Chapter 16

1 0 0
                                    

"Uhk... " Aku sadar memegangi kepala,  menatap keatas,  menatap langit-langit gelap dan lembab,  duduk perlahan menatap kedepan,  ku pandang tante dilla duduk menekuk memeluk kedua lututnya menatap ku,  begitu juga ani dan fina, menunduk putus asah
Reta  duduk dengan kaki lurus menundukkan kepala. Aku menoleh ke ke arah kanan, rion yang berdiri menyenderkan kepala ke tembok,  zaiman dan rizal yang berdiri menatap keluar jeruji...  Ini penjara sadarku..

"Syukurlah... " Lirih tante dilla..

"Ini dimana! " Aku berdiri spontan lalu perlahan kembali duduk karena kepala yang terasa teramat sakit...  "Ah... " Memegang kepala menunduk...

" Penjara...  " Tante dilla semakin erat memeluk lututnya...  "Markas Batara...  "

"Lalu dimana yang lain! "Kutatap tante dilla " Ahk... " Kembali memegangi kepala..

"Salma dan jira berhasil kabur,  kita andalkan mereka sekarang,  satu lagi, iqbal...  "

Reta masih dalam posisinya, lesuh menunjuk ke sudut kiri sel penjara,  sebuah kepala tergeletak,  kepala iqbal...  "Tak lama lagi kita... " Lirihnya

Ani menggenggam bahu Reta,  menatapnya...

Aku diam menatap kepala manusia tergeletak tanpa daya,  jiwa ku kosong saat itu,  tetap diam menatap mencoba mengerti apa yang terjadi....

"Ini  salahku" Tante dilla menunduk meninju lantai semen penjara " Andai aku tak ada di hidup kalian... "  Tangisnya lirih,  lalu memekik keras memenuhi sel yang lembab...  "Aaaakkhhkkk anjing! " Pekik serak suaranya...

Kugepal tangan ku kuat.. "Tidak,  ini salahku... " Gumam ku masih menatap sudut penjara yang membuat suasana makin suram menusuk jiwa,   dingin penjara tenggelam ke dadaku..  " Mereka mencari ku... "

Fina menyikut keras tembok penjara  "kami yang salah...  Kami yang tidak bisa saling melindungi... "

Reta semakin lemas bersandar pada tembok tangan dan kakinya lurus lemas tanpa harap....

Semakin keras tante dilla berteriak  "arrrggghhh babi,  !   Anjing!!!  Anjing babi! " Melakukan tendangan memutar menerjang tembok.... 

Ani cepat berdiri mengenggam pundak tante dilla mencoba menenangkan "sudah...  " Lirihnya

"Ini salah gua...  " Tante dilla menunduk meninju tembok " Kalian sudah tau  keadaannya  kan?  Kalian sudah tau siapa gua yang buat kalian begini kan?  Kalian bisa mukulin gua sesuka kalian..  "

"Mereka nyari aku tante... " Lirih ku "aku yang salah!  Aku masalahnya!  Aku yang buat kalian semuanya hancur dan menderita gini! " Berteriak keras  mengeluarkan beban ku...

"Sudah! "  Bentak ani " Jangan menyalahkan keadaan!  Kami mengerti dari cerita kamu,  dilla, Sarah....  Semua sudah terjadi!  Sekarang kita hanya perlu sadar dengan kesalahan itu!  Berhenti dan menjauh dari semua itu,  mencoba memperbaiki diri!  Dan minta ampunannya....  Masih ada harapan bukan!?  Masih ada salma dan jira,   kita tunggu mereka menyelesaikan ini,  memang harapan itu terasa kecil sekarang,  tapi kita masih hidup kan? Walaupun kita terancam dibunuh oleh babi babi anjing itu sebelum pertolongan datang,  setidaknya kita masih hidup,  selama kita hidup,  kita akan selesaikan semuanya! "
"Ya kan?... " Lirih ani menatap penuh harap...

.....
Semua hening diam merenung....

Reta mengangkat kepala...   "Kita habisi mereka menuju kembali cahaya hidup,.. "

Fina meninju lantai,  "keluar dari sini dan kembali hidup dengan tenang... "

"Bersama... " Tante dilla meninju tembok..

Rizal menggenggam jeruji  dengan kuat

Zaiman menatap keluar jeruji menatap barisan kamar sel lembab di seberang,  tersenyum..

Rion meninju tembok tanpa henti...

***

kabutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang