CDAP 34

1.8K 65 36
                                    

Suasana pesantren yang begitu ramai masih terasa asing bagi Desi berada ditempat ini, bagaimana tidak? ini adalah kali pertama Desi masuk pesantren masih sulit bagi Desi beradaptasi disini.

"Assalamuallaikum, Ukh?" sapa Desi saat telah sampai didepan pintu kamar yang akan ia tempati

"Wa'allaikumsalam Ukh, ayo masuk pasti santri baru ya?" tanya seseorang wanita yang berhijab unggu.

"Iya."

° ° °

"Abi!" panggil salah seorang temannya saat Abi berjalan kearah masjid.

"Ada apa Zidan?," balas Abi saat ia mendengar suaranya dipanggil

"Ini, tolong kamu kasihkan ke Zainap jika ketemu dia dijalan, ya?" tutur Zidan. Abi sempat kebingungan, kenapa harus dirinya? ia, kan bukan santriwati? aduhh....Zidan - Zidan kalau suka sama seseorang jangan terlalu bego napa sih!.

Abi pun mengambil bungkusan kado itu dari tangan Zidan
"Iya, nanti saya kasihkan jika bertemu dengan Zainap."

"Oke, makasih Bi ya udah saya balik dulu ya, assalamuallaikum." balas Zidan berlalu pergi

"Wa'allaikumsalam."

° ° °

"Des, kita jalan - jalan yuk? bosen nih dikamar." bujuk Zainap

"Oke, ayo aku juga butuh nih jalan - jalan supaya aku bisa tau lingkungan pesantren ini" kata Desi dengan semangat

"Nah gitu dong, ayo!"

Diperjalan mereka tiba - tiba saja ada seseorang yang menghampiri mereka sembari membawa kotak kado.
"Zainap!" panggil Abi saat Abi berpapasan dengan Zainap

"Eh Abi?, ada apa?" balas Zainap dengan riang, ya bisa dibilang Zainap memang suka sama Abi.

"Nih." kata Abi memberikan sebuah kotak kado kepada Zainap hingga Abi tersadar bahwa yang sedang bersama Zainap adalah Desi, perempuan yang dia cintai sejak masa SMA.

Desi hanya tertunduk diam meski hatinya benar - benar hancur.
"Kenapa kamu milih dia? kenapa kamu kasih aku harapan, jika akhirnya kamu memilih dia? kenapa kamu biarkan aku menunggu kalau hatimu bukan lagi untukku?" batin Desi

"Pasti Desi salah faham, pasti Desi berfikir aku sudah ngelanggar janji waktu SMA dulu." batin Abi

Saat suasana hening Zainap sempat kebingungan akan tingkah mereka berdua seperti berteman lama.
"Ada apa, kok diam - diaman?" tanya Zainap heran membuat keduanya pun tersadar kembali

"Gak papa kok, ayo Zainap kita pergi dari sini." ajak Desi sembari menggandeng tangan Zainap sedangkan Zainap masih bingung, apa yang sebenarnya terjadi?.

Abi masih menatap kepergian Desi dari hadapannya tak habis fikir ia dapat bertemu dengannya, apakah ini takdir Allah atau kah memang autornya yang sengaja mempertemukan? tapi yang jelas itu membuat Abi menjadi lebih semangat.

Desi masih terdiam saat diperjalanan membuat Zainap semakin bingung
"Ada apa sih, Des?"

Desi sempat menatap Zainap dan menggelengkan kepala
"Ukhty, boleh saya cerita sama ukhty?" kata Zainap mengawali pembicaraan saat suasana hening

Zainap menurut Desi adalah wanita sholeha, baik dan dambaan para laki - laki termasuk Abi mungkin.

"Iya boleh." balas Desi

"Kamu ingat laki - laki yang kasih saya kado tadi, kan? itu laki - laki yang saya suka dari awal masuk pesantren ini." tutur Zainap

Dada Desi benar - benar sesak haruskah ia merelakan orang yang dia sayang untuk teman barunya yang ada dipesantren. Desi sejujurnya benar - benar sakit tapi ia sadar ia tidak sesholeha Zainap.

"Menurut kamu, saya cocok tidak dengan dia?" dengan sekuat tenaga Desi mencoba untuk mengontrol amarah dan tangisannya yang hendak keluar

"Ii..yyaa" balas Desi dengan gugup

"Bagaimana ya, caranya agar bisa dapatin dia?," tutur Zainap tanpa sepengetahuannya Desi sudah lebih dulu meneteskan air matanya

"Apa ana ngelamar Abi deluan?" tutur Zainap lagi dengan tiba - tiba membuat dada Desi semakin sesak

"Ya Allah, kenapa ini terjadi? apa engkau memang tidak mengeridhoi saya dengan Abi?" batin Desi

° ° °

Suasana kamar Abi begitu sunyi padahal ada Rahman dikamar itu.
"Abi?" panggil Rahman

"Iya, ada apa?"

"Antum ada masalah?"

"Mungkin iya." balas Abi datar

"Antum cerita aja sama ana."

"Jadi gini, saya suka dengan seorang santriwati yang baru masuk saya suka dengan dia sejak masa SMA tapi saya bilang ke dia untuk menunggu saya ngelamar dia tapi saat bertemu dia tadi bersama ukhty Zainap, ukhty Zainap sepertinya suka sama saya dan kemungkinan dia kecewa karena saya melanggar janji saya untuk menghalalkannya." jelas Abi membuat Rahman menggeleng - gelengkan kepala

"Jika antum serius, cepatlah lamar dia dan berilah penjelasan terlebih dahulu kepada Zainap agar tidak berharap lebih kepada antum." nasehat Rahman

"Baiklah, akan saya jelaskan kepada Zainap"

"Nah gitu, jangan lupa sholat istiqorah biar dimudahkan semuanya" tutur Rahman

° ° °

Desi masih terduduk lesu dimeja belajar, jam sudah menunjukan pukul 10 malam semua sudah tertidur hanya Desi yang belum berlayar dipulau kapuk tangannya masih asik menulis.

Dear Diary
Aku mencintai Abi, namanya selalu aku sebut dalam doaku tapi saat aku bertemu tadi membuat aku hancur seketika. Aku nenunggu janjinya untuk melamarku namun tak juga ia datang, dia berjanji akan melamarku namun kenyataannya Zainap lah yang mungkin kini memiliki hatinya.

Saat telah selesai menulis rupa-rupanya Desi tertidur dengan tangan yang menjadi bantalnya diatas meja belajar hanya berselang beberapa menit ternyata Zainap terbangun dan melihat Desi terlelap dalam tidurnya, Zainap menyelimuti Desi dengan kasih sayang tapi saat Zainap hendak balik kekasur ia melihat sebuah diary.

Ia pun membacanya dan betapa terkejutnya Zainap bahwa tenyata Desi dan Abi saling menyukai ia benar - benar ngerasa bersalah karena telah menjadi penghalang dalam hubungan mereka. Zainap teringat akan sebuah kotak kado yang diberikan Abi tadi sore segera Zainap mencarinya dan membuka isi kotaknya yang ternyata........
























🌺🌺🌺
Yee update lagi maaf ya yang nunggu lama tapi diusain untuk segera menamatkan cerita ini
Salam pramuka!

Cinta Di Anak PramukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang