Dosa itu bukanlah milik kita akibatnya, tapi juga orang lain kan merasakannya. Begitulah hidup ku yang dulu telah tenggelam di makan gelapnya waktu membuat ku sadar untuk dan sudah wajibnya berubah menjadi lebih baik lalu menjadi baik.....
***
Rumah tepi pantai ini tempat ku mengenang kesalahan ku yang memang seharusnya ku kenang untuk mencari pelajaran.... Kesalahan yang terjadi atas pilihan ku sendiri untuk melewati kesulitan hidup sejak bapak meninggal di usia gadis ku.
Pilihan yang bahkan dikecam mak dan adek padahal ini ku lakukan untuk mereka. Untuk biaya sekolah adek yang sudah tiga tahun putus sekolah sejak bapak pergi saat dia sedang ceria nya duduk di bangku kelas tiga SD, untuk biaya berobat mak yang kini mengidap diabetes.Pilihan yang mengukir luka mendalam di hatiku dan mereka yang ku cintai.... Bahkan sampai kini masih terbayang bagaimana pertempuran di pulau Seberang sepuluh tahun lalu antara kelompok para mafia penjahat keji itu. Kelompok bangun, kelompok Batara , dan kelompok big daddy melawan kepolisian yang melibatkan teman-teman ku yang semua itu sebabnya adalah aku.
Masih tergambar jelas bagaimana sersan zainal kehilangan lengan kirinya, bagaimana farah tertembak ratusan kali memasang badannya demi melindungi ku.
Bagaimana fitri kehilangan tiga jarinya karena menangkis parang yang hendak terayun ke arah ku, bagaimana iko bertempur mati-matian demi menyelamatkan ku menunjukkan dia tak pernah ingkar janji, dan bagaimana jelasnya dua adik sepupu kesayangan ku rama dan dandi terbunuh karena kelicikan bangun yang sebenarnya sudah terkalahkan oleh mereka berdua.Semuanya berawal dari malam itu,
Dengan rasa ragu aku memulai semua ini terlebih lagi sudah penuh cacian mak kuterima dari selepas waktu maghrib tadi... Sekitar pukul setengah sembilan malam, aku melangkah memasuki gang sepi, gelap dan dingin dipinggir dusun ku...
Ntah kemana aku berjalan maju dan berapa lama aku menelusuri jalan gelap itu... Namun tiga puluh menit berlalu,, tiba-tiba lampu yang sangat terang hidup bersinar menyilaukan mataku.Tampak berapa orang dengan baju lusuh, gaya tak karuan dan tatapan buas tak bermoral itu duduk di kotak kotak kayu yang sepertinya tempat menyimpan telur ayam, aku tak memperhatikan.
Mereka menatap ku dengan buas.
Dan ada satu pemuda ber-jass rapi bersandar ditempok ujung gang menatap remeh namun merahasiakan sesuatu...Salah satu dari mereka menghampiri ku, menatap ku dengan kotor, membelai rambut ku... "Akhirnya datang juga "
Spontan ku berkata dingin "aku hanya menemani tidak lebih "
Namun keadaan akan mulai memburuk pria pendek hitam gemuk itu berani membelai bibir ku... Aku sontak mundur sekitar lima langkah."Bangsat!" bentak ku.
Bukannya takut dia pun semakin maju bahkan satu teman gemuk nya yang tampak menggunakan kaos kuning bergaris hitam ikut maju mengelus punggung ku.
Aku mulai panik, memberontak "jangan!"....
" Anjing! " Terdengar teriakan keras dari arah belakang ku. Seketika ada kaki yang bergerak sangat kencang menempel di kepala orang berbaju kuning "krAak" Bunyinya."Lu kira hal buruk bisa ngasilin kebaikan hah?! !" Suara itu memarahi ku. Sekilas ku lihat wajahnya, iko, teman dekat ku dari kecil.
Kaget pria pendek hitam itu langsung mengayunkan tangan nya ke rahang iko. Iko dengan sigap menangkis membuat tangan pria itu terayun kembali ke arah berlawanan, dengan cepat iko memukul dada pria itu berkali-kali dan meninju jakunnya dengan keras. "Krrrek"
Aku segera menjauh dari sana, berbarengan dengan pria ber-jass tadi yang kabur seperti bayi.Serentak para komplotan preman itu maju menyerang iko.
Sigap iko menarik sebatang besi yang diikat dengan tali di punggung nya, seorang berambut gimbal mencoba menendang uluh hati iko, iko melangkah cepat mundur ke belakang menendang kaki satunya hingga pria itu terjatuh, dengan keras iko memukul kemaluan pria itu dengan sebatang besi nya.
Seorang berkepala botak mencoba memukul dagu iko, iko menerjang uluh hatinya sampai ia tersentak ke tembok "Aaaarrgh! " Iko menusuk mulut pria itu dengan batang besinya.Pria ber kuncir kuda menendang paha iko hingga iko berlutut, seorang berambut panjang kusut mencekik iko dari belakang membentuk simpul rare naked choke , dengan cepat iko melepas kuncian itu memutar badan menghantam keras orang berambut kusut itu dengan sikut nya "njiing!"
Iko menjedotkan kepala orang itu ke tembok, sampai kepala nya tertempel di tembok.Belum sempat iko berdiri, pria ber kuncir kuda langsung menendang kepala iko, iko menangkap kaki pria itu sampai tersungkur, mengambil batang besinya lalu memukul kepala pria itu puluhan kali.
****
Nafas iko terengah menghampiri ku,
Dia melangkah pergi meninggalkan ku setelah hatinya puas membunuh mereka... Atau puas menolong ku dari para lelaki hidung belang keparat itu?"Pahami Sarah, aku ingin kepuasan dari mu. Kepuasan yang ku rasakan bila kau jadi milikku , tunduk padaku, dan ikut dengan ku. Kesana, jalan, yang terang. Pikirkan itu, sang penighibur" Katanya dingin menancapkan sebatang besi ke salah satu mayat mereka... Lalu berlalu pergi
Aku menunduk tersenyum "sang pemberani"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
kabut
Actionkehidupan membuatnya telah terjatuh pada kegelapan yang merusak seluruh cahaya hidupnya... kini semesta memberikan buah perbuatannya, membuat jiwanya melahirkan penyesalan dan ingin kembali pada hidup yang damai dan penuh cahaya.. keluar dari dun...