Lucy kemudian masuk ke dalam ruangan dan menarik telinga Natsu. "Apa yang kubilang padamu Natsu? Jangan ganggu mereka, sekarang keluar." Lucy menarik Natsu dari ruangan Luna.
Natsu merintih kesakitan. "T-tapi Luce, anak itu akan mencium putriku. Aku tidak bisa membiarkannya saja seperti itu. Luce... tolong lepaskan aku." Ucap Natsu memohon dengan watery puppy eyesnya.
Lucy menggelengkan kepalanya. "Tidak, mereka sudah besar. Putri KITA bisa mengurusi dirinya sendiri. Lepaskanlah dia Natsu, Luna sudah besar. Biarkan dia mengatur kehidupannya sendiri." Ucap Lucy kesal.
"T-tapi Luce... " Ucap Natsu ingin membantah.
"Tidak ada tapi tapian. Sekarang keluar." Lucy menarik Natsu lagi sampai mereka keluar dari ruangan.
Dari dalam dapat terdengar suara Lucy yang mengomeli Natsu, sedangkan Natsu sendiri hanya bisa menundukkan kepalanya, tidak berani bicara.
Suasana di dalam ruangan menjadi canggung setelah Lucy dan Natsu keluar tadi. Muka Subaru dan Luna masih memerah. Mereka berdua hanya melihat ke menundukkan kepalanya.
Setelah beberapa saat akhirnya Subaru mengangkat kepalanya, Luna masih menundukkan kepalanya, belum berani melihat mata Subaru.
"Jadi..... "
-Time Skip- -Seminggu Kemudian-
Luna sudah dibolehkan keluar dari rumah sakit. Seminggu penuh ia ditemani kerabat, teman dan keluarganya. Setiap hari pasti ada saja yang menemaninya. Luna tidak diperbolehkan ditinggal sendirian dalam kamar. Paling tidak harus ada satu orang yang menemaninya.
Kadang Luna merasa kesal diperlakukan seperti itu. Ia sudah seringkali protes dan mengatakan kalau ia tidak apa apa. Tapi tetap saja semua memperlakukannya seperti itu. Pada akhirnya Luna hanya pasrah dan membiarkan mereka melakukannya.
Luna senang karena pada akhirnya ia sudah diperbolehkan untuk pulang.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk." Ucap Luna.
Lucy dan Natsu masuk ke dalam kamar inap Luna. "Apa kau sudah siap sayang?" Tanya Lucy dengan senyum lebarnya, tidak bisa dipungkiri semua orang bahagia karena pada akhirnya Luna sudah boleh keluar dari rumah sakit dan beraktivitas seperti biasanya lagi.
Luna menganggukan kepalanya. "Ya, aku sudah tak sabar bertemu dengan yang lainnya. Dan aku sudah sangat bosan setiap hari hanya berada di rumah sakit ini saja." Ucap Luna dengan memutar bola matanya membuat kedua orangtuanya tertawa pelan.
Natsu menghampiri Luna. "Sudahlah, ayo kita pulang sekarang. Semua orang sudah menunggu kepulanganmu." Ucap Natsu dengan senyum khasnya. "Atau apa perlu Papa gendong?" Tanya Natsu menggoda putri sulungnya itu.
"Dad." Jerit Luna dengan muka yang memerah. "Jangan menggodaku. Aku bisa berjalan sendiri." Ucap Luna kesal.
"Oh ayolah... Papa hanya bercanda. Jangan marah pada Papa please?" Ucap Natsu dengan puppy eyes-nya.
Luna memutar matanya jengah. Kenapa Papa suka bertingkah childlish seperti ini. Yang sebenarnya anak itu aku apa Papa sih?" Batin Luna.
Terkadang Luna suka bingung sendiri kenapa Papanya begitu kekanak-kanakan. Papanya itu sering sekali bertingkah manja dan bersikap seperti anak kecil. Terkadang ia sampai malas melihatnya.
Sedangkan Lucy hanya tertawa kecil melihat interaksi suami dan putri sulungnya itu. Ia sendiri sebenarnya juga gemas melihat kelakukan suaminya, tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak bisa melakukan apa apa untuk membantu.
"Sudah sudah. Sebaiknya sekarang kita pulang saja. Aku yakin yang lainnya sudah tidak sabar bertemu lagi dengan Luna." Ucap Lucy menengahi. Kedua orang lainnya yang berada di ruangan itu pun berhenti, atau lebih tepatnya satu orang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Story
FanfictionSetiap orang mempunyai ceritanya masing - masing. Hampir tidak mungkin untuk mempunyai cerita yang sama dengan orang lain. Lalu bagaimana dengan cerita kami? Dan apa / bagaimana akhir dari cerita kami? Apa akan berakhir bahagia seperti cerita dongen...