Besoknya Luna langsung menghampiri Storm yang sedang bermain dengan Sylvia. Luna menarik Storm menjauh untuk berbicara serius.
Luna menarik Storm ke tempat yang cukup sepi. Setelah melepaskan tangan Storm, Luna membalikkan badannya dan langsung memberi pelototan tajam pada Storm.
Storm yang merasa dirinya tidak memiliki salah apa pun memberanikan dirinya untuk bertanya. "Kenapa menarik ku ke sini? Ada apa sebenarnya?" Tanya Storm kebingungan.
Luna manatap Storm kesal. Ia menarik nafas yang panjang dan menghembuskannya secara perlahan, mencoba menenangkan dirinya.
"Hanya ingin bertanya. Ada apa dengan Nashi dan dirimu?" Nada kesal dapat terdengar dari ucapan Luna.
Storm yang tidak mengerti pun menatap Luna bingung. "Maksudnya? Aku tidak mengerti." Tanya Storm.
"Nashi kemarin mengatakan padaku kalau kamu menjauhinya dan lebih memilih berdekatan dengan cewe yang lain." Ucap Luna garang.
"Hah? Nashi mengatakan seperti itu padamu?" Tanya Storm lagi.
"Iya, dia memintaku untuk menemaninya kemarin. Ia menangis ketika menceritakannya." Ucap Luna.
"Sepertinya ada kesalah pahaman di sini. Atau lebih tepatnya kamu yang salah paham." Ucap Storm menunjuk ke arah Luna.
Kini giliran Luna yang menampakkan muka kebingungan. "Maksudnya?" Tanya Luna bingung.
Storm menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, ini rencana rahasia. Aku tidak akan mengatakannya pada siapa pun. Aku tidak mau rencana yang sudah kubuat setelah sekian lama hancur begitu saja." Ucap Storm membuat Luna penasaran pada rencana laki laki yang akan menjadi adik iparnya di masa depan.
"Apa rencanamu? Katakan saja." Ucap Luna gemas.
"Tidak. Nanti kamu akan mengatakannya pada yang lain dan rencanaku akan hancur berantakan." Ucap Storm menuduh Luna, membuat Luna kesal atas tuduhannya.
"Aku tidak akan mengatakannya pada siapa pun. Sudah katakan saja padaku." Luna manatap tajam Storm, namun Storm tidak terpengaruh pada tatapan tajam Luna pada dirinya.
Bisa dibilang Storm sudah terbiasa melihat tatapan tajam Luna.
"Tetap tidak mau." Ucap Storm keras kepala.
Luna menghembuskan nafasnya lelah. "Aku tidak akan mengatakannya pada siapa pun. Aku mohon katakanlah kepadaku." Ucap Luna memohon.
Storm menaikkan satu alisnya. "Baiklah. Tapi apa yang akan kamu lakukan jika kamu memberitau rencanaku kepada orang lain?" Tanya Storm. Ini hanya untuk memastikan saja agar Luna tidak memberitau rencananya pada orang lain, Storm masih tidak mempercayai Luna.
"Aku akan melakukan apa saja yang kamu suruh bila aku mengatakan rencanamu pada siapa pun. Sekarang bisa kan kamu katakan padaku apa rencanamu." Ucap Luna.
"Tentu saja." Storm pun mendekat ke arah Luna dan membisikkan rencananya pada Luna.
"Benarkah kamu akan melakukan itu?" Tanya Luna antusias.
"Tentu saja."
"Kapan kamu akan melakukannya?" Tanya Luna lagi.
"Sore ini mungkin."
"Bolehkah aku membantu?"
"Tentu saja, kenapa tidak?"
"Apa semuanya sudah siap?" Storm hanya menganggukan kepalanya.
"Apa yang harus aku lakukan kalau begitu?" Tanya Luna bingung.
"Tolong dandani Nashi yang cantik. Walau sudah cantik sih." Tentu saja yang terakhir Storm hanya berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Story
FanfictionSetiap orang mempunyai ceritanya masing - masing. Hampir tidak mungkin untuk mempunyai cerita yang sama dengan orang lain. Lalu bagaimana dengan cerita kami? Dan apa / bagaimana akhir dari cerita kami? Apa akan berakhir bahagia seperti cerita dongen...