"Nee-san, bangun." Luke mengguncang guncang tubuh Luna pelan.
Luke menghela nafasnya kesal. "Susah sekali sih untuk dibangunin." Keluh Luke. Ingin rasanya Luke menendang atau menarik Luna hingga terjatuh dari tempat tidur.
Luke mengambil buku yang ada di atas nakas tempat tidur Luna kemudian menggulung gulung buku tersebut. Detik berikutnya Luna sudah terbangun dengan terjatuh di lantai dengan sangat tidak elitnya membuat Luke tertawa.
"Hah? Apa?" Luna yang baru setengah bangun pun memandang sekitarnya bingung. Kemudian. Pandangannya tertuju pada Luke yang sudah tertawa dengan memegang buku di salah satu tangannya.
Butuh beberapa saat sampai Luna sadar apa yang sudah Luke lakukan. Luna pun memandang Luka geram. "Luke, apa yang baru saja kau lakukan?" Tanya Luna geram dengan senyuman yang mengerikan.
Luke yang melihat senyuman Luna pun langsung diam dan menatap takut takut ke arah saudara kembarnya itu. "M-membangunkan nee-san." Ucap Luke gugup.
Luna pun mendekat ke arah Luke secara perlahan, masih dengan senyum mngerikannya. Luke yang melihat saudara kembarnya mendekat pun langsung mencoba melarikan diri.
Luna menghela nafasnya lelah. Ada ada saja. Seharusnya ia kan masih bisa beristirahat sekarang. Namun karena adik durhakanya itu ia harus bangun sekarang.
Luna merupakan orang yang susah kembali tidur bila sudah dibangunkan. Ia tidak akan bisa tidur lagi kalau ia sudah bangun.
"Sudahlah, dari pada berdiam diri seperti ini terus dan tidak melakukan apa apa lebih baik aku mandi saja sekarang." Ucap Luna bertekad. Luna pun langsung masuk ke kamar mandi yang terdapat di ruangannya.
Sedangkan di tempat lain...
Lucy yang melihat Luke menghampiri pun memanggilnya. "Luke."
Luke yang merasa terpanggil pun menoleh ke arah Lucy kemudian menghampirinya. "Ya Mom? Ada apa?" Tanya Luke begitu sampai fi depan Lucy.
"Apa Luna sudah bangun?" Luke menjawab dengan menganggukan kepalanya. "Kamu sudah memberitaunya kalau kita akan pergi ke pantai hari ini?" Tanya Lucy lagi.
Luke hanya tertawa gugup dan menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal. "Belum Mom, tadi saat aku mau memberi tau aku sudah langsung di usir dari kamar nee-san." Ucap Luke gugup.
Lucy menghela nafasnya. "Hah... Ya sudahlah kalau begitu. Nanti beri tau ya kalau dia sudah kemari." Ucap Lucy lembut.
Luke memberi pose hormat kepada Lucy. "Siap laksanakan Mom." Ucap Luke membuat Lucy tertawa.
"Sudah lah. Mom ke Aunty Levy dulu ya." Lucy pun pergi setelah Luke menganggukan kepalanya.
Luke pun duduk di salah satu sofa. Ia mencari posisi yang nyaman kemudian menyalakan tv.
Setelah beberapa lama pandangan Luke teralihkan dari acara televisi yabg sedang ia tonton karena seseorang menarik narik ujung bajunya.
"Luke-nii." Panggil Nashi.
"Ya, ada apa Nashi?" Luke mendudukkan Nashi di sampingnya.
Nashi memang bukan anak kecil lagi, namun bagi Luke sama saja. Nashi tetaplah adik perempuannya yang kecil, yang perlu ia lindungi.
Nashi sudah sering diperlakukan seperti bayi oleh Luke, namun ia tidak masalah. Malah kadang Luke dapat membuatnya nyaman dengan diperlakukan seperti bayi.
Kalau soal Nash, jangan ditanya. Anak itu tidak perlu dilindungi sama sekali. Kekuatannya hampir setara dengan ayah mereka, namun Nash masih harus dibimbing dengan kekuatannya yang berlebihan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Story
Fiksi PenggemarSetiap orang mempunyai ceritanya masing - masing. Hampir tidak mungkin untuk mempunyai cerita yang sama dengan orang lain. Lalu bagaimana dengan cerita kami? Dan apa / bagaimana akhir dari cerita kami? Apa akan berakhir bahagia seperti cerita dongen...