#13 . Suara Cahaya

351 40 2
                                    

Pada malam-malam yang panjang, berhari-hari dan berulang-ulang, ada suara-suara yang saling beradu dan saling berusaha membenarkan keadaan.

Keduanya duduk mengelilingi meja melingkar, meja tanpa ujung dan sudut-sudut pemberhentian.

Suara-suara yang nyaring terdengar di gelap malam tidak hanya berulang-ulang mengeluarkan bunyi yang sama, tetapi juga berputar-putar dan senang sekali berlari mengelilingi permukaan meja.

Ada dua mata yang selalu jadi pengamat. Mereka memperhatikan pola dan tingkah laku suara-suara yang tidak pernah lelah membingungkan si empunya tubuh.

Berlarian. Menampakkan diri. Bersembunyi. Berjalan pelan-pelan. Berdiri. Merebahkan diri.

Pada satu bagian waktu, titik terendah rasa lelah, kedua mata bernegosiasi meminta beberapa putaran jam untuk istirahat. Kelak mereka kembali terbuka, enyahlah suara-suara malam itu dan semoga yang tersisa di setiap cahaya adalah suara yang membuat si empunya tubuh tak lagi merasa takut pun cemas. Sebab semestinya cahaya dapat menjadi seutuhnya cahaya, menerangi seperti halnya matahari.

***

AlegoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang