Chapter 14

263 26 1
                                    

Setelah mereka pergi ke taman hiburan, mereka pergi ke tempat untuk melihat bintang.

Tempat ini merupakan salah satu tempat rahasia mereka sejak mereka masih kecil.

Mereka menemukan tempat ini secara tidak sengaja. Tempat ini merupakan tempat yang sungguh indah dan tempat yang nyaman untuk melihat bintang juga.

Mereka menemukan tempat ini saat Emma yang masih berumur 8 tahun tidak sengaja tersandung kemudian menemukan tempat ini.

Mereka memilih posisi masing - masing yang agak berjauhan, agar tidak mengganggu satu sama lain.

Luna dan Subaru memilih tempat di depan sebuah pohon besar, dipojok kanan dari yang lainnya.

Luna duduk bersender ke pohon sedangkan Subaru tiduran dengan paha Luna sebagai bantalnya.

"Subaru." Panggil Luna pelan. Ia masih melihat ke atas, melihat bintang - bintang yang berkilauan.

"Hmm." Respon Subaru agar Luna tau bahwa ia mendengarkan.

"A-aku sangat menyesal t-tapi..." Suara Luna sudah mulai bergetar. Ia akan menangis sebentar lagi.

Subaru yang mendengar suara Luna sudah mulai bergetar pun kemudian merubah posisinya menjadi duduk di depan Luna.

"Hei hei, ada apa? Kenapa kamu menangis? Kamu ada masalah? Kalau ada masalah cerita aja ke aku." Ucap Subaru dengan nada khawatir.

"Aku sangat menyesal t-tapi... aku tidak bisa bersamamu." Ucap Luna. Air matanya sudah mulai turun membasahi pipi mulusnya.

Subaru yang mendengarnya pun shock untuk sementara. Ia menggelengkan kepalanya pelan ketika ia sudah mulai sadar.

"K-kenapa kita tidak bisa bersama?" Tanya Subaru pelan. Ia pun sepertinya akan ikut Luna menangis.

Yang lainnya mendengarkan mereka, semuanya masih terdengar cukup jelas karena jarak mereka yang bisa dibilang dekat.

Yang lainnya pun memutuskan untuk meninggalkan mereka sendiri. Satu persatu mereka pergi meninggalkan mereka hanya berdua saja.

Mereka berharap Subaru dan Luna dapat menyelesaikan masalah mereka.

"A-aku tidak bisa bersamamu." Ucap Luna mengulang kalimatnya. Air matanya masih menurun deras di pipinya.

"K-kenapa? Apa kamu tidak mencintaiku?" Tanya Subaru. Ia mengelus pipi Luna lembut, menghilangkan jejak air mata Luna.

Luna yang mendengarkan ucapan Subaru pun langsung menggelengkan kepalanya.

"B-bukan seperti itu. T-tentu saja aku mencintaimu. T-tapi kita tetap tidak bisa bersama." Ucap Luna pelan.

"Lalu karena apa?" Tanya Subaru dengan suara kecil. Ia takut kalau suaranya terlalu besar Luna akan takut padanya.

"A-aku sudah mempunyai t-tunangan. A-aku tidak tau siapa t-tunanganku, t-tapi papa dan mama sudah menjodohkan aku dengan seseorang. A-ku tidak ingin bersama siapa pun itu. Aku ingin bersamamu." Ucap Luna. Ia menangis lebih kencang dari sebelumnya.

Subaru yang mendengarkan itu pun shock. Lalu ia ingat akan perkataan kedua orangtunya, ia juga sudah dijidohkan. Ia akan menikah dengan orang yang ia tidak ketahui kurang lebih tiga bulan lagi.

Ia menggeleng kepalanya pelan ketika ia mulai sadar dari shocknya.

"Kamu enggak mau lagi kan sama aku? Kamu pasti bakalan benci sama aku sekarang." Racau Luna. Ia hanya melihat ke bawah. Tidak mau membuatt kontak mata dengan Subaru.

Subaru menggeleng kepalanya pelan sambil menjawab. "Tentu saja tidak. Aku mencintaimu dan akan tetap begitu. Bagaimana pun kondisinya nanti kita lalui bersama. Anggap saja ini cobaan kita yang pertama dalan menjadi pasangan." Ucap Subaru lembut.

Different StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang