CDAP 19

1.8K 71 11
                                    

Ayah Desi masih fokus pada layar ponselnya hingga Mama Desi tiba-tiba datang dan duduk disampingnya

"Yah...." panggil Mama Desi dengan lembut

"Iya Ma." jawb Ayah singkat dengan tetap fokus pada layar ponselnya

"Mama ingin bicara Yah, setelah pulang sekolah tadi tiba-tiba saja dia datangi Mama ke dapur menyetujui keputusan Ayah untuk memindahkan Desi" jelas mama

Ayah yang tadinya masih asik dengan ponselnya tiba-tiba terhenti
'Pasti ada yang tidak beres' fikir ayah Desi

"Panggil Desi-nya kesini Ma." pita Ayah Desi

Mama Desi segera beranjak ke kamar Desi
Took tok!!

Desi yang didalam kamar segera bangkit dan menghapus air matanya yang masih tersisa. Desi membuka pintu disana sudah ada Mama nya yang menunggu

"Ada apa Ma?," tanya Desi

"Ayah mau bicara, ayo turun"

Desi dan Mama-nya segera turun menemui Ayah yang masih fokus dengan ponselnya

"Ada apa Yah?" tanya Desi tiba-tiba begitu sampai dihadapan Ayahnya

"duduk dulu" pita Ayah Desi

"Jadi kau serius menerima penawaran Ayah untuk memindahkanmu?," tanya Ayah penasaran

"Iya Yah" jawab Desi singkat sebenarnya berat untuk Desi tapi ia belajar,belajar untuk merelakan seseorang meski begitu sulit

"Oke Ayah akan urus surat perpindahan kamu" tutur ayah

Skip ya guys 1 minggu kemudian

Semua pengurusan perpindahan Desi telah siap, dihari Senin akan dimulai kegiatan ujian kenaikan kelas dan semua exschool di sekolah di liburkan. Satu minggu kemarin adalah hari terakhir Desi mengikuti kegiatan pramuka dan  terakhir kalinya pula ia melihat Zain

° ° °
Flashback

"Oke kakak-kakak semua, hari ini adalah hari terakhir kita latihan setelah ujian dan liburan sekolah berakhir kita akan kembali latihan dengan calon anggota yang baru pastinya" jelas Aldi

Zain? Dia masih menatap diam Desi, ia merasa Desi kini telah berubah tidak seperti dulu Desi lebih sering diam. (What? Desi bukannya sering diam ya? Oke lupakan)
dan tidak banyak bicara membuat Zain heran hingga ia memutuskan untuk menyapa Desi yang berada dibarisan paling belakang

"Kenapa diam?" tanya Zain yang kini telah berada di sampingnya

"Gakpapa" balas Desi singkat

"Kalau ada masalah bicara" bujuk Zain

"Untuk apa loe ngasih harapan ke gue kalau ujung-ujungnya loe nyakitin" tutur Desi tiba-tiba ,membuat Zain langsung menatap Desi lebih dalam

Setelah dibubarkan Desi buru-buru untuk pulang tapi syang, tangan Desi sudah lebih dulu diraih oleh Zain.
Kedua mata mereka saling beradu dengan lembut

"Gue sayang loe Zain, tapi cinta tak harus memiliki biarkan cinta tumbuh hingga cinta itu tumbuh pada orang yang tepat" batin Desi

"Maaf Zain, gue harus pulang" kata Desi sembari berlalu dari hadapan Zain

"Ya Allah jika memang usiaku tidak akan lama ,izin aku terlebih dahulu membuat Desi menyadari bahwa aku mencintainya" batin Zain

Flashback off

Cinta Di Anak PramukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang