Chapter 10

3 0 0
                                    

Gang sempit  dipinggir beberapa gedung besar supermarket dipinggir dusun ini,  mungkin bisa dibilang sebuah dusun modern karena ramai perkembangan globalisasi disini tapi sia-sianya banyak perkembangan globalisasi itu dipakai untuk hal buruk yang berakhir tak ada manfaat kecuali keburukkan..

Aku duduk merangkul salma didalam tenda seperti tenda camping yang selepas maghrib tadi kami buat dengan kardus-kardus bekas yang dibuang di gang yang kami gunakan bermalam ini...  "Kamu ga perlu cerita kronologinya,  tapi kak Sarah cuma mau tanya, kenapa kamu ga lari aja sih?  Atau lapor polisi? "

"Aku kasian sama ayah kak...  Dia duda, ga ada yang ngurus.. " Lirih salma bersandar dibahuku...  "Aku selalu saja disuruh untuk melakukan pekerjaan haram untuk uang,  tapi aku ga  mau, dan aku terus disiksa, aku  bertahan demi mengurus ayah,,  sampai ayah nekat membawa ke tempat itu tadi sore... "
.....

"mungkin ini yang namanya orangtua yang durhaka.. . " Gumam hatiku...  "Kakak akan jaga kamu...  " Aku mengelus kepalanya yang terlapis terhormat oleh jilbab biru menutupi kepala hingga dadanya dengan anggun....  Kami menyempatkan membeli jilbab dulu setelah dari warung tadi,  membeli jilbab untuk ku dan untuk salma,  dengan uang haram ku yang membuat jiwa ini gelisah,  sungguh Allah  itu baik dan menerima yang baik...
Dan sungguh keburukkan tak menghasilkan kebaikan...
Tapi setidaknya salma tidak lagi gelisah hatinya karena aurat kami telah tertutup sempurna, tapi aku masih...

.......

Brukkk!  Tersungkur seorang wanita muda diawal gang membentur tembok...  Kami cepat menoleh mengeluarkan kepala kami dari tenda melihat,  tampak  seseorang dengan jaket hitam bergambar wajah harimau dibagian punggungnya menginjak kepala wanita itu..   tampak banyak orang berlarian dan dipukuli oleh berapa orang berkaos bergaya preman jalanan didepan toko seberang gang...

Aku menarik salma masuk,  menutup mulutnya dengan tangan ku "tenang.... "

Salma mengangguk...
......

Begitulah,  aku pikir sudah aman saat itu...

Tapi berapa menit kemudian,  "darr!!!  " Tenda kardus kami berantakan ditendang pria berjaket  tadi,  aku dan salma melompat keluar...

Tampak satu orang ber penampilan Sama dengan pria ini melangkah mendekat sekitar lima belas meter di belakangnya membawa dua batang  besi panjang....

Aku dan salma bersiap,   "siapa kalian?!" Bentak ku

Pria ini mengambil Hanphone di sakunya dengan santai,  menghidupkan lalu memperhatikan ku dan Hanphonenya sejenak "kau orangnya... "

Aku sadar,  mereka pasti bagian dari kelompok berandal yang memburuku dengan iko...  Aku menendang Hanphonenya hingga terpental
"Salma lari! ",seru ku...

Salma lari menyelamatkan diri melewati dua orang ini...
" Anjing! " Pria berpostur sedang itu meninju wajah ku...  Aku sempat menahan tinjunya dengan dua punggung tangan ku ,  tapi anehnya tubuhku tetap tersungkur. ..

Tidak seperti yang sudah-sudah, tenaga orang ini jauh lebih kuat...  Aku bangkit bersiap...

Temannya dibelakang yang sedikit lebih pendek dengan rambut lurus sebahu melempar satu batang besi padanya.,

Keduanya melesat menyerang ku,  aku pun menyerang mereka...

Pria pertama memukul kan batang besinya dari samping kearah uluh hatiku...
Aku menghindar mundur ke belakang lalu melakukan tendangan memutar ke kepalanya...  Tepat sasaran,
namun lelaki ini tak menunjukkan reaksi apapun akibat serangan ku,   ia hanya sedikit menunduk dengan kaki ku masih menempel dikepalanya...  "Haha anjing kecil melawan rupanya" Dia tertawa...

Aku sedikit terkejut padahal pipinya sudah bercucuran darah..  Pria kedua mencoba memukul kepala ku dari atas kebawah,  aku menangkis batang besinya lalu melompat kebelakang...  Dan mencoba menyempatkan menendang kepala pria pertama yang masih menunduk hingga mendongak keatas...
"Ahk..! " Aku mengecek punggung tangan ku yang memar..

Kulihat pria pertama mencoba meluruskan dagunya yang bengkok karena patah akibat tendangan ku tadi,  berhasil  ia meluruskan...

Aku mengerutkan alis menatap tajam dua orang ini kembali bersiap..
"Anjng!! ",  aku berlari menyerang..

Orang kedua mencoba memukul rahang kanan ku, aku tangkis sekuat tenaga besinya lalu ku tinju dahinya dengan pukulan lurus hingga langkahnya mundur kebelakang dua langkah...

Aku hendak menghantam uluh hati orang pertama dengan dengkul ku,  tapi ia telah tersungkur lebih dulu kedepan, Terterungkup.. Kepalanya ditendang oleh perempuan berjilbab panjang berwarna hijau tua yang melompat cepat.. Menghantam dengan keras

" Tante dilla! "

.....

"Pergi!  Mereka berdua salah satu dari lima puluh pasukan khusus janaku... " Seru tante dilla..  Menginjak kepala pria pertama yang mulai hendak bangkit..

Aku sadar berlari menyelamatkan diri...  Namun pria kedua cepat melesatkan besinya mengarah kepalaku.. 
Tante dilla menangkap besinya,  memelintir pergelangan tangannya,  dan merebut batang besinya lalu memukul paha ,rusuk, dan kepalanya..

Aku lanjut berlari mencari salma....

****

Berlari menelusuri jalan yang telah kacau ntah apa sebabnya,  mobil-mobil terbalik dalam keadaan terbakar,  berapa orang tergeletak bersimbah darah,  Toko-toko hancur terbakar dengan Kaca-kaca yang pecah,  lubang-lubang parit dipenuhi mayat-mayat yang tewas mengenaskan..

Aku terus saja berlari mencari salma, menolehk kiri dan kanan berteriak memanggilnya....

Terkejut satu orang preman berlari menyerang ku hendak meninju,  aku bersiap,  menangkap pergelangan tangannya, memelintir kebelakang, menjedotkan kepalanya ke tiang listrik..

Lanjut berlari,

Seorang berambut catam pendek menyiapkan pisau hendak menusuk ku,  aku cepat menangkap pergelangan tangannya,  membalik arah tangannya hingga menancapkan pisau pada bahunya sendiri,  ku tendang pahanya hingga berlutut,  mencabut pisaunya,  menancapkan dimatanya hingga bola matanya pecah memuncratkan darah memenuhi jalan....

Lanjut berlari, 

Seseorang hendak menebas kepala ku dengan parang, dari arah atas kebawah.. Aku setengah berlutut mengambil posisi,  meninju kemaluannya dari bawah keatas beberapa kali dengan kuat hingga kemaluannya pecah Memuncratkan darah...  Aku segera berdiri merebut parangnya,  menebas lehernya hingga putus...

Aku lanjut berlari,  sampai akhirnya didepan minimarket yang telah hancur Kaca-kacanya...

Lirih kudengar suara salma...  "Jadi itu alasannya om menyelamatkan aku... "

Suara yang kukenal laki-laki kekar dengan jas putih rapi berumur empat tahun lebih tua dari ku duduk berlutut mencengkram dengan kukunya leher pria hingga pecah yang tergeletak di lantai mini market yang sepertinya adalah salah satu anak buahnya...
"Ya begitulah,  sebenarnya aku benci dengan semua ini, bejat bengis tak punya hati" Kuintip lelaki itu mencabut kepala korban dari lehernya...

"Sarah! " Tante dilla berseru berlari menghampiri ku..

"Tapi kenapa ga berhenti aja...? Dan Sebenarnya om ini siapa? "

"Demi teman-teman ku. aku bukan siapa-siapa ,  hanya orang yang mencintai dan diselimuti oleh kegelapan pandangan manusia... "

Tante dilla menghampiri ku,  ku tatap dia diam ketika mendengar suara lelaki itu tak sanggup menatap "indra... " Lirihnya..

Pandangan ku kembali pada pria itu tapi dia telah menghilang, tinggal salma sendiri berdiri termenung..

***

kabutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang