pipinya. "Duh... gue pikir-pikir lagi deh kalo masalah kuliah... Eh, elo gimana? Ada cerita apa nih selama gue nggak ada?"
"Ada banyak banget cerita yang elo lewatkan...," sahut Leora.
"Oh ya? Kayak apa misalnya? Kayak Fabian yang akhirnya sadar kalau elo cewek aneh dan akhirnya mutusin elo gitu?" tebak Leon asal.
"Sialan lo! Baik-baik tuh mulut sebelum gue giling pake gilingan kopi," sahut Leora emosi.
"Please stop! Jangan bercanda lagi deh...," ucap Irene melerai perdebatan si kembar sebelum menjadi pertengkaran yang bisa menarik perhatian orang. Mereka diam saja sudah menarik perhatian. Bagaimana tidak, kalau si kembar itu memiliki visual sempurna yang menjadi daya tarik utama para pelanggan berdatangan ke The Coffreak. Jujur saja, saat Leon pertama kali membuka kedai kopi ini, para pelanggan yang berdatangan ke sini karena penasaran setelah mendengar rumor kalau pemilik kedai kopi ini adalah cowok berwajah tampan. Apalagi saat pertama kali kedai kopi ini dibuka, Leon sendirilah yang langsung menjadi barista. Dan pesona Leon saat meracik kopi benar-benar mampu memikat para pelanggan untuk berdatangan.
Leon menjulurkan lidahnya meledek Leora. Cowok itu meraih salah satu apron dan mengenakannya. Hari ini Leon akan kembali menunjukkan pesonanya dalam meracik kopi setelah lama absen karena travelling.
"Rene, ke Mayestik yuk cari bahan...," ajak Leora.
"Duh... gue minggu lalu udah ke Mayestik. Udah dapet semua bahan yang gue butuhin,"
Leora mengernyitkan keningnya. "Tumben banget elo ke Mayestik nggak ngajak gue... sama siapa elo pergi? Nggak mungkin sendirian kan?"
Irene tersenyum masam mendengar pertanyaan Leora. "Maaf...,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Azalea [COMPLETED]
General FictionMana yang sebaiknya kita pilih antara kebohongan yang manis atau kejujuran yang pahit