Chapter 19

2 0 0
                                    

Kami semua berdiri tersenyum menatap penjaga penjara yang menyeringai besar kepala, dengan puluhan orang dibelakangnya menggenggam berbagai jenis senjata mau itu senjata tajam ataupun senjata api...
Rizal melangkah pelan kebelakang meraih kepala iqbal yang sudah tertutup kaos rion, rizal,   dan zaiman.. Mengikatkan dibahu seperti tas punggung..

Tante dilla menyeringai lebar...

......

"Waarrrrghh!! " Kami semua melesat maju...

Tante dilla mencekik leher penjaga penjara,  menggeret ke dalam sel,  "argh! " Menerjang pahanya dengan keras hingga berlutut... Menarik belakang kepala penjaga penjara kedepan, membentur keras ke lantai,  menginjak kuat leher belakangnya hingga patah "aaarghh! "

Seorang menarik kaos dalam rion hingga rion tersungkur,  bersiap menembak belakang kepala rion dengan pistol..  Ani singgap menangkap pistol,  mengarahkan tangan lawan terangkat keatas,  sehingga peluru melesat mengenai langit-langit penjara,  memelintir tangan lawan merebut pistol,  rion dengan posisi berlutut meninju kemaluan lawan dari bawah keatas hingga pecah crrrakkk!,  batang kemaluan terpental keatas...

Dari arah samping ani hendak diterjang kepalanya oleh seorang berpostur sedang dengan rambut berantakan...  Ani menangkap kaki lawan,  lawan berdiri tak seimbang dengan satu kaki dan selangkangan yang terkangkang lebar...  Darrr!  Ani menembak kemaluan lawan membuat pecah tanpa sisa..  Lawan tewas ..  Ani melempar mayat lawan pada dua orang yang hendak menyerangnya..  Membuat keduanya jatuh tersungkur..  Rizal menginjak mulut keduanya puluhan kali hingga pecah,  darah Bermuncratan....

Ani berbalik badan,  seorang hendak menebas kepala ani dari atas kebawah...   Ani sigap menangkap pergelangan tangan lawan,  memutarnya,  merebut golok berkarat milik lawan..  "Arghh! Argghhh!  Hyakk! " Menebas betis lawan,  pangkal paha,  dan menancapkan golok di jakun lawan..

Ani meludah,  satu orang lagi hendak menerjang perut ani dengan keras"anjing!" Ani spontan menancapkan golok pada kemaluan lawan,  hingga ujung golok  tembus dari perut bawah lawan.. Ani menarik golok miliknya, crraakk! Glekk.. usus berserakan...

Seorang pria berkulit hitam berlari deras ke dalam sel mengincar tante dilla...   Menendang rahang kiri tante dilla dengan keras,  tante dilla menunduk,  menyeruduk kaki kiri lawan yang ia gunakan sebagai tumpuhan...  Lawan terjatuh terlentang, kepalanya keras membentur lantai bukkk!
Cepat tante dilla menahan lutut kaki kiri lawan hingga kaki lurus dengan kaku,  menggenggam pergelangan kaki lawan..  Menarik kearah samping kiri  dengan kuat Krraaakk!  Tulang betis lawan patah,  tante dilla berdiri  membiarkan lawan memekik kesakitan...  Berlari keluar sel...
Seorang pria gemuk mencoba menusuk rahang kanan tante dilla dengan golok panjang..  Dari arah samping..
Tante dilla menunduk menghindar...  Meninju pinggang lawan,  uluh hati,   mencekik leher lawan dengan tangan kanannya... "Aaaarrghh! " Membanting lawan ke lantai....  Lawan tersentak keras,   "siniin anjing! " Tante dilla merebut golok,   cepat menusuk dahi lawan hingga otaknya Buyar terpencar-pencar...
Dari belakang lawan lain mencoba menebas punggung tante dilla..  Aku hampir terkejut hendak maju..  Tapi syukur golok lawan hanya mengenai jilbab panjang tante dilla,  membuat bekas sayatan sedang di bagian tengah punggung jilbab hitam tante dilla..

Sadar, "argh! " Tante melakukan tendangan memutar kearah perut bawah lawan,  membuat lawan kesakitan "uhkk!  " Posisi tubuh lawan sedikit membungkuk craakk!  Tante dilla menancapkan golok ke belakang kepala lawan,  menarik paksa golok hingga isi otak dan matanya berserakan...

Aku yang berdiri tepat didepan sel yang bersebelahan dengan sel kami baru saja menghadapi dua lawan sekaligus mengatur nafas,  tiba-tiba diam tak bergerak... 
"Ups!  " Seorang menodongkan pistol kebelakang kepala ku..
Aku melirik kebelakang mengangkat tangan...

kabutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang