CDAP 7

2.8K 124 34
                                    

🍁Jangan kau tetes kan air matamu kau hanya perlu mengikhlaskan🍁

Zain yang melihat Desi tiba-tiba nangis langsung mendatangi nya
"Kenapa? " tanya Zain

"Dia nangis kak, dia ingat ibunya" jawab Siska

"Nantikan kalau sudah pulang dari kemah ini kamu bisa ketemu sama ibu kamu." tutur Zain dengan lembut kepada Desi

Semua kawan-kawan Desi menatap Zain seolah-olah ingin menikam Zain
"Kenapa pada ngeliatin saya? "

"Kak Zain, bisa kita bicara?" Sahut Siska

"Oke"

Zain melangkah mengikuti jalan Siska hingga mereka sedikit jauh dari Desi

"Kak, Desi itu lagi sedih dia ingat ibunya kakak bilang tadi bakal ketemu pas pulang kemah kan? Itu mustahil kak, ibunya Desi sudah meninggal sejak dia SD " jelas Siska

Betapa hancur dan bersalah nya Zain telah berkata seperti itu ke Desi, Zain merenung sejenak memikirkan perkataan Siska

"Ya udah kak gue mau balik dulu"
Siska pun pergi meninggalkan Zain, sedangkan Zain masih saja merenung memikirkan percakapan dia dan Siska tadi

"Maafin gue Des" batin Zain

° ° °
Dipagi harinya Zain berusaha untuk menghibur Desi yang masih termenung di taman sekolah

"Kok murung?" tanya Zain hati-hati meski jantungnya berdetak lebih cepat

"Gakpapa" jawab Desi cuek

"Jangan sedih dong, emm loe harus ikhlas"

Sedetik kemudian Zain melihat butiran bening jatuh dari mata Desi

"Udah jangan nangis ya, gue ngerti perasaan loe semua orang pasti sakit kehilangan orang yang disayang tapi kita harus belajar ikhlas" jelas Zain

"Sudah ikhlas kok" tutur Desi

"Kalau gitu berhenti nangis nya"

"Udah kok"

"Kalau udah kok masih ada air matanya? Nanti kalau nangis terus muka mu kaya doraemon loh hahaha" ejek Zain

Lawak kan itu seketika membuat Desi tersenyum
"Hahahaha, apaan sih kok gue disamain sama doraemon? "

"Habisnya muka loe lucu tembem gitu kaya doraemon"

"Nyebelin banget sih" ngambek Desi

"Yahhh jangan ngambek dong,loe sudah makan? " tanya Zain tiba-tiba

"Gue gak laper"

"Nanti sakit loh"

"Biarin aja to gak ada hubungan sama loe kan? "

"Gue kan seksi kesehatan,kalau ada anggota yang sakit pasti gue yang nanganin"

"Oh"

"Gitu doang? "

"Terus gue harus jawab apa?"

"Ya bilang kek, ih loe keren banget apa kek gitu" ngambek Zain dengan memanyunkan bibirnya

"Hahahaha, harus ya? "

Zain menatap lembut wajah Desi meski Desi sadar Zain telah menatapnya
"Manis" batin Zain

"Em Des, loe pulang sama siapa nanti"

"Gak tau jalan kaki mungkin"

Saat sedang asiknya ngobrol tiba-tiba ponsel Desi berdering
"Halo, siapa ini? "

"Ada apa?"

"Hah dijalan apa? "

"Oke pulang dari sekolah gue kesana"

Telpon pun berakhir wajah Desi tiba-tiba pucat membuat Zain khawatir

"Kenapa?"

"Gue bisa pulang duluan?"

"Memang kenapa? "

"Gue mau ketemu teman gue, gue mohon"

"Oke gue anter loe"

"Makasih ya"

Zain pun meminta izin kepada pembina dan anggota yang lain untuk mengantar Desi, setelah dapat izin mereka berdua segera pergi ke tempat yang ingin Desi tuju

Setelah sampai Desi langsung menemui laki-laki yang menelponya
"Reza! "

" Desi, akhirnya loe datang juga"

"Ada apa?, tolong jelasin kenapa loe ngajak ke makam? "

" Ikut gue"
Desi pun menuruti perkataan Reza disusul Zain yang mengikuti dari belakang hingga mereka sampai di sebuah nisan bertuliskan Raka

"Za, jangan bilang...."

"Iya Raka sakit kanker, dia sembunyiin sakit dia cuma karena gak mau loe sedih, itu cowo baru loe ya? " tanya Reza menunjuk Zain

" Syukurlah kalau loe sudah dapat pengganti Raka, Raka pasti senang" tutur Reza

Disitu juga tangisan Desi pecah
"Rakaaaa!!!!!!"

"Udah loe cuma perlu ikhlas" tutur Reza, beberapa menit kemudian Reza memberi kode kepada Zain untuk membawa pulang Desi.

Cinta Di Anak PramukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang