Kertas putih itu sudah penuh coretan. Beberapa sisinya tampak tanda garis-garis lipatan yang selalu saja ia coba untuk luruskan. Sisi lainnya berkerut sebab telah mengering bagian yang pernah basah.
Pun warnanya sudah tidak lagi putih. Kertas itu mulai menguning, namun belum cukup usia untuk dikatakan usang.
Seorang gadis kecil mengambil pena dan menelurkan kalimat-kalimat di atas kertas temuannya. Ia menyembunyikan kata-kata. Bahkan pada angin pun tak ia izinkan untuk sebentar melihat. Kepalanya menunduk, lengan kirinya yang kecil membentuk tembok pertahanan mengelilingi kertas, seolah-olah akan ada serangga terbang yang siap-siap menyusup. Ia tidak ingin siapa pun membaca tulisannya. Ia lupa, pena yang ia gunakan pun memiliki mata.
Kertas hasil temuan itu sudah dipenuhi tinta-tinta pena. Gadis kecil melipat kertas sembari memperhatikan kertas menguning di atas meja yang tidak memiliki bayangan meski cahaya menerobos masuk melalui celah-celah jendela yang terbuka.
Gadis kecil membuka genggaman tangan kanannya dan memandang begitu dalam kepada lipatan kertas yang hendak ia simpan di bagian terbawah tumpukan pakaian di dalam lemari.
"Aku tidak akan membawamu pergi dan menyembunyikanmu. Kamu butuh teman. Biar aku letakkan kamu di sini."
Semilir angin yang berembus dari celah jendela membuka lipatan kertas dengan sangat elok. Kertas menguning tidak lagi sendirian. Kini ia memiliki teman. Keduanya tidak akan ke mana-mana sebab memang tidak ingin ke mana-mana.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alegori
General FictionKumpulan Dongeng Sebelum Tidur __________ Cover Design : sacessahci Illustration: sacessahci