Chapter 11

304 29 4
                                    

Sore hari menjelang malam S4 dan M4 datang ke istana Dragneel. Di sana mereka sudah ditunggu oleh Mahiru yang kemudian mengantarkan mereka ke kamar Luna.

"Wow, kalian benar - benar tidak bercanda ketika kalian bilang Yume- uh maksudku Luna itu dari keluarga Dragneel." Ucap Subaru kagum memperhatikan sekitarnya.

"Well... tentu saja kami tidak bercada. Kami juga baru mengetahuinya kemarin. Kami juga mempunyai ekpresi yang sama dengan kalian." Ucap Mahiru tersenyum ke arah S4 dan M4.

"Sekarang aku tau, bagaimana wajah kami kemarin. Dan kalau boleh jujur, ternyata lucu juga." Ucap Mahiru dengan tawa kecil.

"Ah sudahlah, kita sudah sampai di kamar Luna." Ucap Mahiru membuka pintu kamar Luna yang berwarna coklat gelap.

"Ah, kalian sudah di sini. Selamat datang." Ucap Luna yang menyadari keberadaan mereka pertama. Ia menyambut mereka dengan senyuman hangat.

"Selamat sore." Ucap S4 dan M4 di saat yang bersamaan. Mereka membungkukkan badan mereka.

"Selamat sore." Sapa yang lainnya yang sudah berada di dalam kamar. Mereka tersenyum ke arah S4 dan M4.

"Ayo sini duduk." Ucap Luna menepuk - nepuk tempat kosong yang ada di sampingnya.

Mereka pun mengambil tempat duduk mereka masing - masing. (Bayangin sendiri ya tempat duduknya) Mahiru pun kembali ke tempat duduknya yang semula.

"Jadi... kita mau main apa?" Tanya Nashi memulai pembicaraan. Yang lainnya pun melihat ke arahnya.

"Um... main UNO mungkin?" Tanya Emma ragu - ragu. Ia mengangkat kartu UNO yang dibawanya dari kamar.

"Ide bagus. Siapa pun yang kalh harus mengikuti perintah yang menang." Ucap Nova antusias. Ia berdiri tiba - tiba membuat semuanya kaget.

"Boleh saja, siapa takut?" Ucap Luke dengan cengiran khasnya. Yang lainnya pun hanya senyam senyum sendiri, entah apa yang ada di kepala mereka. Mereka sudah membuat Emma dan Nina yang melihat mereka merinding. Emma merasa bersalah sudah menawarkan mereka untuk main UNO.

"Ku-kurasa aku tidak jadi ikut main." Ucap Emma dan Nina bersamaan. Mereka mencoba untuk kabur dari kamar Luna. Tapi tangan seseorang menghentikan mereka niatan mereka.

Mereka membalikkan badan dan mendapati Nova dan Mahiru memberikan mereka senyuman yang tidak dapat diartikan. "Kurasa tidak semudah itu. Kalian harus ikut kami bermain." Ucap Nova yang mendapatkan anggukan dari Mahiru.

Yang lainnya yang melihat hanya sweat drop karena apa yang Nova dan Mahiru lakukan. Emma dan Nina pun kembali ke tempat mereka sebelumnya dengan badan yang sudah gemetaran.

"Baiklah, kita mulai permainannya." Ucap Nova, masih dengan senyuman yang tidak dapat diartikan. Ia pun membagikan kartu masing - masing orang mendapat 10 kartu.

"Game on." Ucap yang lainnya sebelum mereka akhirnya benar - benar bermain.

Mereka main UNO beberapa lama sampai akhirnya Nova yang menjadi pemenangnya dan Emma yang harus menuruti permintaan Nova atau bisa kita bilang Emma yang kalah.

Emma pun merinding ketika Nova melihat ke arahnya dengan tatapan yang mengerikan, sepertinya Nova menyiapkan sesuatu untuk Emma.

"Emma, karena kamu yang kalah. Kamu harus nurutin permintaanku." Ucap Nova sambil berjalan pelan mendekati Emma.

Emma pun berusaha menjauhkan dirinya sejauh mungkin dari Nova. "Baiklah, baiklah. Akan kulakukan apa saja." Ucapnya dengan badan gemetaran.

"Kamu harus....." Ucapan Nova dengan jeda membuat yang lain menatapnya dengan tidak sabar. "Duduk di pangkuan Luke sampai kita semua pergi tidur." Ucap Nova yang berhasil membuat seluruh muka Emma menjadi merah padam.

"A-apa?" Ucapnya panik setelah mendengar apa yang Nova katakan. "Nova, kamu bercanda kan?" Tanya Emma panik. Ia pun menghampiri Nova dan mengguncang - guncang tubuhnya.

"Tidak, aku tidak bercanda. Lagi pula ini masih lebih mending dari pada aku menyuruhmu untuk mencium Luke." Ucap Nova santai seperti tidak ada masalah sama sekali. Nova pun berhasil membuat muka Emma yang sudah merah bertambah merah.

"Sudahlah Emma-chan, lakukan saja. Toh hanya duduk di pangkuan Luke saja. Aku yakin dia tidak masalah, ya kan Luke?" Luna melihat ke arah Luke yang mukanya ikut menjadi merah padam.

"Oh... um... a-apa? maksudku..." Ucap Luke salah tingkah. Ia pun kembali ke tempat duduknya yang semula kemudian pura - pura batuk sebelum kembali menjawab. "T-tentu saja boleh. Kenapa tidak?" Ucap Luke. Ia memalingkan wajahnya dari pandangan semua orang, agar tidak ada yang melihat wajah merahnya. Walau pun sudah terlambat, semuanya sudah melihat wajahmerah yang Luke sembunyikan.

"A-ah... ba-baiklah kalau begitu." Ucap Emma pelan yang kemudian menghampiri Luke secara perlahan. "A-apa benar tidak apa?" Tanya Emma memastikan. Luke hanya menganggukan kepalanya. Emma pun mengambil nafas sebelum akhirnya duduk di pangkuan Luke.

"Baiklah, kita lanjutkan permainan." Ucap Nova antusias dengan mata yang berbinar - binar. Yang lain hanya sweat drop melihat perilaku Nova.

Permainan pun dilanjutkan yang berakhir dengan setiap pasangan antara harus duduk di pangkuan pasangannya, bermain pocky game atau memberitaukan yang lain rahasia mereka.

"Sebaiknya kita lanjutkan besok. Hari sedah malam." Ucap Luna sambil menguap dan meregangkan tubuhnya. Yang lainnya pun menganggukan kepala mereka. Terlihat sekali kalau mereka sudah lelah dan mengantuk.

"Yang cowo di sebelah kiri dan cewe di sebelah kanan. Ayo pergi ke tempat tidurnya masing - masing." Ucap Rosemary menepuk tangannya.

Yang lainnya pun mendengarkan dan naik ke tempat tidurnya maisng - masing tanpa berbicara sepatah kata pun. Mereka sudah terlalu lelah untuk melakukan apa pun lagi.

Sebelumnya ada beberapa pelayan yang membawakan tempat tidur cadangan ke kamar Luna. Kamar Luna cukup besar hingga bisa muat mereka semua. Bahkan, masih banyak tempat yang tersisa.

"Selamat malam." Ucap semuanya sebelum akhirnya mereka masuk ke alam mimpi.

To be continued.....

Different StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang