Part 20

636 93 25
                                    

"Irene... kalau nanti Selena kenapa-napa langsung ketok aja kamar gue yah," pesan Aaron yang sedang membaringkan tubuh Selena di atas tempat tidur.

"Iya," jawab Irene singkat.

"Elo nggak bisa minum yah, Rene?" tanya Aaron basa-basi.

"Nggak," lagi Irene menjawab dengan singkat.

"Sama... gue juga nggak bisa. Alergi alkohol. Cuma Selena yang kuat minum. Makanya gue stay sober buat jagain dia...,"

"Oh...," respon Irene sambil menganggukkan kepala. Ia jelas merasa heran kenapa Aaron berbasa-basi seperti ini.

"Apa elo tahu kalau Mino juga nggak bisa?" tanya Aaron menyebut nama Mino.

"Oh ya? Kenapa? Alergi alkohol juga?"

"Nggak. Dia nggak mau buat masalah sama dirinya sendiri kalau sampai mabok,"

"Emangnya kenapa?" tanya Irene penasaran.

"Anyway... Irene, you better give an answer to Mino. Please... even though he didn't ask for your answer just give him an answer cause deep in his heart, he's waiting for the answer," ucap Aaron mengabaikan pertanyaan Irene. "I saw what happened between you and Mino at the beach...," Aaron tersenyum jenaka sebelum keluar dan menutup pintu kamar tersebut.

"Goodnight, Irene...," ucap Aaron terakhir kalinya lalu benar-benar menghilang di balik pintu kamar.

Irene meneguk ludahnya. Jemari tangan kanannya menyentuh bibir yang masih terasa hangat setelah dikecup Mino, sedangkan tangan kirinya menyentuh dada merasakan jantung yang berdegup cepat. Hanya sepersekian detik namun mampu mengirimkan ribuan kupu-kupu yang menggelitik perutnya. Hanya sepersekian detik namun mampu memporak-porandakan perasaan dan pikiran Irene. Hanya sepersekian detik namun mampu menjungkir-balikkan dunia Irene. Irene menghela napas panjang.

"Aaron... Hhmm... love...," terdengar racauan Selena. Irene berjalan mendekati cewek itu. Duduk di lantai di samping tempat tidur Selena.

"Sahabat elo bilang sayang ke gue... gue harus jawab apa?" tanya Irene lirih.

"Hhmm... No! Aaron... i love you... so much...," Selena kembali mengigau dalam tidurnya.

"Gue belom siap nerima perasaan Mino... karena udah ada orang lain yang dari dulu sampai sekarang masih jadi pengisi hati gue. Dan elo tahu kan... Dalam satu hati jangan sampai ada dua pemilik yang mengisi. Iya kan? Elo setuju sama gue kan, Selena?" Irene masih terus berbicara meski ia tahu Selena tidak akan mendengarkan apalagi meresponnya.

"Nggak pernah sekalipun terlintas dalam otak gue kalau Mino 'masuk' ke dalam kehidupan gue. Mino yang tiba-tiba jadi pelanggan baru The Coffreak... cowok aneh yang selalu pesen caramel macchiato tanpa pernah meminumnya. Mino dengan segala tingkah baiknya yang selalu berhasil bikin gue senyum diem-diem,"

"Tapi gue takut... gue takut ini semua cuma ilusi. Gue takut suatu saat Mino bakal ninggalin gue... karena selama ini semua orang yang gue sayang selalu ninggalin gue... Iya... Itu 'hantu' masa lalu yang belum bisa berdamai sama gue," Irene menyandarkan kepalanya pada pinggiran tempat tidur Selena.

"Mino bilang gue alasan dia buat stay disini... tapi seberapa lama alasan itu akan bertahan lama? Karena dari awal, gue sama Mino punya cerita kehidupan yang berbeda. Mino dengan kehidupannya dan gue dengan kehidupan gue sendiri. Dan gue ngerasa... ini semua cuma ilusi kayak takdir gue sama Mino itu harusnya nggak kayak ini. Apa gue yang harus pergi?"

"Jangan! Jangan! Jangan!" Selena tiba-tiba bangun. Cewek itu menggelengkan kepalanya berkali-kali. Lalu detik berikutnya kembali terjatuh di atas kasur. Cewek itu masih mengigau. Irene tertawa pelan melihat tingkah Selena tersebut. Tadinya dia sudah syok kalau Selena mendengar curhatannya, ternyata cewek itu hanya mengigau.

Azalea [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang