Chloe sudah berada di posisinya, siap menyerang dengan tatapan sinisnya ke arah Luna.
Luna yang melihat itu pun hanya bergidik ngeri.
Mungkin Luna memang jauh lebih kuat dari Chloe tapi dengan penyamarannya ia harus sengaja kalah.
"Ini pasti akan menyakitkan." Batin Luna.
Luna sudah menetapkan tekadnya, kalau Chloe sampai berlebihan ia akan membuka penyamarannya di kesempatan berikutnya.
"Baiklah, sudah siap semua?" Tanya guru melihat ke arah Chloe dan Luna.
Ketika keduanya mengangguk guru segera memberi pelindung di sekitar mereka.
"Baiklah, siap? Mulai." Ucap guru terdengar dari luar perisai.
"Jangan harap aku akan menahan diriku." Ucap Chloe sinis.
"Aku pun tidak akan menahan diriku." Ucap Luna waspada.
"Baiklah kalau begitu." Ucap Chloe mengangkat kedua bahunya. "Aku akan tetap menang walau kamu tidak menahan dirimu kau tau itu kan?" Tanya Chloe dengan nada mengejek.
Ingin sekali Luna menarik lidah Chloe hingga lepas atau menjahit mulut Chloe agar Chloe tidak bisa ngomong lagi.
Chloe merapalkan beberapa mantra kemudian sebuah pedang besar muncul di tangannya.
"Earthquake."
Chloe menancapkan pedangnya ke tanah. "Earth wave."
Gelombang tanah pun mendekati Luma membuatnya panik sejenak.
"Ice wall."
Es besar muncul di depan Luna, menghalang gelombang tanah yang mengarah padanya.
"Hm, boleh juga. Tapi masih lemah." Ucap Chloe mengejek dengan senyum sinisnya.
Pertarungan pun terus berlanjut dengan Chloe menyerang dan Luna bertahan.
Tubuh Luna sudah penuh dengan luka - luka dan lebam - lebam.
Sangat berbeda dengan kondisi Chloe yang tidak terdapat luka dan lebam sedikir pun.
Memang Luna dari tadi tidak menyerang sekali pun. Ia hanya terus bertahan.
Subaru dan yang lainnya hanya was - was ketika melihat pertarungan Luna dengan Chloe.
Mereka dapat melihat dengan jelas kalau Chloe ingin mencelakai Luna.
Luke dan yang lainnya sudah menahan diri untuk tidak menghancurkan pelindung dan melawan Chloe.
Bagaimana pun mereka tidak suka ketika Luna mendapatkan luka - luka seperti itu.
Meski pun mereka tau kalau Luna itu lebih kuat dari pada Chloe. Luna dapat mengalahkannya hanya dalam hitungan detik.
Tapi mereka harus bersabar. Luna sudah memperingatkan mereka untuk tidak ikut campur masalahnya. Luna bilang ia dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
Awalnya mereka protes tidak terima karrna bagaimana pun mereka tidak suka melihat Luna kenapa - napa.
Tapi bagaimana lagi. Luna sampai memohon - mohon pada mereka untuk membiarkannya menyelesaikan masalahnya sendiri.
Dengan berat hati mereka pun meng-iyakan permohonan Luna.
Saat pertama kali masuk ke sekolah mereka dapat melihat dengan jelas kalau banyak murid yang melihat Luna tidak suka, dan hal itu sudah cukup membuat mereka geram.
Kalau saja Luna tidak menahan mereka, mungkin satu sekolah ini sudah menjadi rata dengan tanah.
Lanjut ke pertarungan Luna dengan Chloe.
"Tidak bisa menyerang balin hah?" Tanya Chloe dengan nada physicopatnya.
"Ayo lawan balik kalau bisa. Ayo coba." Ejek Chloe.
"Hahahahaha." Chloe tertawa melihat Luna yang meringis ketika ia menambahkan luka atau lebam di badan Luna.
Luna harus bertahan. "Aku pasti bisa. Aku harus bisa menahan semua serangannya." Batin Luna, menguatkan dirinya sendiri.
Yang lain sudah terlihat cemas. Mereka khawatir sesuatu terjadi pada Luna. Mereka tau Luna itu kuat, tapi mau sekuat apa pun pasti setiap orang memiliki batasan.
Mereka hanya berharap tidak ada sesuatu yang serius yang terjadi pada Luna.
Sekarang nafas Luna sudah tidak beraturan. Luka dimana mana. Sungguh sakit rasanya menahan semua luka itu, tapi ia harus bertahan. Hanya untuk sebentar lagi.
