Chapter 17

1 0 0
                                    

"Seharusnya sih begitu,  kita hidup untuk mencapai kesenangan atau kebahagiaan itu punya banyak jalan,  ga harus berpikir sempit  mengatakan ini sudah terpojok,  ga bisa lagi..  Akhirnya apa yang terlintas di otak,  itulah yang kita jalani,  untuk mencapai kebahagiaan yang kita inginkan...  Padahal bisa jadi semua itu akan berdampak buruk bagi kita,   dan,   itu semua jelas dilarang keras oleh aturan agama...  Sudah terjadi memang sekarang   ,  dilla dan Sarah jelas harus menyelesaikan ini dengan baik,  dan kami yang tanpa sengaja terlibat juga harus ikut menyelesaikannya...  Walau,  yaa kami sendiri harus berhadapan dengan tantangan maut...   " Reta menoleh pada sudut sel menatap sayu kepala iqbal yang terbungkus rapat oleh kaos rion,  zaiman dan rizal... 
Menunduk menyuap nasi..  " Tak ada gunanya berkeluh kesah,  sudah terjadi semuanya... Kita anggap ini sebagai pembelaan diri,  atau wujud saling membantu saudara sesama muslim...  Walaupun harus membunuh sekalipun..  Keadaannya sekarang memang begitu kan?,  ya terpaksa "kembali menyuap....
  " Terancam dibunuh dengan tidak adil dan yang ingin membunuh juga jelas bangsat....  Gimanapun nanti kita harus saling membahu nganapin semuanya,  karena kita saudara....  Apapun nantinya gebuk keroyok aja.... " Menyuap lagi "ah gua udah ga peduli setelah keluar dari sini,  gua bacok abis mereka " Tersedak, menahan  batuk  " Oh iya terakhir, uhuk ah gimana sih"
meneguk air " Gua pernah denger hadits...

Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh tidak menzaliminya, merendahkannya dan tidak pula meremehkannya. Taqwa adalah di sini. – Beliau menunjuk dadanya sampai tiga kali-. (kemudian beliau bersabda lagi:) Cukuplah seseorang dikatakan buruk bila meremehkan saudaranya sesama muslim. Seorang Muslim terhadap Muslim lain; haram darahnya, kehormatannya dan hartanya. Hadits riwayat musim "

Ani menyambung "ga ada juga gunanya putus asa,   banyak jalan keluar,  banyak cara, ya walaupun kalo ini kayaknya ga banyak juga " Ani tertawa  "tapi kan  setidaknya ada,  hantam gebuk? "

Zaiman tertawa singkat " Udah optimis kalian ya,  tapi jangan khawatir,  kita memperhatikan hukum disini,  jumlah mereka ntah berapa,  kita ga tau apa yang akan mereka lakukan selanjutnya,  tugas kita mempertahankan diri sekuat tenaga  sesuai kondisi,  ini juga bentuk keberanian,   yang jelas islam mengajarkan semua itu,  Rasulullah pernah ditanya soal keadaan seorang yang di rampok,   nabi menjawab "lawan " Bila yang di rampok terbunuh?  "Dia mati syahid" Kalo yang merampok terbunuh?  "Ia masuk neraka! "
Fatwa juga mengatakan,
Orang yang merasa bahwa kehormatan, harta, dan dirinya dalam bahaya, secara syar’iy berhak melakukan pembelaan (ad-difaa’ as-syar’iy). Sebagai contoh, ketika seseorang berhadapan dengan pelaku kriminal yang mengarahkan senjata api atau menghunus senjata tajam, bermaksud membunuhnya atau mengambil harta miliknya atau merenggut kehormatannya, maka ia disyariatkan untuk melakukan pembelaan.

Begitupun, ketika seseorang melihat orang lain dalam kondisi tersebut, maka ia pun berhak melakukan pembelan terhadapnya. Namun, pembelaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan kadar bahaya yang dihadapinya. Kalau seseorang yang bermaksud jahat itu cukup diingatkan dengan kata-kata, seperti memintanya beristigfar,  atau teriakan meminta pertolongan kepada orang di sekitar tempat kejadian, maka haram bagi korban melakukan pemukulan.

Begitu pun jika ia dapat melakukan pembelaan itu cukup dengan memukul, maka ia tidak dibenarkan untuk menggunakan senjata. Namun bila pembelaan atas dirinya tidak mungkin dilakukan kecuali dengan senjata yang dapat melumpuhkannya, seperti dengan pentungan misalnya, maka ia boleh melakukannya, namun tidak dibenarkan baginya untuk membunuh. Akan tetapi, bila pembelaan itu hanya mungkin dilakukan dengan membunuhnya, seperti dalam kondisi yang di contohkan di atas, dimana pelaku sudah menghunus senjata tajam atau mengacungkan pistol misalnya, maka bagi korban berhak untuk membunuhnya,
Wahbah az-Zuhailiy, Fiqhul Islamiy Wa Adillatuha, 6/597....

Tapi sebaliknya bila kondisinya aman tanpa ada ancaman kita diajarkan untuk selalu ramah,  akrab,   dan saling ringan tangan..  Bahkan kalo seandainya kita hendak memukul atas dasar emosi, islam mengajarkan aturannya yang bahkan dilarang memukul wajah...  Disebutkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu a'laihi wa sallam bersabda;

إِذَا قَاتَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْتَنِبِ الوَجْهَ

“Apabila salah seorang dari kalian akan memukul, maka jauhilah memukul wajah.” "

Rizal menghela nafas "apapun caranya ,  apapun tantangannya.... "

Kami menoleh pada sudut sel yang lembab dan gelap mengembalikan  ke suraman...  "Untuk kembali seperti dulu... " Lirih ku

*****

Ctang! Krreekk...  Pintu sel berkarat dibuka perlahan..  Buukk!  Seorang pria kurus tersungkur menimpa  piring makan siang kami...  Yang bahkan kami tidak tau bahwa ini waktu siang karena saking gelapnya penjara... 
Krreekk...  Jeruji kembali di tutup...  Penjaga penjara itu tertawa keras,   terseyum seringai mengunci sel..   "Nikmati tuh nasi busuk..  Besok pagi siap mati kalian! "

Rion melompat menerjang jeruji..  "Anjing!"

Penjaga penjara semakin kuat tertawa,  pergi memainkan kunci jeruji..

Aku menatap tante dilla

Tante dilla menyeringai " Sebelum tangan busuknya menyentuh kita,  kita habisi dia "

***


kabutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang