Sejujurnya sejak mendapatkan undangan dari Jennie Kim, Irene langsung menyiapkan sebuah hadiah hasil karyanya sendiri, sebuah dress santai berwarna merah yang dijahit sendiri oleh Irene dan ia harap akan dipakai Jennie Kim. Meski ia sempat mengalami 'kemageran' luar biasa hari ini, tapi Irene sangat bersyukur Mino datang ke rumah dan menjemputnya. Kapan lagi artis faforitnya mengundang dirinya ke private birthday party, karena biasanya untuk bisa hadir dalam birthday party Jennie Kim, para penggemar harus mengikuti sebuah lucky draw dengan memasukan kode album yang mereka beli pada fanpage Jennie Kim. Butuh keberuntungan untuk memenangkannya.
Private birthday party Jennie Kim diselenggarakan di salah satu Sky lounge mewah di kawasan Sudirman Jakarta. Tamu undangannya juga terbatas, hanya keluarga dan teman terdekatnya saja. Semenjak turun dari mobil sampai tiba di Sky lounge, tangan Mino terus menggenggam erat tangan mungil Irene. Irene jelas bisa merasakan degup jantungnya dan berharap Mino tidak mampu mendengarnya saat hanya mereka berdua yang berada di dalam lift. Setibanya di lokasi, Mino langsung membawa Irene menemui Jennie Kim.
Melihat sosok mungil Irene, Jennie Kim langsung memeluk gadis yang dibawa oleh sepupunya. "Thank you for coming... gue pikir mas Mino bakal ngelarang elo dateng ke sini,"
"Jennie Kim," ucap Mino memperingati sebelum sepupunya mengatakan sesuatu di luar kendali Mino.
Irene menyerahkan hadiah yang dibawanya. "Happy Birthday, Jennie Kim... May all your wishes come true,"
"Woah... elo nggak perlu repot-repot kasih gue kado gini,"
"Gue nggak repot kok...,"
"Anyway... gue mau kenalin elo ke seseorang," ucap Jennie Kim sambil meraih lengan Irene. Sebelum Mino mampu menghentikan tingkahnya, Jennie Kim sudah berdiri di dekat mama Mino.
"Tante... kenalin temen Jennie... namanya Irene," ucap Jennie Kim memperkenalkan Irene pada mama Mino.
"Irene? Akhirnya kita ketemu juga," ucap tante Tania sembari memeluk tubuh mungil Irene. "Saya Tania. Tantenya Jennie... juga mamanya Mino,"
"Oh? Saya Irene, tante...,"
"Kamu ternyata beneran cantik seperti yang diceritakan Jennie," mama Mino tersenyum ramah sembari menganggumi Irene. Irene melirik Jennie Kim bingung.
"Gue banyak cerita tentang elo. Soal kejadian di The Coffreak," ucap Jennie Kim memahami tatapan bingung Irene.
"Oke... udah cukup acara kenalannya," ucap Mino menginterupsi. Cowok itu menggengam tangan Irene. "Mino pinjem Irene lagi yah...," cowok itu membawa Irene menjauh dari sang Mama dan Jennie Kim.
"Nyokap elo cantik," puji Irene.
"Jangan sampe nyokap gue denger elo puji dia. Bisa terbang beliau," canda Mino.
"So... tell me who is this gorgeous girl who caught your mother's attention?" sebuah suara yang lembut menginterupsi percakapan Mino dan Irene. Irene menoleh ke arah sumber suara tersebut. Seorang gadis cantik yang pernah Irene lihat pada foto yang dikirim Leora waktu itu. Gadis itu menyunggingkan sebuah senyum elegan. Dengan santai ia menyentuh lengan Mino dan menunggu jawaban atas pertanyaannya. Seketika Irene merasa aneh dan tak nyaman.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.