"Heh... masih tidak mau membalas seranganku ya? Dasar kau memang lemah." Maki Chloe.
"Kalau tidak mau membalas, biar ku selesaikan saja pertarungan ini." Ucap Chloe sambil menyeringai penuh arti.
Chloe membaca mantra sambil berbisik, nyaris tidak terdengar oleh Luna.
Luna sudah was - was, ia terus memperhatikan sekelilingnya. Waspada terhadap serangan Chloe yang berikutnya.
Yang diluar pun bingung melihatnya. Pertarungan seperti berhenti. Kedua orang di dalam arena tidak bergerak, tidak ada yang membuat gerakan.
Mereka melihat mata Chloe tertutup dan mulutnya yang bergerak membaca mantra. Mereka hanya berharap keadaan Luna akan baik baik saja setelah ini.
Sedangkan teman teman Chloe sudah menyeringai mengerikan. Mereka tau apa yang akan Chloe lakukan kepada Luna. "Rasakan. Habis ini ia tidak akan selamat." Bisik Evelyn, salah satu anggota dari geng Chloe.
"Anak sepertinya lebih baik tidak ada saja di dunia. Sudah lemah, jelek lagi." Bisik Jean merendahkan.
"Benar. Biar saja Chloe melenyapkannya. Aku akan lebih senang bila si cupu itu lenyap." Bisik Clara sambil mengangguk anggukan kepalanya, menyetujui apa yang temannya katakan.
Tentu saja hal itu tidak luput dari pendengaran para dragon slayer. Insting mereka mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk pada Luna, tapi mereka tidak tau apa itu.
Setelah mendengar bisik bisik dari geng Chloe mereka makin percaya pada instingnya. Mereka pasti sudah merencanakan semua ini. Mereka ingin mencelakai Luna.
Natsu berdiri dari kursinya, ingin memberhentikan pertarungan Chloe dengan Luna. Tapi gerakannya terhenti ketika Lucy menarik tangannya kemudian menggelengkan kepalanya, seakan berkata pada Natsu untuk tidak melakukannya. Luna pasti tidak akan senang bila Natsu melakukannya.
Natsu hanya bisa menghela nafas pasrah kemudian kembali duduk di tempatnya semula. Natsu tidak dapat melihat salah satu orang yang paling dicintainya terluka. Natsu tidak dapat melihat anaknya terluka parah seperti sekarang. Ia hanya bisa berharap kondisi Luna akan baik baik saja setelah ini.
Tidak jauh berbeda dengan Natsu, Subaru sudah sangat khawatir melihat orang yang dicintainya terluka. Subaru sampai menggigit kuku dan memukul bangku berkali kali untuk menahan rasa kesalnya.
Subaru ingin menggantikan posisi Luna kalau ia bisa. Subaru sudah tidak tahan melihat setiap luka di tubuh Luna dan setiap luka baru yang Chloe sebabkan.
Subaru yakin, beberapa dari luka tersebut akan meninggalkan bekas di tubuh Luna.
Tiba tiba semua orang bisa merasakan ada sihir yang sangat kuat dari dalam arena, hingga menyebabkan beberapa orang pingsan.
Chloe membuka matanya secara perlahan kemudian menyeringai jahat. "Inilah akhir untukmu." Ucap Chloe dengan nada yang mengerikan.
Sebuah ledakan besar pun terjadi di arena. Ledakan tersebut sangat besar sampai sampai pelindung di sekitar arena hancur. Teriakan Luna pun dapat terdengar, bersamaan dengan teriakan para penonton yang berhamburan, berlari ke sana kemari karena panik.
Pihak sekolah pun membantu mengevaluasi para penonton dari arena pertarungan.
Tidak ada yang tau pada apa yang terjadi pada Chloe dan Luna. Asap tebal menutupi arena sehingga tidak ada yang tau betul apa yang sebenarnya terjadi.
Subaru pun langsung berlari ke arah arena diikuti oleh yang lainnya. Mereka sangat mengkhawatirkan Luna.
Semoga Luna baik baik saja. Itulah yang dipikirkan semua orang.
To be continued~
![](https://img.wattpad.com/cover/150093430-288-k958132.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Story
FanfictionSetiap orang mempunyai ceritanya masing - masing. Hampir tidak mungkin untuk mempunyai cerita yang sama dengan orang lain. Lalu bagaimana dengan cerita kami? Dan apa / bagaimana akhir dari cerita kami? Apa akan berakhir bahagia seperti cerita dongen...