Chapter 15

7 0 0
                                    

Pasar tempat pertama kami mencari,  tante jira meminta kepadaku untuk menceritakan dimana aku dan salma tak sengaja mendengar pembicaraan orang-orang yang kami cari saat ini, tujuh penulis... Aku dan salma diminta untuk menunjukkan arah jalan ke warung yang waktu itu...

Aku  berjalan bersebelahan dengan salma,  tante jira dan tante dilla dibelakang mengikuti...  Kami berempat bersiaga memantau kiri dan kanan namun masih tetap tenang tak menunjukkan ekspresi khawatir atau gerak gerik yang kira-kira dapat membuat orang curiga,  mengingat keadaan kami bukanlah dalam posisi yang aman sekarang,  sebagai buronan gangster kelas dunia...

Aku dan salma terus memegangi saku kami yang telah kami selipkan pisau kecil yang sangat tajam,  tertutupi jilbab-jilbab panjang kami...

Sampai di warung tujuan,
Terlihat tujuh orang duduk saling berhadapan menikmati makan siang di meja makan panjang dari kayu Ala warung makan sederhana Indonesia... Tiga perempuan dan empat laki-laki....  Tante dilla maju kepadaku berbisik " itu orangnya... "
"Ketemu... " Tante jira berjalan didepan kami menghampiri mereka....

"Assalamu'alaikum... " Salam kami pada mereka...
"Waalaikumsalam.... " Jawab mereka antusias setelah mengangkat kepalanya yang sedang nikmat menikmati santapan siang....  "Jira,  dilla! " Yang perempuan semuanya berdiri menyalami kami....
Perempuan berbadan kurus langsing bernama reta ,
Yang sedikit berisi dengan tinggi yang sedang bernama ani,  dan terakhir yang memiliki postur yang cukup tinggi dan sedikit gemuk...  Namanya fina,  jelas tante jira...
Sedangkan empat laki-laki yang lain,  yang berpostur tinggi kurus bernama zaiman,  yang berpostur sedang sedikit berisi atau bisa dibilang sedikit atletik,  namanya rizal.  Yang berpostur sedang kurus namanya iqbal,   yang berpostur sedang sedikit pendek   memiliki tubuh yang gemuk tapi dengan bahu,  punggung dan tangan yang besar dan masa otot yang baik namanya rion....  Jelas tante dilla..

Aku mendekapkan satu tangan ku didada tersenyum,  "Sarah.... " Begitu juga salma..

.....

"Kami nyari kalian belakangan ini,  tapi ga ada info sama sekali,  di tempat dulu kita sering ngumpul juga kalian ga ada " Curah ani..

"Iya" Rion,  rizal,  iqbal dan zaiman berdiri...

Tante dilla tertawa "itu yang ingin kami bicarakan..... "

****

Daaaarrr!  Sebuah bangku menghantam punggung rion....

Rion tersungkur ke meja lalu "uhk..." bangkit berbalik bersiap kearah datangnya serangan... Aku dan yang lain ikut bersiap,  salma mengeluarkan belatinya...
Puluhan orang dengan jaket hitam polos berbaris tegap dengan parang-parang panjang siap menyerang,  perkiraan ku sekitar empat puluh orang lebih jumlah mereka...

"Pasukan janaku... " Bisik tante jira padaku..
"Maksudnya? " Sahut ani...
"Ini yang ingin kami jelaskan" Tante dilla maju perlahan berapa langkah..  " Sekarang kita hanya perlu bertarung dan menyelamatkan diri...  Setelahnya baru kita bicarakan semua"
"Apa kabar dengan jenderal kalian janaku janaku itu? " Seru tante dilla pada mereka,  puluhan orang yang ntah seperti apa kekuatan mereka nantinya.  Mengingat,  malam saat aku bertemu dengan dua orang dari mereka aku sangat kewalahan dibuatnya..
"Hampa katanya!  "  Balas seru salah satu dari mereka...

Tante dilla membuang ludah..

Puluhan orang dengan ikat kepala bermotif kulit harimau itu serentak menyerang kami...

Begitu juga kami,

......

Salah satu dari mereka menebaskan parang ke kepala ku dari atas kebawah,  aku sigap menendang pahanya hingga berlutut, melakukan tendangan memutar dengan keras ke kepalanya  hingga tubuhnya tersentak kelantai,  kepalanya membentur kaki meja...
Aku merebut parangnya cepat menikam wajahnya hingga darah bermuncratan dimana-mana,  segera ku tarik parang dari wajahnya yang telah hancur...

kabutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang